Jepang memiliki banyak mainan tradisional yang telah menghibur anak-anak dari generasi ke generasi. Dalam era modern seperti ini, beberapa mainan tradisional ini masih sangat populer di kalangan generasi muda Jepang. Kebanyakan dari mereka memainkannya pada saat tahun baru.

Inilah 15 mainan tradisional Jepang:

1. Koma (Gasing)
Komabisa terbuat dari berbagai material/bahan dan terdiri dari beberapa tipe. Cara mainnya adalah dengan memutarkan gasing menggunakan tali. Beigoma, sejenis Koma, sangat popular di Jepang pada tahun 1920an, terbuat dari besi.



2. Ohajiki/B-dama
Ohajiki adalah permainan dengan menggunakan kelereng berbentuk pipih ((ohajiki) dengan diameter 1-1.5 cm. Peraturan dasar dari permainan ini adalah kita harus membidik dan menembak  ohajiki-ohajiki tersebut. Ohajiki yang berhasil ditembak, boleh diambil sang penembak. Permainan ini lebih sering dimainkan oleh anak perempuan.
 


3. Daruma Otoshi
Permainan ini menggunakan boneka Daruma yang terdiri dari 5 bagian, biasanya tiap bagian sewarna dengan warna pelangi (biru, merah, kuning, dan hijau). Dimainkan dengan menggunakan palu kecil yang akan memukul tiap bagian, mulai dari bawah ke atas. Selama permainan, selain bagian yang dipukul, bagian lainnya tidak boleh jatuh.

  

 
4. Otedama
Otedama biasa dimainkan oleh anak perempuan Jepang. Terdiri dari 5 kantung kecil yang berisi kacang-kacangan. Cara mainnya adalah dengan melempar dan menangkap kantung tersebut. Ada dua formasi dasar dari otedama, yaitu nagedama dan yosedama. Nagedama cara bermainnya adalah dengan melempar dan menangkap, seperti juggling. Yosedama lebih seperti bermain bekel, tetapi dengan menggunakan kantung kecil.



5. Menko
Menko merupakan permainan dengan menggunakan kartu bergambar, berbentuk lingkaran maupun persegi, dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Cara mainnya adalah setiap pemain berusaha membalikkan kartu lawan dengan cara menyerang atau melempar satu kartu ke kartu lainnya. Jika berhasil, kartu yang terbalik boleh diambil. Pemenangnya adalah pemain yang memiliki kartu paling banyak di akhir permainan.
 


6. Tako (Layangan)
Layangan di Jepang terdiri dari berbagai macam bentuk dan ukuran, serta sering dihiasi dengan gambar. Ada permainan perang layangan, dimana setiap pemain saling berusaha memutuskan benang layangan para lawannya.


 
7.Takeuma (Egrang)
Cara bermain Takeuma sama dengan bermain egrang di Indonesia. Pemain berjalan dengan menggunakan 2 buah tongkat panjang yang dipasangkan papan kecil ditiap tongkat sebagai pijakan. Semakin tinggi papan, maka akan semakin sulit untuk menyeibangkan badan,


 
8. Ayatori
Ayatori adalah permainan dengan menggunakan tali yang dibuat menjadi berbagai macam bentuk, biasanya dimainkan oleh anak perempuan
 


9. Kendama
Kendama, mainan ini terdiri dari ken (berbentuk semacam palu) dan Dama/Tama sebuah bola yang terhubung dengan Ken oleh tali. Dalam Kendama, ada 1.000 lebih teknik untuk memainkannya. Teknik paling dasar adalah melemparkan bola ke atas, kemudian menangkapnya dengan menggunakan Ken, baik ke bagian yang berbentuk mangkuk, ataupun ke bagian paling atas dari Ken).


 

10. Kamizumo
Cara bermain Kamizumo adalah taruh para pemain sumo buatan, biasanya terbuat dari kertas (2 pemain), kemudian letakkan di arena yang juga terbuat dari kertas. Pukul-pukul arena untuk menjatuhkan lawan. Pemenangnya adalah yang bertahan terakhir di arena Sumo.
 


11. Maritsuki
Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Mereka akan memantulkan temari (bola yang terbuat dari sutra berwarna-warni) sambil menyanyikan lagu-lagu indah.
 


12. Sugoroku
Sugoroku adalah permainan papan dari Jepang, dimana para pemain melemparkan dadu, kemudian menggerakkan bidak mereka sesuai dengan angka pada dadu. Ada 2 cara untuk memainkan Sugoroku. Pertama, Sugoroku dimainkan seperti permainan ular tangga. Kedua, dimainkan seperti permainan backgammon.
 


13. Hanetsuki
Hanetsuki sama seperti permainan badminton tanpa menggunakan net. Permainan ini menggunakan raket yang disebut hagoita, terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang, dan kok yang berwarna-warni. Sering dimainkan oleh para anak perempuan di tahun baru. Ada 2 cara bermain Hanetsuki. Pertama, bersaing memukul kok tinggi-tinggi selama mungkin. Kedua, saling memukul kok antara pemain satu dengan lainnya (seperti badminton). Pemain yang gagal memukul akan menerima hukuman, yaitu wajahnya akan dicoret dengan menggunakan tinta.


 
14. Fukuwarai
Permainan ini biasa dimainkan pada tahun baru. Pemain ditutup matanya, lalu dia harus menempelkan bagian-bagian muka (mata, hidung, mulut) ke sebuah papan bergambar muka.
 


15. Nawatobi
Nawatobi adalah permainan lompat tali di Jepang. Dua orang memegang ujung masing-masing tali dan memutar tali, kemudian pemain lain lompat ke dalam putaran tali tersebut. Dapat juga dimainkan sendirian.

 
Selain hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah, Jepang juga memiliki tradisi liburan tidak resmi.

  • Libur Golden Week
Golden Week adalah pekan di akhir bulan April dan awal bulan Mei yang secara kebetulan ada 4 hari libur resmi yang hampir berurutan (29 April, 3 Mei, 4 Mei, dan 5 Mei). Sebagian besar kantor-kantor memutuskan untuk meliburkan pegawainya selama periode Golden Week. Pada tahun 2005, sebagian perusahaan dan bisnis tutup selama 10 hari mulai tanggal 29 April sampai tanggal 9 Mei, karena 2 Mei dan 6 Mei adalah dua hari kerja yang terjepit di antara hari libur resmi dan libur akhir pekan.
  • Libur Obon
Libur Obon (盆休み Obon yasumi) adalah hari-hari libur tidak resmi sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus. Walaupun perayaan Obon tidak merupakan hari libur resmi, perusahaan dan pemilik usaha sering meliburkan diri selama beberapa hari (13-16 Agustus) atau hingga satu minggu. Libur Obon digunakan untuk berziarah ke makam dan berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman. Kantor pemerintah tetap buka seperti biasa, walaupun sebagian besar pegawai meminta cuti untuk merayakan Obon.
  • Libur Tahun Baru Jepang
Libur Tahun Baru Jepang (お正月 Oshogatsu yasumi) adalah kesempatan pulang ke kampung halaman dan berkumpul dengan sanak keluarga untuk merayakan hari Tahun Baru. Liburan tahun baru lamanya berbeda-beda tergantung pada kebijaksanaan masing-masing kantor. Kantor-kantor pemerintahan dan swasta biasanya tutup sejak menjelang akhir tahun (29 Desember atau 30 Desember) hingga beberapa hari sesudah Tahun Baru. Hari-hari Perayaan Tradisi Sebagai negara yang memelihara kelangsungan tradisi, ada hari-hari tertentu yang bukan merupakan hari libur, tetapi merupakan hari-hari khusus yang dirayakan secara luas di Jepang.

Tanggal Nama perayaan dalam Bahasa Indonesia Nama perayaan dalam Bahasa Jepang Keterangan dan tradisi yang terkait 3 Februari Hari Pergantian Musim 節分 (Setsubun) Dulunya orang Jepang selalu memperingati hari-hari yang menandai pergantian musim (setahun ada 4 kali Setsubun), tetapi sekarang yang diperingati hanyalah hari yang terjepit di antara akhir musim dingin dan awal musim semi.

Pada hari Setsubun ada tradisi melempar kacang kedelai untuk mengusir hantu (鬼 oni). Di kuil-kuil Shinto diadakan upacara melempar-lempar kacang kedelai yang juga dilakukan oleh bintang tamu orang-orang terkenal. Di rumah-rumah orang Jepang, kacang kedelai dilempar-lemparkan sambil mengucap mantera (Hantu ke luar, rezeki ayo ke dalam! (鬼は外、福は内! Oni wa soto, fuku wa uchi!). 3 Maret Hari Anak Perempuan ひなまつり (Hina Matsuri) Girl's Festival Hari untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan anak perempuan. Di rumah orang Jepang yang mempunyai anak perempuan usia sekolah, terdapat tradisi untuk memajang boneka pasangan pengantin (ひな人形 hina ningyo) dalam upacara pernikahan zaman Heian. 7 Juli Festival Tanabata 七夕まつり (Tanabata matsuri) Star Festival Konon festival ini berasal dari legenda kuno Tiongkok mengenai kisah cinta seorang penenun yang bernama Orihime and penggembala sapi yang bernama Hikoboshi. Pasangan yang sedang dilanda cinta ini hanya dapat bertemu setahun sekali di hari Tanabata, di saat tempat tinggal mereka di bintang Vega dan bintang Altair yang terpisahkan Galaksi Bima Sakti (天の川 Ama no gawa) letaknya menjadi sangat berdekatan.

Pada perayaan Tanabata, anak-anak sekolah dan pasangan yang sedang berpacaran menuliskan keinginan, harapan, dan cita-cita masa depan di atas Tanzaku (kertas persegi panjang). Tanzaku kemudian digantung di dahan-dahan pohon bambu bersama-sama dengan hiasan beraneka warna agar keinginan yang dituliskan menjadi terkabul. 15 Agustus Perayaan Obon お盆 (Obon) Kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman bagi orang Jepang. Kabarnya pada hari ini para arwah leluhur diberi izin untuk turun ke bumi mengunjungi sanak keluarga. 15 November Perayaan usia tujuh-lima-tiga tahun 七五三 (Shichi-Go-San) Perayaan untuk mendoakan kesehatan anak perempuan yang sudah genap berusia 7 dan 3 tahun, dan anak laki-laki yang sudah genap berusia 5 tahun. Tradisi ini merupakan kewajiban bagi para orang tua untuk membawa anak-anak yang sudah genap berusia 7, 5 atau 3 tahun ke kuil-kuil Shinto untuk didoakan.

Pada perayaan ini kita bisa melihat anak-anak yang sedang merayakan Shichi-go-san mengenakan pakaian kimono yang bagus-bagus. Para orang tua memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan anak-anak yang sudah berpakaian bagus dengan membuat foto keluarga di studio foto. Daftar pustaka
  • Rika nempyo (heisei 16-nen) Chronological Scientific Tables. Tokyo: Maruzen, 2003.
  • Heisei 18-nen Takashima reki. Tokyo: Takashima reki shuppan, 2005.
 
Sampai saat ini masih banyak kalender dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari mistik sampai sekarang ini masih dipercaya sebagai pedoman untuk memilih hari baik untuk melakukan upacara yang sifatnya resmi seperti resepsi pernikahan dan upacara pemakaman.

Pekan yang disebut rokuyō (六曜) terdiri dari 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu, tomobiki, sakimake, dan shakko.

Arti hari-hari mistik Jepang adalah sebagai berikut:

  • Sakigachi atau senshō (先勝)
Hari baik untuk acara penting, asalkan acara tersebut diadakan pada pagi hari dan sebaiknya tidak mengadakan acara penting sesudah tengah hari.

  • Butsumetsu (仏滅)
Hari sial untuk memulai sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka bisnis.

  • Tomobiki (友引)
Hari untuk tidak mengadakan pemakaman. Tomo (友) artinya teman, Biki (引) artinya menarik. Konon kalau mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang masih hidup untuk ikut pergi bersama-sama ke alam sana.

  • Dai an (大安)
Hari mujur untuk melakukan segala macam kegiatan. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan.

  • Sakimake atau senbu (先負)
Hari harus berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya penting.

  • Shakkō (赤口)
Hari sial. Pada hari ini sebaiknya tidak mengadakan acara yang sifatnya penting seperti pemakaman atau pernikahan.

Hari-hari Libur Resmi Tanggal Nama hari libur dalam Bahasa Indonesia Nama hari libur dalam Bahasa Jepang Keterangan dan tradisi yang terkait 1 Januari Tahun Baru 元日 (Ganjitsu) Di hari-hari awal tahun baru terdapat tradisi melakukan hatsumode (kunjungan pertama ke kuil). Senin minggu ke-2 bulan Januari Hari Kedewasaan 成人の日 (Seijin no hi) Coming of Age Day Upacara bernama Seijin shiki diadakan di seluruh Jepang untuk menyambut penduduk yang mencapai usia 20 tahun. 11 Februari Hari Pembentukan Negara 建 国記念日 (Kenkoku kinen no hi) National Foundation Day Hari untuk memperingati penobatan Kaisar Jepang yang pertama. 20 atau 21 Maret Hari Ekuinoks Musim Semi 春分の日 (Shunbun no hi) Vernal Equinox Day Hari untuk melakukan ziarah ke makam. 29 April Hari Shōwa 昭和の日 (Shōwa no hi) Hari libur untuk memperingati ulang tahun Kaisar Shōwa menurut keputusan Parlemen Jepang tertanggal 13 Mei 2005. 3 Mei Hari Peringatan Konstitusi 憲法記念日 (Kenpo kinenbi) Hari mulai berlakunya Konstitusi Jepang. 4 Mei Hari Hijau 緑の日 (Midori no hi) Greenery Day Hari libur untuk mencintai tumbuhan dan berterima kasih atas hasil alam. 5 Mei Hari Anak-anak 子どもの日 (Kodomo no hi) Hari kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, dan sering disebut Hari Anak Laki-laki. Senin minggu ke-3 bulan Juli Hari Laut 海の日 (Umi no hi) Hari berterima kasih pada lautan dan samudra. Senin minggu ke-3 bulan September Hari Penghormatan Orang Lanjut Usia 敬老の日 (Keirō no hi) Respect for the Aged Day Hari memperhatikan kesejahteraan orang lanjut usia. 23 September Hari Ekuinoks Musim Gugur 秋分の日 (Shūbun no hi) Autumnal Equinox Day Hari untuk melakukan ziarah ke makam. Senin minggu ke-2 bulan Oktober Hari Olahraga dan Kesehatan 体育の日 (Taiiku no hi) Hari libur untuk memperingati hari pembukaan Olimpiade Tokyo 1964. 3 November Hari Kebudayaan 文化の日 (Bunka no hi) Dulunya merupakan hari libur untuk memperingati hari ulang tahun Kaisar Meiji, tetapi kemudian dijadikan hari libur untuk mempromosikan kebudayaan Jepang. 23 November Hari Berterimakasih pada Pekerja/Buruh 勤労感謝の日 (Kinro kansha no hi) Labor Thanksgiving Day Hari libur untuk menghormati kaum buruh dan merayakan hasil produksi. 23 Desember Hari Ulang Tahun Kaisar 天皇誕生日 (Tennō tanjobi) Hari libur untuk merayakan ulang tahun Kaisar Jepang yang sekarang.
 
Tentunya makhluk gaib tidak hanya ada di jepang.Namun kali ini saya ingin membahas bahwa setan atau pun sejenisnya merajalela sesuai denga tradisi dan karakter dari negara masing masing.Bisa kita bandingkan bahwa penggambaran makhluk halus di indonesia umumnya berkarakter dengan gambaran asli pribumi indonesia dengan wajah seram eksotis indonesia dan berbagai khas yang terbentuk sendiri dari berbagai adat pemakamannya. Contoh pocong yang berbalut kain kafan,lalu kuntilanak yang berkarakter wanita sedang mengandung dengan rambut panjangnya dan ll,jika kita melihat penggambaran makhluk halus dari negeri eropa kit tidak menemukan penggambaran seperti penggambaran makhluk halus di indonesia contohnya saja Vampire mereka menggambarkan seperti laki laki eropa dengan kedua taring yang fungsinya menghisap darah langsung dari nadi di leher,lalu manusia serigala yang digambarkan transisi dari manusi ke binatang serigala yang mengalami perubahan setiap bulan purnama…bagaimana dengan setan atau makhluk halus jepang apakah akan menyesuaikan tradisi upacara kematian atau mungkin berkulit halusala asia???
Negara Jepang merupakan salah satu negara yang unik dan mempunyai latar belakang sejarah yang berpijak pada hal supranatural. Masyarakat Jepang meyakini adanya kekuatan batin manusia yang dapat memasuki dimensi lain yang penuh dengan kekuatan luar biasa. Dunia supranatural Jepang cara baik untuk menjelaskan yang tidak dapat dijelaskan dan sebuah cara untuk masuk lebih dalam lagi. Hal itu bisa dikatakan sebagai sebuah pencarian spiritual bagi para pencari hal mistik. Keajaiban ada di mana-mana dan kejadian ajaib yang supranatural mungkin sedang menunggu di sudut berikutnya.
Dalam pemikiran orang Jepang, ketika seseorang meninggal dunia rohnya akan meninggalkan kehidupan ini menuju ke dunia yang kekal, setelah mencapai tempat tujuan ini rohnya harus menghabiskan beberapa waktu di antara tingkat keberadaan dalam sebuah tempat yang tidak jelas dan tidak pasti. Di tempat inilah roh dapat menjadi hantu penasaran yang dapat menghantui atau mengganggu orang-orang yang masih memiliki hubungan yang kuat dengannya. Para roh tersebut terus menghantui orang-orang di dunia sampai ada seseorang atau sesuatu yang bisa membebaskan mereka untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju keabadian.
Konsep orang Jepang terhadap alam gaib adalah sebagai berikut :
a.Bagi orang Jepang, semua fenomena alam yang hidup (animate) maupun yang tidak hidup (inanimate) bahkan benda buatan manusia sekalipun mempunyai potensi untuk menjadi hidup jika dimasuki oleh roh gaib.
b.Tenaga gaib khusus atau fungsi dari roh atau dewa dapat mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan sifat dari wadah tempat bersemayamnya. Bukti dari disosiasi antara dewa dengan tempat persemayamannya itu, terletak pada adanya keyakinan bahwa suatu dewa dengan fungsi tertentu dapat saja mempunyai beberapa tempat persemayaman dan fungsi berbeda.

created by”donna Herlina” dalam Keikashirira`s Blog
 
Bacapost Blogspot - 9 Setan Jepang Yang Cukup Terkenal. Awalnya saya penasaran dengan post ini, akhirnya menjadi tambah penasaran. Yang membuat penasaran lagi adalah bagaimana asal muasal setan-setan yang ada di Indonesia? mungkin lain waktu saya akan menemukan posting itu. Jadi, inilah 9 setan Jepang yang disebut-sebut terkenal itu :

Setan Jepang OnryouYang disebut Onryou adalah hantu yang menaruh dendam kepada orang lain pada semasa hidupnya dan biasanya setelah meninggal ia akan gentayangan untuk membalas dendam kepada orang-orang tersebut. Penampakan hantu jepang ini biasanya digambarkan sebagai berikut :
1.Rambut panjang terurai.
2.Memakai kimono putih.
3.Pergelangan tangan menjuntai ke bawah.
4.Biasanya kaki tak tampak menjejak tanah.

Setan Jepang UbumeUbume adalah sosok hantu jepang berupa wanita yang meninggal ketika mengandung (lalu melahirkan dalam kubur) sehingga meninggalkan anak yang masih bayi dan hantu tersebut selalu kembali untuk merawat anaknya dengan membawa gula-gula. Apabila di Indonesia hantu ini sejenis dengan Kuntilanak atau Sundel Bolong. Penampakan hantu jepang bernama Ubume hampir sama dengan penampakan Onryou, hanya kisah asal muasalnya saja yang berbeda.

Setan Jepang Funa Yuurei  Funa Yuurei adalah hantu jepang yang berasal dari manusia yang tewas di tengah lautan. Hantu jepang jenis ini biasanya menampakkan diri pada penumpang kapal dan berpura-pura meminta bantuan kepada para penumpang, setelah itu mereka akan membalikkan kapal tersebut sehingga semua penumpang meninggal.

Setan Jepang Zashiki WarashiZashiki Warashi adalah hantu jepang yang berwujud anak-anak yang seringkali nakal daripada membahayakan. Hantu jepang ini bisa juga disebut Zashiki-bokko. Zashiki bisa diartikan sebagai penutup lantai rumah atau tatami sedangkan Warashi adalah hantu anak-anak. Penampakan hantu jepang Zashiki Warashi adalah seperti anak kecil yang berusia sekitar 5 atau 6 tahun. Berambut cepak dan berwajah merah. Apabila di Indonesia hantu  ini disebut tuyul. Biasanya hantu jepang ini berkeliaran di sekitar rumah dan mencari perhatian dengan bermacam cara, seperti meninggalkan jejak kaki di lantai, atau tiba-tiba duduk di atas futon. Hantu jepang ini paling senang menampakkan diri pada anak kecil. Mungkin karena usia mereka sebaya.

Rokurokubi (Setan Jepang Leher Panjang)Rokurokubi adalah manusia yang mendapat hukuman karena melanggar pantangan dalam ajaran Buddha. Pada siang hari hantu jepang ini nampak seperti layaknya manusia biasa, mereka bisa membaur dengan masyarakat, bahkan ada yang mempunyai suami. Tapi waktu malam hari, leher mereka memanjang dan wajahnya dapat berubah jadi menyeramkan. Hantu jepang ini dikatakan gemar menakuti orang, biasanya mereka menampakkan diri dihadapan pemabuk atau orang yang sedang tidur. Konon Rokurokubi juga menghisap darah.

Setan Jepang NukekubiNukekubi, dalam bahasa China artinya leher yang bisa dilepas, hampir sama dengan hantu Jepang rokurokubi, pada siang hari bisa menjadi manusia biasa dan membaur dengan masyarakat, namun pada malam hari  kepala nekukebi bisa terpisah dari badannya.  Setelah terpisah dari tubuhnya, kepala hantu jepang ini bisa terbang untuk mencari manusia. Kepala yang terpisah ini akan menjerit dan menggigit korbannya. Dalam keadaan terpisah, tubuh hantu jepang nukekubi ini menjadi benda mati. Dalam beberapa legenda, jika kepala hantu jepang ini tak bisa menemukan badannyanya sampai matahari terbit, maka nukekubi itu akan mati. Cara untuk membedakan Nukekubi dengan orang biasa adalah adanya garis merah di leher, yang mana merupakan tempat terpisahnya kepala dengan badan (di Indonesia sangat mirip dengan Leak)

Setan Jepang KasabakeKasabake adalah hantu jepang yang berwujud payung dengan mata satu dan lidah terjulur. Penopangnya adalah satu kaki (gagang payung) yang memakai sandal kayu. Hantu jepang ini suka berterbangan saat hujan turun. Konon Kasabake suka bermain dengan anak kecil.

Setan Jepang Yuki-OnnaAlih2 tergolong hantu jepang, Yuki-Onna lebih tepat disebut sebagai siluman wanita salju. Hantu jepang ini berwujuda wanita cantik bergaun perak yang membunuh pemuda-pemuda yang tertarik padanya. Yuki-Onna dalam legenda Jepang akhirnya mencair oleh kehangatan hati seorang pemuda bernama Mokhisi.

Setan Jepang Mulut Robek (Kuchisake-Onna)Hantu Jepang ini digambarkan sebagai wanita cantik yang menutup mulutnya dengan kipas. Kuchisake akan bertanya apakah wajahnya cantik? Jika seseorang menjawab iya, maka ia akan membuka kipasnya dan bertanya lagi, saat itulah seseorang akan ketakutan dan Hantu Jepang ini pun akan membunuh korbannya dengan benda tajam. Cara untuk lolos dari hantu jepang ini adalah dengan menjawab “Iya” atau menjawab “begitulah”.

Source : Hantu-hantu Jepang Yang Cukup Terkenal! Untuk gambar setan-setan Jepang yang terkenal di atas, silahkan cari di Google. Title: 9 Setan Jepang Yang Cukup Terkenal Link: http://bacapost.blogspot.com/2012/03/9-setan-jepang-yang-cukup-terkenal.html 
 
Soba (蕎麦 atau そば?) adalah salah satu jenis mi Jepang yang dibuat dari tepung gandum kuda. Dalam bahasa Jepang, tumbuhan serealia gandum kuda juga disebut "soba". Selain itu, istilah "soba" juga bisa berarti mi telur asal Tiongkok yang dimasak menjadi yakisoba atau ramen.

Orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba di malam tahun baru. Soba yang dimakan di malam tahun baru disebut toshikoshi-soba (soba melewatkan tahun). Selain itu juga terdapat tradisi memakan soba sewaktu baru pindah rumah. Soba yang dimakan untuk merayakan tempat tinggal yang baru disebut hikkoshi-soba (soba pindahan).
Cara pembuatan Secara tradisional, soba dibuat dari tepung gandum kuda yang digiling dengan tangan menggunakan penggilingan dari batu bundar yang dapat diputar. Tepung yang keluar dari celah batu penggilingan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam wadah lebar dari kayu untuk mengulen. Tepung dicampur air dan diulen hingga berbentuk adonan yang bisa dilebarkan. Adonan lalu dipindahkan ke atas meja kayu yang sudah ditaburi tepung, dan dilebarkan dengan bantuan batang penggilas dan batang penggulung dari kayu. Bila sudah cukup tipis, lembaran adonan dipindahkan ke atas talenan untuk dipotong-potong dengan pisau khusus. Lebar soba yang dihasilkan harus seragam (sekitar 1-2 mm), sehingga penggaris kayu (komaita) digunakan untuk mengukur lebar mi. Setelah selesai dipotong-potong, soba direbus dan siap dihidangkan.

Pembuatan soba cara tradisional perlu banyak latihan dan pengalaman. Langkah-langkah pembuatan harus diikuti dengan cermat, karena rasa soba bisa berbeda bergantung keterampilan orang yang membuat. Bahkan tidak jarang ditemui orang yang selalu berusaha menyempurnakan keterampilan membuat soba dan menjadikannya sebagai hobi.

Sewaktu menggiling biji gandum kuda, tepung pertama yang keluar dari celah batu penggilingan disebut ichiban-ko. Tepung kualitas tinggi yang keluar sesudahnya disebut sarashina-ko (tepung sarashina), berbau harum dan berwarna agak putih. Sisa penggilingan tepung berupa kulit soba digunakan sebagai pengisi bantal khas Jepang.

Mi soba yang menggunakan tepung gandum kuda 100% disebut kisoba atau inaka soba. Soba jenis ini mudah hancur sewaktu direbus sehingga sering ditambahkan tepung terigu atau parutan sejenis umbi (yamaimo) sewaktu membuat adonan.

Cara makan Setelah direbus, soba dicuci dengan air dan didinginkan lebih dulu sebelum dihidangkan. Soba dimakan setelah dicelup ke dalam kuah yang disebut tsuyu. Soba yang disajikan dingin seperti ini disebut morisoba atau zarusoba. Selain itu, soba juga dimakan panas-panas sebagai soba kuah yang disebut kakesoba (susoba).

Sewaktu dimakan, soba boleh diseruput hingga mengeluarkan suara. Cara makan seperti ini justru dianjurkan, karena merupakan pujian kepada juru masak bahwa makanan yang dimasaknya enak. Sewaktu memakan morisoba (zarusoba), saus tidak boleh dituangkan ke atas mi agar nampan atau meja yang ada di bawahnya tidak basah.

Definisi Sesuai standar JAS, soba adalah mi dengan kandungan tepung soba (gandum kuda) di atas 30%. Selain itu, di pasaran bisa ditemukan nihachi-soba yang memiliki kandungan 80% tepung terigu dan 20% tepung gandum kuda.

Istilah "soba" juga digunakan untuk mi dari tepung terigu yang digunakan untuk ramen dan yakisoba. Masakan soba Okinawa seperti sōki juga menggunakan mi dari tepung terigu 100%.

Sejarah Sobagaki Pembuatan mi dari tepung gandum kuda baru dimulai sejak abad ke-16 atau abad ke-17. Sebelumnya, tepung gandum kuda hanya dinikmati sebagai sobagaki, tepung diencerkan dengan air panas dan dibentuk seadanya.

Di zaman dulu, mi dari tepung gandum kuda disebut sobakiri. Catatan tertua tentang tepung gandum kuda yang dibuat mi (sobakiri) tertulis dalam buku catatan kuil Jōshō-ji, desa Ōkuwa, Prefektur Nagano. Sewaktu kuil selesai dipugar tahun 1574, "sobakiri" termasuk ke dalam daftar barang sumbangan yang diterima untuk penyelenggaraan selamatan.

Soba-ya (蕎麦屋 penjual soba?) adalah sebutan untuk rumah makan yang khusus menyajikan soba, tapi sekaligus bisa juga menyajikan udon. Soba yang harganya murah sangat digemari penduduk Edo. Soba-ya mulai dikenal sejak pertengahan zaman Edo, karena pedagang kaki lima banyak yang membuka warung soba setelah dilarang berdagang secara kakilima. Pada tahun 1686, Keshogunan Edo melarang pedagang kakilima seperti pedagang soba dan udon berkeliling membawa kompor.

Di berbagai stasiun kereta api di Jepang sekarang bisa ditemui warung tachigui-soba sebagai penerus tradisi soba kakilima. Warung-warung seperti ini mengharuskan orang makan berdiri karena tidak menyediakan kursi untuk duduk.

Sebagian besar penjual soba juga mempunyai layanan pesan antar yang sudah dikenal sejak zaman Edo. Di zaman dulu, pengantar soba mengantarkan pesanan dengan berjalan kaki atau kalau perlu sambil berlari. Soba dibawa di dalam kotak kayu yang disebut Okamochi, dan pembayaran dilakukan kemudian sewaktu mengambil piring atau mangkuk yang sudah kosong.

Seusai Perang Dunia II, pengantar soba mulai menggunakan sepeda atau sepeda motor. Tumpukan kotak soba yang ada di pundak dipegangi dengan sebelah tangan, sementara tangan yang sebelah lagi memegangi stang. Setelah diciptakannya "nampan stabil" yang dipasang di atas boncengan sepeda atau sepeda motor, tumpukan piring soba tidak lagi terjatuh, dan mangkuk berkuah tidak lagi tumpah sewaktu pengemudinya berbelok.

Jenis soba
  • Soba segar:
Setelah dipotong-potong, soba ditaburi tepung agar tidak lengket dan dimasukkan ke dalam kantong plastik
  • Soba kering
Soba segar yang dikeringkan dengan udara panas, dijual dalam kantong plastik
  • Soba rebus
Soba dalam kemasan siap saji, satu set dengan saus, daun bawang, dan juga sering disertai tempura atau aburage.
  • Soba instan
Soba dikeringkan dengan udara panas atau digoreng, sebelum dimakan tinggal diseduh dengan air panas
  • Soba beku
Soba segar yang dibekukan dan dijual sebagai makanan beku di pasar swalayan besar. Cara penyajian Penyajian dingin Setelah direbus, soba dihidangkan di atas seiro atau zaru (piring persegi dari anyaman bambu atau kayu). Soba dimakan dengan cara mencelupnya dulu ke dalam saus yang disebut soba tsuyu. Cara makan seperti ini disebut Tsukémén (mi celup) dan parutan wasabi, lobak, atau jahe sering ditambahkan ke dalam saus sebagai penyedap. Di daerah Kansai, saus sering ditambah dengan kocokan telur burung puyuh atau telur ayam mentah. Air rebusan soba (soba-yu) yang berwarna keruh sering dihidangkan untuk diminum seperti sup.

Perbedaan morisoba dan zarusoba terletak pada pemanis yang digunakan untuk saus. Di zaman Edo, gula merupakan barang langka sehingga perlu dilakukan pembedaan antara soba dengan saus bercampur gula dan soba memakai saus bercampur mirin. Zarusoba adalah soba yang dicelup ke dalam saus yang menggunakan gula sebagai pemanis, sedangkan Morisoba menggunakan saus bercampur mirin. Di zaman sekarang, gula tidak lagi merupakan barang langka sehingga morisoba dan zarusoba adalah dua nama berbeda untuk makanan yang sama.

  • Morisoba (盛り蕎麦?)
Soba dingin yang dihidangkan di atas piring dari anyaman bambu, sebelum dimakan dicelup dulu di dalam saus
  • Zarusoba (ざる蕎麦?)
Cara penyajian mirip Morisoba tapi kadang-kadang ditaburi nori yang dipotong kecil-kecil.
  • Tentsuke-soba (天付け蕎麦?)
Soba dingin yang dihidangkan bersama tempura di piring terpisah.
  • Kamo-seiro (鴨せいろ?)
Morisoba yang dihidangkan bersama saus berisi potongan daging bebek. Penyajian hangat Sansai soba dengan berbagai sayuran Soba rebus disajikan di dalam mangkuk setelah diberi kuah panas.

  • Kakesoba (Susoba)
Soba kuah di dalam mangkuk besar (donburi). Daun bawang, bubuk cabai (hichimi-tōgarashi), atau potongan kecil kulit jeruk sering ditambahkan sebagai penyedap.
  • Tsukesoba
Setelah direbus, soba disajikan di atas tampah kecil (zaru). Soba dimakan setelah dicelup ke dalam kuah hangat yang disebut nuki, dan sering disertai lauk daging bebek.
  • Kitsune-soba
Soba kuah dengan lauk
aburage yang dimasak dengan gula
  • Tanuki-soba
Soba kuah yang di atasnya diberi taburan tenkasu. Kata "tanuki" dalam tanuki-soba bukan berarti anjing rakun (Tanuki), tapi konon berasal dari kata "tane-nuki" (tanpa lauk). Tanuki-soba hanya dikenal di daerah Kanto, sedangkan makanan yang sama di daerah Kansai disebut haikara-soba (high-color soba).
  • Tempura soba
Soba kuah dengan tambahan tempura di atasnya. Di sejak pertengahan zaman Edo sudah dikenal soba kuah dengan tempura udang yang besar dan kakiage bercampur daging kerang.
  • Tsukimi soba
Soba kuah dengan tambahan telur mentah, disebut "tsukimi" (bulan purnama) karena merah telur terlihat seperti bulan purnama.
  • Tororo soba (Yamakake soba)
Soba kuah dengan tambahan campuran putih telur dan parutan umbi yamaimo. Di atasnya sering ditambahkan kuning telur mentah sebagai hiasan.
  • Kare namban
Soba kuah kari dengan kuah yang dibuat dari dashi yang ditambah bubuk kari dan dikentalkan dengan tepung.
  • Tori namban
Soba kuah dengan lauk daging ayam dan daun bawang.
  • Kamo namban
Soba kuah dengan lauk daging bebek
  • Niku soba
Soba kuah dengan lauk daging sapi atau daging babi
  • Nameko soba
Soba dengan kuah berisi jamur Nameko (Pholiota nameko) atau berbagai jenis jamur lain.
  • Sansai soba
Soba kuah berisi sayur-sayuran liar dari gunung
  • Okame-soba
Soba kuah dimeriahkan berbagai macam lauk yang disusun meriah seperti Okame (perempuan dengan rias wajah komikal).
  • Hanamaki-soba
Soba kuah dengan nori di atasnya.
 
Sejarah Etimologi Usulan gaya barat menu di Seiyo Ryori Shinan (1872) merekomendasikan hidangan daging dingin untuk sarapan, yakiniku untuk makan siang dan daging direbus atau hidangan yakiniku bersama dengan hidangan daging panggang untuk makan malam. Jingisukan. Daging untuk yakiniku. Setelah resmi yang dilarang selama bertahun-tahun, daging sapi makan disahkan pada tahun 1871 setelah Restorasi Meiji [15] sebagai bagian dari upaya untuk memperkenalkan budaya barat ke negara tersebut. [16] Para Kaisar Meiji menjadi bagian dari kampanye untuk mempromosikan konsumsi daging sapi, publik makan daging sapi pada 24 Januari 1873. [17] [18] Steak dan daging panggang yang diterjemahkan sebagai yakiniku (焼肉) dan iriniku (焙肉), masing-masing, seperti yang diusulkan gaya barat menu di Seiyo Ryori Shinan diterbitkan pada tahun 1872, [ 19] meskipun ini penggunaan kata mantan akhirnya digantikan oleh sutēki kata pinjaman.

Jingisukan ( ja:ジンギスカン , transliterasi Jepang Jenghis Khan ), adalah gaya memanggang daging kambing, yang juga disebut sebagai jenis yakiniku. Hidangan ini disusun di Hokkaido, di mana telah sejak menjadi hidangan kerah biru populer, namun baru-baru mendapatkan popularitas secara nasional. Para Jingisukan namanya diduga ditemukan oleh Sapporo kelahiran Tokuzo Komai, yang terinspirasi oleh hidangan daging kambing panggang di Manchuria . Penyebutan tertulis pertama dari hidangan dengan nama ini adalah pada tahun 1931. [20] [21]

Asal Gaya Jepang umum Yakiniku, menggambar pengaruh dari masakan Korea seperti bulgogi dan Galbi , menjadi tersebar luas di Jepang selama abad 20, terutama setelah Perang Dunia Kedua . Restoran yang menyajikan hidangan ini baik diiklankan diri mereka sebagai horumonyaki (ja:ホルモン焼き, sisa-grill) atau hanya Joseon (Korea) Masakan (朝鲜 dipilih ryori ? ). Pembagian Semenanjung Korea menyebabkan perbedaan pendapat di pertengahan 1960-an dalam penamaan "makanan Korea", dengan pro-Selatan usaha mengubah tanda-tanda mereka untuk "kankoku ryori (韩国料理 ? ) "(dinamai Republik Korea ) daripada mempertahankan dipilih panjang ( Joseon ), nama, tua Korea tak terbagi yang saat itu telah dialokasikan oleh pihak Utara. [11]

Berventilasi sistem barbeque, diperkenalkan oleh Shinpo Co, Ltd di Maret 1980, [22] cepat menyebar ke seluruh Jepang karena memungkinkan pengunjung untuk makan Yakiniku di lingkungan bebas asap dan dengan demikian sangat diperpanjang klien tersebut.

Popularitas yakiniku diberikan dorongan lebih lanjut pada tahun 1991 ketika pelonggaran pembatasan impor daging sapi menyebabkan penurunan dalam harga daging sapi. [23] Namun industri ini ditangani pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2001 dengan terjadinya BSE (penyakit sapi gila ) di Jepang.

bahan Khas Ogatan , briket arang Jepang yang terbuat dari serbuk gergaji. Shichirin , Jepang panggangan barbeque . Bahan yang umum termasuk:

  • Daging sapi
    • Rosu - pinggang dan chuck irisan
    • Karubi atau baraniku - tulang rusuk pendek. Dari kata Korea " Galbi ". Di Jepang biasanya disajikan tanpa tulang, kecuali ditentukan sebagai mengasah-tsuki-karubi.
    • Harami - daging lunak di sekitar diafragma .
    • Tan - daging sapi lidah . Dari "lidah" ​​kata Inggris. Sering disajikan dengan mengunyah bawang garam, Welsh dan jus lemon ..
    • Misuji - tender daging sekitar bahu.
  • Daging babi
    • Butabara - perut babi.
    • P-toro / Tontoro - daging lemak di sekitar pipi dan neck.From kata "Pork toro ".
  • Horumon atau motsu - Jeroan.
    • Reba - daging sapi hati . Dari kata Jerman " Leber ".
    • Tetchan - usus . Dari kata Cina "大肠" (da chang). Hanya dapat disebut sebagai horumon.
    • Hatsu - jantung . Dari "hati" kata Inggris.
    • Kobukuro - rahim Pork. Dinikmati untuk tekstur liat nya.
    • Teru - Dari "ekor" kata Inggris. Slice ekor sapi dipotong melintang, tulang terpasang.
    • Mino / Hachinosu - daging sapi babat
    • Gatsu - stomach.From Pork kata "usus" Bahasa Inggris
  • Ayam
  • Makanan Laut - cumi, kerang, udang.
  • Sayuran - paprika, wortel, shiitake jamur dan lainnya, bawang, kubis, terong, tauge , bawang putih, dan kabocha labu yang umum
Hari Yakiniku Pada tahun 1993, All Japan Yakiniku Association memproklamirkan 29 Agustus sebagai resmi "Hari Yakiniku" (yakiniku no hi).

 
Yakiniku (焼き肉atau焼肉), yang berarti " panggang daging ", adalah Jepang istilah yang, dalam arti luas, mengacu pada hidangan daging panggang. Hal ini berasal dari akar Korea. [1] [2] [3] [4] [5] [6] Hari ini, umumnya mengacu pada Jepang gaya memasak seukuran gigitan daging (biasanya daging sapi dan jeroan ) dan sayuran pada gridirons atau griddles atas api dari arang kayu dikarbonisasi dengan distilasi kering (sumibi,炭火) atau gas / panggangan listrik. Di Amerika Utara, Cina daratan dan Taiwan, Yakiniku juga disebut sebagai "barbekyu Jepang" [7] sementara di Jepang asal telah menjadi subyek perdebatan, meskipun secara konvensional dianggap masakan Korea . Pada tahun 2002 NHK Program NHK Ningen Kouza (NHK人间讲座, secara harfiah kuliah Kemanusiaan NHK) menyatakan: ". Sementara beberapa cenderung berpikir bahwa yakiniku berasal dari Korea, lahir di pasca perang Jepang" [8] Namun ada yang mengatakan bahwa sementara yakiniku mungkin harus berawal di Jepang, mereka percaya hal itu pertama kali dibuat oleh Zainichi Korea dan karena itu harus dipertimbangkan masakan Korea. [9]

Yakiniku adalah varian dari bulgogi yang telah dimodifikasi oleh Korea Zainichi untuk menarik selera Jepang. [10] Gaya ini dari restoran yakiniku juga berasal dari restoran Korea di Osaka dan Tokyo yang dibuka sekitar 1945. [11] Dalam yakiniku restoran, jenis pesanan pengunjung beberapa bahan baku yang disiapkan (baik secara individu maupun sebagai satu set) yang dibawa ke meja. Bahan-bahan yang dimasak oleh pengunjung pada panggangan dibangun ke meja sepanjang durasi makan, beberapa bagian pada suatu waktu. Bahan-bahan tersebut kemudian dicelupkan ke dalam saus dikenal sebagai tara sebelum dimakan. Saus yang paling umum dibuat dari kecap Jepang dicampur dengan kepentingan , mirin , gula, bawang putih, jus buah dan wijen. [12] Bawang putih -dan- bawang merah atau miso berbasis dips kadang-kadang digunakan. Berbagai jenis lauk Korea seperti Kimchi , nameul , bibimbap juga disajikan bersama. [13] [14]

 
Tempura (天ぷら tenpura?) adalah makanan Jepang berupa makanan laut, sayur-sayuran, atau tanaman liar yang dicelup ke dalam adonan berupa tepung terigu dan kuning telur yang diencerkan dengan air bersuhu dingin lalu digoreng dengan minyak goreng yang banyak hingga berwarna kuning muda.

Tempura juga berarti cara menggoreng yang berbeda dengan furai (istilah bahasa Jepang untuk deep fry). Bahan makanan yang digoreng secara tempura dicelup ke dalam adonan tempura, sedangkan bahan makanan yang digoreng secara deep fry dibungkus secara berurutan dengan tepung terigu, kocokan telur, dan tepung panir.

Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng tempura sebaiknya minyak goreng yang bersih dan belum digunakan untuk menggoreng bahan makanan lain. Di restoran kelas atas yang menyediakan menu tempura, campuran minyak wijen yang harganya mahal dan minyak biji kapas sering dipakai untuk menggoreng tempura. Minyak bunga Camellia yang digunakan pegulat Sumo sebagai minyak rambut juga digunakan di beberapa restoran mahal untuk menggoreng tempura.

Minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng tempura sering disebut minyak tempura (天ぷら油 tempura abura?) yang merupakan sebutan untuk berbagai jenis minyak goreng seperti minyak canola, minyak selada, dan minyak bunga matahari.


Adonan tempura Wajan untuk tempura Dalam bahasa Jepang, adonan tempura disebut koromo (衣?, baju) karena seperti "baju" yang membungkus bahan makanan. Adonan tempura dibuat dari campuran tepung terigu berprotein rendah yang sudah didinginkan lebih dulu, telur ayam yang dikocok lepas, dan air dingin (air es). Semua bahan diaduk secara asal saja dengan sumpit sehingga masih tersisa gumpalan-gumpalan tepung. Tepung terigu yang diaduk-aduk sampai bercampur rata justru membuat adonan keras dan hasil gorengan tidak bagus.

Tempura yang dibuat di rumah biasanya menggunakan tepung tempura yang sudah merupakan campuran tepung terigu dan bubuk telur. Tepung tempura mengandung bahan-bahan kimia seperti soda kue dan bahan pengembang (baking powder) agar hasil gorengan menjadi garing dan tidak keras.

Semua jenis bahan makanan bisa dijadikan tempura. Pada umumnya suhu minyak sewaktu menggoreng adalah sekitar 160℃ sampai 170℃ dengan waktu menggoreng yang singkat. Suhu yang agak rendah digunakan sewaktu menggoreng sayur-sayuran dan makanan laut seperti kerang yang mudah menjadi keras terkena suhu tinggi. Suhu tinggi digunakan untuk menggoreng udang, cumi-cumi, dan ikan sampai adonan tempura berubah warna.

Irisan daging ayam, berbagai jenis daun dari tanaman liar yang dapat dimakan, dan dan bahan makanan produksi pabrik seperti chikuwa juga sering dijadikan tempura. Irisan tipis daging babi yang digoreng secara tempura disebut Tonpura.

Penyajian Tendon (Tempura Donburi) Tempura Udon Tempura biasanya dinikmati dengan saus yang disebut Tentsuyu yang ditambah parutan lobak atau parutan jahe sebagai penyedap. Tentsuyu dibuat dari campuran katsuobushi, air, mirin dan kecap asin yang dimasak sampai mendidih untuk menguapkan alkohol lalu disaring. Tempura juga sering dinikmati bersama air perasan jeruk, garam dapur, atau campuran garam dapur dengan salah satu bahan sebagai berikut: macha (bubuk teh hijau), bubuk kari, bubuk kulit jeruk Yuzu, atau merica sichuan. Di beberapa daerah di Jepang, tempura juga dimakan bersama kecap asin atau kecap Inggris (Worcester sauce).

Tempura sering digunakan sebagai lauk yang diletakkan di atas makanan jenis lain. Tempura Donburi (dikenal juga sebagai Tendon) adalah nasi putih di dalam mangkok yang di atasnya diletakkan tempura lalu disiram saus kental yang disebut tare yang merupakan campuran kecap asin, gula, dan mirin. Masakan Jepang seperti udon dan soba yang di atasnya diletakkan tempura disebut Tempura Udon dan Tempura Soba.

Kakiage adalah salah satu jenis tempura yang merupakan campuran berbagai jenis sayur seperti bawang bombay, daun mitsuba (Cryptotaenia japonica), dan wortel yang digoreng bersama potongan udang atau udang berukuran kecil. Tempura Chazuke (Tencha) adalah sebutan untuk makanan Jepang berupa nasi putih yang diatasnya diletakkan Kakiage, diberi sedikit wasabi kemudian disiram dashi dan air teh hijau.

Sejarah Tempura bukan makanan asli Jepang. Menurut catatan yang bisa dipercaya, cara menggoreng dengan mencelup makanan dengan adonan tepung diperkenalkan oleh misionaris Katolik dari Portugis pada abad ke-16. Ada pendapat yang mengatakan kata "Tempura" berasal dari tradisi misionaris Portugis memakan makanan laut pada masa Pra-Paskah yang dalam bahasa Latin disebut ad tempora cuaresmae. Penjelasan lain mengatakan kata "Tempura" berasal dari bahasa Portugis temporas (masa suci), tempero (bumbu dapur), templo (kuil), atau tempora yang berasal dari bahasa Spanyol atau bahasa Italia.

Pada zaman Edo, tempura merupakan makanan rakyat yang dijual di kaki lima dengan harga terjangkau. Tempura yang digoreng dengan minyak goreng yang harganya mahal seperti minyak wijen dan minyak biji kapas kemudian menjadi menu yang disajikan restoran mahal di Tokyo dan Kyoto.

Pada awalnya, tempura adalah sebutan untuk masakan daerah Kyushu dan Okinawa yang digoreng dengan minyak goreng yang didatangkan dari luar Jepang. Sejak zaman dulu sebenarnya di Jepang sudah dikenal gorengan dari adonan ikan yang dilumatkan bercampur tepung yang disebut Satsuma-age. Tempura berupa gorengan makanan laut dan sayur-sayuran seperti yang dikenal sekarang ini baru dimulai sejak zaman Edo.

Tempura yang hanya terdiri dari sayur-sayuran disebut Shojin-age. Pada zaman Edo dikenal 2 jenis tempura berdasarkan bagian telur yang dipakai untuk adonan tepung, yaitu Kinpura (kuning telur saja) dan Ginpura (putih telur saja). Sebagian kecil penjual tempura yang kuat memegang tradisi masih mempertahankan kedua jenis tempura ini.

Masakan Tionghoa juga mengenal sejenis tempura yang ditulis menggunakan aksara Tionghoa 軟炸 di depan nama bahan makanan, misalnya 軟炸蝦仁 untuk tempura udang.

Variasi tempura
  • Es krim tempura (es krim yang digoreng dengan adonan tempura)
  • Umeboshi tempura (Umeboshi tanpa biji yang digoreng dengan adonan tempura)
  • Momiji Tempura (kue kering berupa daun maple yang digoreng adonan tepung bercampur wijen dan gula, merupakan oleh-oleh dari air terjun Mino yang terdapat di kota Mino, Prefektur Osaka).
Serbaneka
  • Shogun Tokugawa Ieyasu yang penggemar berat makan tempura dikabarkan meninggal akibat terlalu banyak makan tempura, walaupun ada penjelasan lain yang mengatakan sebab kematian adalah sakit perut akibat makan tempura ikan kakap.
  • Dalam bahasa Jepang, kata Tempura juga mempunyai banyak arti negatif, seperti Tempura Gakusei (pelajar berseragam tapi berkelakuan tidak seperti anak sekolah) dan Tempura Hosō (jalan yang diaspal secara tambal sulam).

 
Sushi (鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司?) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.[1] Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.

Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi (酸し?). Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji 鮓 merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi (麹 koji?) atau ampas sake (糟 kasu?). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama).


Sejarah Konon kebiasaan mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara. Istilah sushi berasal dari bentuk tata bahasa kuno yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain; secara harfiah, "sushi" berarti "itu (berasa) masam",[2] suatu gambaran mengenai proses fermentasi dalam sejarah akar katanya. Dasar ilmiah di balik proses fermentasi ikan yang dikemas di dalam nasi ialah bahwa cuka yang dihasilkan dari fermentasi nasi menguraikan asam amino dari daging ikan. Hasilnya ialah salah satu dari lima rasa dasar, yang disebut umami dalam bahasa Jepang.[3]

Lukisan sushi oleh Ichiyusai Hiroshige dari Zaman Edo. Nigirizushi dikenal di Jepang sejak zaman Edo. Sebelum zaman Edo, sebagian besar sushi yang dikenal di Jepang adalah jenis oshizushi (sushi yang dibentuk dengan cara ditekan-tekan di dalam wadah kayu persegi).[4] Pada zaman dulu, orang Jepang mungkin kuat makan karena sushi selalu dihidangkan dalam porsi besar. Sushi sebanyak 1 kan (1 porsi) setara dengan 9 kan (9 porsi) sushi zaman sekarang, atau kira-kira sama dengan 18 kepal sushi (360 gram). Satu porsi sushi zaman dulu yang disebut ikkanzushi mempunyai neta yang terdiri dari 9 jenis makanan laut atau lebih.

Pada zaman Edo periode akhir, di Jepang mulai dikenal bentuk awal dari nigirizushi. Namun ukuran porsi nigirizushi sudah dikurangi agar lebih mudah dinikmati. Ahli sushi bernama Hanaya Yohei menciptakan sushi jenis baru yang sekarang disebut edomaezushi.[4] Namun ukuran sushi ciptaannya besar-besar seperti onigiri. Pada masa itu, teknik pendinginan ikan masih belum maju. Akibatnya, ikan yang diambil dari laut sekitar Jepang harus diolah lebih dulu agar tidak rusak bila dijadikan sushi.

Sampai tahun 1970-an sushi masih merupakan makanan mewah. Rakyat biasa di Jepang hanya makan sushi untuk merayakan acara-acara khusus, dan terbatas pada sushi pesan-antar. Dalam manga, sering digambarkan pegawai kantor yang pulang tengah malam ke rumah dalam keadaan mabuk. Oleh-oleh yang dibawa untuk menyogok istri yang menunggu di rumah adalah sushi. Walaupun rumah makan kaitenzushi yang pertama sudah dibuka tahun 1958 di Osaka, penyebarannya ke daerah-daerah lain di Jepang memakan waktu lama. Makan sushi sebagai acara seluruh anggota keluarga terwujud di tahun 1980-an sejalan dengan makin meluasnya kaitenzushi.

Keberhasilan kaitenzushi mendorong perusahaan makanan untuk memperkenalkan berbagai macam bumbu sushi instan yang memudahkan ibu rumah tangga membuat sushi di rumah. chirashizushi atau temakizushi dapat dibuat dengan bumbu instan ditambah nasi, makanan laut, tamagoyaki dan nori.

Jenis Sushi pada umumnya digolongkan berdasarkan bentuk nasi, antara lain nigirizushi, oshizushi, chirashizushi, inarizushi, dan narezushi.

Nigirizushi Nigirizushi Makanan laut segar (pada umumnya mentah) diletakkan di atas nasi yang dibentuk dengan menaruh nasi di telapak tangan yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain. Nori sering dipakai untuk mengikat neta agar tidak terlepas dari nasi. Lauk yang diletakkan di atas sushi juga bisa dalam keadaan matang seperti tamagoyaki atau belut unagi dan belut anago yang sudah dipanggang.

Pada mulanya, edozushi adalah sebutan untuk sushi yang menggunakan hasil laut Teluk Tokyo, tapi sekarang sering digunakan untuk menyebut nigirizushi. Di Hokkaido yang terkenal dengan hasil laut, istilah namazushi (生寿司?, sushi mentah) dipakai untuk sushi dengan neta mentah. Istilah ini dipakai untuk membedakannya dari sushi asal daerah lain yang sering merebus lebih dulu neta seperti udang yang mudah kehilangan kesegarannya.

Neta untuk nigirizushi
  • Ikan: aji (selar), iwashi (lemuru), kajikimaguro (marlin), katsuo (cakalang), karei (ikan lidah atau ikan sebelah mata kanan), salem), saba (ikan kembung), sanma (saury), suzuki (kerapu), kakap, hamachi (ikan sunglir, nama bergantung usia ikan, bisa disebut buri atau kanpachi), ikan hiramasa, hirame (ikan sebelah), toro (daging perut yang berlemak dari ikan tuna atau tongkol), mekajiki (todak), ikan ainame.
  • Kerang: aoyagi (bakagai), akagai, hotategai (tiram), hokkigai (ubagai), mirugai (mirukui), tsubu.
  • Belut: anago, unagi
  • Udang: amaebi, blacktiger, kuruma ebi, lobster, botan ebi
  • Kepiting (rajungan): zuwaigani, tarabagani
  • Telur ikan: ikura, tobiko
  • Cumi-cumi, uni (bulu babi), dan gurita
  • Aburage, kanikamaboko (kamaboko daging kepiting tiruan), kampyo (serutan labu yang dikeringkan), mentimun, dashimaki, natto (kedelai fermentasi), neri ume (saus buah plum), negitoro (cacahan daging ikan tuna dengan daun bawang), tsukemono (sayuran hasil fermentasi).
Sushi yang dijual di kaitenzushi mempunyai banyak variasi neta yang bukan asli Jepang, seperti miniburg (daging isi hamburger), berbagai macam jenis daging seperti charsiu, ikan tuna kaleng, dan alpukat.

Cara makan
  • Nigirizushi dinikmati dengan mencelup sedikit bagian neta ke dalam kecap asin.
  • Nigirizushi umumnya dimakan dengan tangan, walaupun boleh-boleh saja dimakan memakai sumpit.
  • Nigirizushi biasanya dimakan dengan sekali suap.
Teknik mengepal nasi Ada beberapa teknik mengepal nasi yang merupakan seni keterampilan yang harus dikuasai ahli sushi (寿司職人 sushi shokunin?):

  • Tegaeshi:
    • Hon tegaeshi
    • Ko tegaeshi
    • Tate gaeshi
    • Yoko tegaeshi
  • Oyayubi nigiri
Berdasarkan kekuatan tangan sewaktu mengepal, bentuk nasi bisa berupa bentuk silinder (tawaragata), kotak persegi empat (hakogata), dan kapal (funegata).

Di restoran kaitenzushi, nasi yang sudah dibumbui dibentuk secara otomatis menggunakan mesin sushi, bahkan ada nasi bentukan mesin yang sudah diberi wasabi atau diikat dengan nori. Mesin pembuat sushi ada juga yang terlihat seperti tempat nasi tradisional dari kayu agar penikmat sushi mendapat kesan seolah-olah makan sushi yang dikepal oleh ahli sushi sungguhan.

Ahli sushi Sushi yang telah disiapkan ahli sushi di sushi bar, di kaitenzushi di atas piring-piring beredar. Ahli sushi (sushi shokunin) adalah sebutan terhormat ahli sushi di restoran sushi tradisional. Di Jepang, ahli sushi merupakan profesi terhormat dengan penghasilan tinggi.

Ahli sushi pada umumnya adalah pria, dan wanita hampir tidak pernah diberi kesempatan. Di restoran sushi, jenis kelamin laki-laki adalah syarat tidak tertulis untuk menjadi ahli sushi. Tradisi ini berasal dari tradisi kuno Jepang yang menempatkan laki-laki pada kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Walaupun demikian, alasan yang lebih masuk akal adalah suhu tubuh pria yang umumnya lebih rendah dari suhu tubuh wanita. Perubahan fisiologis setiap bulan yang dialami wanita menyebabkan wanita tidak sesuai untuk memegang makanan laut mentah yang rasa dan warnanya mudah dipengaruhi suhu tubuh orang yang memegang.

Di Jepang, ahli sushi wanita umumnya tidak disukai pengunjung restoran sushi. Selain itu, pertimbangan higienis yang tidak jelas asal-usulnya menjadikan ahli sushi tetap merupakan didominasi pria. Walaupun demikian, wanita ahli sushi mulai banyak dipekerjakan di kaitenzushi. Mereka dilarang keras menggunakan kosmetik yang mengandung parfum atau mengecat kuku.

Menurut cerita yang suka dibesar-besarkan, syarat bagi ahli sushi untuk bisa mandiri adalah pengalaman magang paling sedikit 10 tahun, mencakup pelajaran mengepal (nigiri) 3 tahun dan pelajaran menggulung (maki) 8 tahun. Persyaratan formal untuk menjadi ahli sushi sebenarnya tidak ada. Sebagian besar karier ahli sushi justru dimulai sebagai buruh yang dibayar per jam. Keterampilan memilih ikan segar di pasar memang memerlukan pengalaman selama bertahun-tahun. Namun, keterampilan mengepal nasi sudah dikuasai oleh robot pembuat sushi.

Cara menghitung nigirizushi Dalam bahasa Jepang, Nigirizushi tidak dihitung bukan berdasarkan jumlah kepal (buah), melainkan jumlah porsi yang disebut kan (貫, かん?) dengan berat 1 kan sekitar 40-50 gram (kira-kira sama dengan 2 buah sushi). Nigirizushi 1 kan berarti satu porsi (1 piring) nigirizushi yang terdiri dari 2 buah sushi. Sementara itu, 1/2 kan berarti 1 buah sushi, walaupun 1 kan dapat saja terdiri dari 1 buah sushi bila neta tersebut besar dan mahal.

Cara menghitung inarizushi juga sama seperti menghitung Nigirizushi, 2 buah Inarizushi sebagai 1 kan (1 porsi) walaupun ada tempat juga yang menghitung per buah.

Istilah khusus Restoran sushi atau sushi bar di Jepang mempunyai istilah-istilah khusus yang memiliki arti lain dalam bahasa Jepang standar.

  • Agari (teh hijau)
  • Otesho (kecap asin) atau disebut tamari di daerah Kansai
  • Kappa (mentimun)
  • Gari (asinan jahe)
  • Gyoku (tamagoyaki atau dashimaki)
  • Kusa (nori)
  • Gunkan (sushi yang dikelilingi oleh nori)
  • Shari (nasi untuk sushi)
  • Tsume atau nitsume (saus kental rasa manis-asin yang dioleskan pada anago, kerang hamaguri atau neta sejenis yang rasanya hambar)
  • Toro (bagian perut ikan tuna), dibagi-bagi lagi menurut kadar lemak: ootoro dan chutoro
  • Namida atau sabi (wasabi)
  • Haran atau baran (daun hijau penghias sushi, sekarang dipakai daun plastik)
  • Murasaki (kecap asin)
Makizushi dan Inarizushi di supermarket Jepang. Makizushi Sushi berupa gulungan nasi berisi potongan mentimun, tamagoyaki dan neta lain yang dibungkus lembaran nori. Nasi digulung dengan bantuan sudare (anyaman bambu bentuk persegi panjang).

Makizushi dibagi menjadi:

  • Hosomaki: gulungan berdiameter minimum 3 cm hanya berisi satu jenis neta (misalnya mentimun atau tuna).
  • Futomaki: gulungan berdiameter di atas 5 cm berisi berbagai macam neta.
  • Temakizushi: nasi digulung sendiri dengan nori sebelum dimakan, neta juga dipilih sendiri dari piring.
Di daerah Kansai terdapat tradisi ehomaki untuk mengundang keberuntungan pada Hari Ekuinoks Musim Semi. Satu gulung utuh Futomakizushi harus dimakan sambil menghadap ke arah mata angin keberuntungan. Ketika memakannya, orang juga dilarang mengeluarkan suara atau berbicara. Tradisi ini mulanya dipopulerkan oleh asosiasi pedagang sushi pada tahun 1970-an.

Nama-chirashi, atau chirashizushi dengan bahan mentah. Chirashizushi Nasi sushi dimakan bersama neta berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong kecil-kecil. Nasi sushi tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau mangkuk. Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di Jepang untuk memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan perayaan Hina Matsuri.

Di daerah-daerah lain di Jepang, chirashizuhi mempunyai banyak nama lain seperti suzushi di Prefektur Kagoshima, matsurizushi di Prefektur Okayama, tekonezushi (di Prefektur Mie), bahkan ada daerah-daerah tertentu yang menghias chirashizushi dengan buah-buahan seperti potongan apel, jeruk, dan ceri.

Sasazushi (salah satu tipe oshizushi), adalah sushi yang dibungkus daun bambu. Oshizushi Nasi disusun bersama neta yang dipres untuk sementara waktu dengan maksud memadatkan nasi agar sushi yang dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-potong agar mudah dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk sementara waktu, antara beberapa jam sampai satu malam. Nama-nama oshizushi yang populer antara lain:

Narezushi Sushi zaman kuno adalah ikan yang dilumuri garam dan nasi, lalu dibiarkan hingga terfermentasi. Funazushi dari Prefektur Shiga dan hatahatazushi dari Prefektur Akita adalah dua contoh sushi asal zaman kuno. Ada pula narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses fermentasi, contohnya kaburazushi dari Prefektur Ishikawa dan Izushi dari Hokkaido.

Kaburazushi adalah jenis sushi yang tidak dibentuk bersama nasi. Sushi dibuat dengan menjepit irisan ikan mentah di antara dua lembar irisan lobak kabura. Setelah itu, sushi disusun di dalam tong kayu berisi campuran nasi tanak bercampur ragi. Lama fermentasi selama beberapa hari. Kaburazushi dimakan dengan tidak mencuci nasi hasil fermentasi yang menempel.

Inarizushi Inarizushi Nasi sushi dibungkus aburage yang sebelumnya sudah dimasak bersama kecap asin dan gula. Inarizushi tidak berisi ikan atau lauk lain karena aburage sudah merupakan sumber protein. Inarizushi berasal dari kuil Toyokawa Inari di kota Toyokawa, Prefektur Aichi.

Variasi Sushi daerah Kansai Sushi di daerah Kansai umumnya lebih mementingkan perpaduan rasa antara nasi dan lauk daripada kesegaran ikan. Pedagang sushi membuatnya agar rasa tidak mudah berubah kalau dibeli untuk dibawa pulang. Di antara sushi khas Osaka adalah hakozushi (oshizushi), barazushi (gomokuzushi) dan berbagai macam makizushi, dan battera (sushi ikan kembung).

Sushi bungkus daun kesemek khas Nara dan Wakayama. Sushi bungkus daun Sushi ikan kembung yang dibungkus daun pohon persimon dari Prefektur Nara dan Wakayama adalah jenis sushi tahan lama.

Pedagang sushi Di Jepang Dalam bahasa Jepang, sushi-ya adalah sebutan untuk penjual sushi tradisional yang menyiapkan sushi untuk makan di tempat atau layanan pesan-antar. Restoran sushi dengan piring-piring berisi sushi yang diletakkan di atas ban berjalan disebut kaitenzushi.

Sushi dalam kemasan nampan plastik bisa dijumpai di pojok makanan matang toko swalayan dan toko serba ada. Selain itu, penjual ikan segar juga sering menjual sushi. Jaringan toko yang menjual sushi dalam kemasan untuk dibawa pulang ke rumah bisa dijumpai di seluruh Jepang.

Di Indonesia Di beberapa toko swalayan terkemuka, sushi dalam kemasan untuk dibawa pulang sering dijumpai di dekat bagian ikan segar. Di restoran yang menyediakan menu makanan Jepang, sushi sering dimasukkan ke dalam menu bersama-sama dengan masakan Jepang lainnya.

Pertimbangan higienis Sushi merupakan makanan dari nasi dan makanan laut mentah yang mudah busuk. Makanan ini dibentuk dengan tangan yang tidak mengenakan sarung tangan. Menempelnya berbagai macam mikroba pada sushi adalah sulit untuk dihindari. Sushi yang dibeli untuk dibawa pulang di musim panas atau di negara beriklim tropis harus segera dimakan agar tidak menyebabkan sakit perut.

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, memegang-megang makanan dengan tangan telanjang dianggap tidak higienis. Pembuat sushi diharuskan memakai sarung tangan dari karet atau plastik. Sebaliknya, orang Jepang kehilangan selera bila melihat pembuat sushi sedang membuat sushi sambil mengenakan sarung tangan. Walaupun demikian, sushi di toko-toko swalayan di Jepang umumnya dibuat dengan memakai sarung tangan.