Pertempuran Ghadasia (Cadesia atau Qadisiyah) 15 A.H., 637M
Pada pertempuran 4 hari ini, Persia dipimpin jendral mahir, Rustam-e-Farrokhzad (Farokh Hormazd). Pihak Arab dipimpin Saad-ibn-Waqas. Muslim menggunakan taktik menyogok tentara-tentara Persia agar membelot dan mengkhianati negara mereka.
Salah satu taktik adalah memotong tali pengikat kursi (howda) para pengendala gajah agar sang pengendara jatuh dan gajah menjadi tanpa kusir pengendali. Pada hari pertama pertempuran, para gajah berhasil memporakporandakan Arab. Tetapi setelah dikhianati orang2nya sendiri, gajah-gajah itu malah mengakibatkan kekalahan di pihak Persia.
Taktik kedua adalah memerintahkan para pembelot untuk MEMBUTAKAN satu mata gajah, sehingga mereka kehilangan arah. Dan ini pula yang terjadi. BEGITULAH CARA ALLAH MEMBERIKAN KEMENANGAN KEPADA MUSLIM.
Pada permulaan pertempuran, Arab dan Persia saling berjanji untuk menghentikan serangan saat matahari terbenam. Tetapi pada hari ketiga, Arab menyerang Persia semalam suntuk, dengn teriakan BUNUH.. BUNUH.. ALUOHU-AKBAR !!! Ini yang dikenal dengan nama Malam Clangor,
Yang menjadi factor penentu kemenangan Muslim Arab yang licik dan barbar.
Dalam pertempuran ini, Arab juga menunjukkan teknik unik mereka MEMENGGAL KEPALA panglima musuh dan memamerkan tubuhnya kepada tentara musuh untuk memadamkan semangat mereka.
Pada malam ini juga, Arab menyusup ke tenda jendral Persia, Rustam, dengan menyamar sebagai tentara Persia yang luka-luka. Begitu mereka dekat dengan sang jendral, mereka memenggalnya dgn cara sama seperti Zarqawi memenggal sandera-sanderanya dijaman sekarang ini. Arab kemudian memamerkan tubuh Rustam tanpa kepala itu kepada tentara Persia pada pagi hari dan hari terakhir pertempuran Qadisiyah.
Pemandangan mengenaskan tubuh sang jendral yang tidak berkepala dan ditusuki panah2 dan kepalanya digiring di ujung tombak oleh Muslim yang sudah tidak memiliki perikemanusiaan, terlalu berat bagi tentara-tentara Persia. Inilah unsur penentu kalahnya tentara Persia yang akhirnya dibantai habis oleh tentara Arab sampai tidak ada lagi musuh yang masih bernafas.
Persia, asal jaman keemasan “Renaissance Islam Setelah jatuhnya Persia, Islam mengalami kemajuan dibidang kaligrafi, astronomi, matematika dan literature, khususnya dibawah kalifat Harun al Rashid. Tetapi ini bukan karena prestasi Muslim, Arab atau Islam, tetapi karena prestasi orang2 Persia yang dipaksa masuk Islam. Pusat Renaissance ini adalah Baghdad, yang dibangun didekat reruntuhan ibukota Sassania Persia, Ctesiphon.
Bahkan tata bahasa Arab pertama yang dikodifikasi ditulis oleh orang Persia. Ini karena Arab tidak berpendidikan. Renaissance Islam bukan terjadi karena Islam, tetapi terlepas dari Islam. Renaissance Islam bukan kemenangan bagi Islam, tetapi kemenangan semangat manusia atas Islam.
Bagaimana Muslim menghancurkan budaya Persia, Zoroastria
Boyce menggambarkan fenomena penghancuran budaya oleh islam ini berdasarkan analisa sejarah dan observasi pribadi di Yezd, kawsan Iran pusat, di tahun 1960an:
”Pada pertengahan abad ke 19, Turkabad mengalami tragedi dalam bentuk pemaksaan Islam secara massal. Jalan ceritanya : para lelaki sedang kerja di ladang ketika sekelompok Muslim menyerang mereka. Mereka diancam dengan kematian diri mereka dan anak-anak serta istri-istri mereka yang saat itu sedang diteror di rumah-rumah mereka , dan pada akhirnya seluruh desa menerima Islam. Begitu jugalah nasib desa-desa Iran lainnya.
Taktik pencekokan Islam juga dimulai dengan adanya beberapa Muslim yang menentap dipinggir-pinggir sebuah desa Zoroastrian. Lama kelamaan jumlah Muslim yang memasuki desa itu semakin bertambah dan mesjidpun mulai dibangun, yang semakin menarik minat Muslim. Selama bangsa Zoroastrian masih mayoritas, hidup masih bisa diterima;
TETAPI BEGITU MUSLIM SEMAKIN BANYAK, MULAILAH HURU HARA !
(BANDINGKAN DENGAN ACEH, BALI, POSO, AMBON, TIMOR TIMUR !!)
Pada mulanya Muslim mengejek praktek pemujaan api oleh Zoroastrian. Muslim mengejak betapa sedikitnya jumlah Zoroastrian dibandingkan dengan Muslim, ini dianggap sebagai bukti agama Muslim yang paling benar.
Geng2 (macam FPI di Indonesia) mulai merongrong penduduk asli. Rongrongan sering bersifat fisik dan bergerak seperti garong. Gang2 anak muda Muslim ini juga menaiki, merusaki dan mendesekrasi tempat-tempat ibadah Zoroastrian berupa menara tinggi dan malah mematikan atau mempolusi api yang dianggap suci oleh Zoroastrian.
Kesempatan semakin terbuka untuk melakukan pencurian, pemerkosaan dan pembakaran rumah-rumah/toko-toko milik penduduk asli. Akhrinya penduduk asli yang tidak tahan pindah ke desa lain, meninggalkan desa aslinya yg akhirnya dgn mudah ditelan oleh Muslim yang menghapus segala tanda-tanda peninggalan Zoroastrian. Dan begitulah seterusnya.
Setelah penaklukan berdarah Persia, Islam menyebar seperti api ke Persia, mengubah mental Persia menjadi haus darah seperti serigala macam Muslim Arab. Orang Persia-lah yang 100 tahun kemudian menaklukkan bangsa Turki dan 100 tahun kemudian bangsa Turki menyerang Byzantium dan kawasan Balkan.
PENGHANCURAN BUDAYA ATAS NAMA ISLAM.
Menurut World Encyclopaedia, penghancuran budaya adalah tindakan sengaja penghancuran warisan budaya sebuah bangsa atau negara bagi alasan politik atau militer. Sejak dibentuknya Republik Islam Iran 26 tahun yang lalu, mereka terus berupaya memerangi rakyat dan warisan budaya mereka sendiri.
Para dedengkot Republik Islam beberapa kali berupaya memusnahkan warisan pra-Islam Persia atas nama Islam. Pertama, mereka menyatakan perang terhadap tahun baru Persia yang dikenal dengan “Nowruz”, lalu mereka menyerang tradisi dan adat Persia lainnya. Pada permulaan revolusi, para Islamis bergegas ke Persepolis, komples megah istana raja-raja Achaemenid, guna nenghancurkannya. Untungnya, tindakan membumiratakan relik dan istana ini dihalangi oleh para patriot Iran. Mereka secara fisik berdiri didepan bulldozer yang bersiap-siap membumiratakan warisan umat manusia menjadi keping-keping.
Baru-baru ini, Republik Islam Iran menggalakkan kembali perang budaya ini. Tujuannya adalah mengubah wajah Iran kesebuah bentuk negara Islam murni dan mematikan rasa kebanggaan dan nasonalisme Persia serta menghidupkan kebanggaan dan nasionalisme Islam.
Selain Persepolis, mereka juga merencanakan untuk menghancurkan tempat-tempat paling penting lainnya dalam sejarah Persia. Mereka ingin meng-eradikasi Pasargad dan the Bolaghi gorge.
Di Pasargad terletak makam Cyrus the Great, raja segala raja dan bapak pendiri Persia. Cyrus the Great, yang disebut 25 kali dalam Injil, dikenal karena kualitas kasih dan toleransinya. Piagam Hak Asasi Manusia ciptaan Cyrus diketahui sebagai piagam pertama yang menyebut konsep manusia yang memiliki hak universal, terlepas dari yurisdiksi hukum, etnisitas, nationalitas atau wilayah.
Cyrus terkenal sebagai seorang pemimpin besar Persia yang membebaskan bangsa Yahudi dari kuasa Nebuchadnezzar di Babylon. Cyrus the Great, tidak hanya mengijinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali temple mereka namun malah membantu mereka dalam upaya tersebut, sesuatu yang diikuti penerus2nya.
2500 tahun lalu, Cyrus memproklamasikan, “Hari ini saya umumkan bahwa siapapun bebas memlih agama dan bebas hidup di wilayah dan mencari kerja asal tidak melanggar hak orang lain. ” Cyrus bukan seorang penjajah, melainkan seorang liberator/pembebas.
Dikatakan bahwa Alexander the Great membakar habis Persepolis dalam keadaan mabuk dan menyesalinya keesokan hari. Walau ia menghancurkan Persepolis, ia tetap memberi penghormatan kepada Cyrus the Great di pemakamannya. Ini menunjukkan betapa dihormatinya raja segala raja, bahkan di mata musuhnya paling bebuyutanpun. Apa yang dibakar Alexander 2200 tahun yang lalu, Republik Islam Iran ingin mengulanginya.
Bagaimana upaya pemerintah Iran menghancurkan warisannya itu ? Mereka membangun bendungan “Sivand” yang tidak jauh dari letak warisan sejarah Persia itu. Konstruksi Bendungan Sivand di Sungai Polvar dimulai tahun 1992 tanpa konsultasi atau sepengetahuan Organisasi Warisan Budaya. Peresmian bendungan semula direncanakan bulan Maret 2005, namun Kementerian Energi Iran menundanya sampai permulaan tahun 2006 untuk memberi waktu kepada para arkeologis untuk mempelajari daerah tersebut.Bendungan ini akan membanjiri seluruh jalur perjalanan di pegunungan dan wilayah sekeliling Tang-e Bolaghi (Bolaghi Gorge). Ini mengakibatkan tenggelamnya dan hilangnya Bolaghi Gorge, wilayah sepanjang 8 km. Para pakar ICHCTO dan Yayasan Riset Pars-e Pasargad yang mempelajari wilayah tersebut. mengatakan mereka sudah mengidentifikasi lebih dari 100 daerah arkeologi.
Tujuan Republik Islam membangun Bendungan “Sivand” sedekat mungkin dengan daerah arkeologi ini memang sengaja untuk menenggelamkannya. Pasargad, termasuk wilayah pemakaman Cyrus the Great, Bolaghi Gorge, Jalan Raja (the King’s path) dan jalan bersejarah utama Persia yang dibangun atas perintah Darius (raja Achaemenid) dan relik2 kompleks megah Persepolis.Banyak alasan bagi penghancuran peninggalan budaya ini. Mereka takut akan personifikasi Cyrus dalam hati setiap orang Persia. Mereka sangat membenci Yahudi dan oleh karena itu membenci memori Cyrus sebagai raja yang membebaskan kaum Yahudi dari perbudakan 2500 tahun lalu. Juga, meningkatnya rasa nasionalisme Persia dapat menggoyahkan tujuan sebuah negara utopia Islam. Kekhawatiran ini memang bisa dimengerti menyusul berita pemutaran film Inggris tentang jalan hidup Cyrus the Great.
Dunia kita sekarang ini menghadapi daya penghancuran kelompok Islamis radikal yang terus berkembang biak, melindungi dan membiayai teroris. Musuh baru kemanusiaan dan warisan budaya dunia ini jauh lebih radikal dan berbahaya daripada kekuatan Nazi Jerman atau Soviet. Tujuan akhir Republik Islam Iran adalah penghancuran segala yang indah di dunia ini dan meninggalkan jaringan terror Islam diseputar dunia. Kini dunia harus bersatu melawan kekuatan dan pelaku biadab para Islamis radikal dan berkampanye agar mencegah Republik Islam Iran menghancurkan warisan budaya Persia.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=1020&highlight=cyrus
Piagam pertama Hak Azasi Manusia ternyata BUKAN Magna Carta di Inggris (1215M), melainkan dibuat di Persia pada jaman Cyrus II :
http://www.thebritishmuseum.ac.uk/forgottenempire/objects/cat006.html
The Cyrus Cylinder
Sebuah silinder terbuat dari tanah liat adalah salah satu obyek yang paling terkenal dari jaman Persia kuno yg disimpan the British Museum. The Cyrus Cylinder berisi tulisan tentang Kaisar Cyrus II (559-530BC) yang menjajah Babylon tahun 539 SM, dan ditemukan tahun 1879 di Amran, Babylon.
Teks merujuk kepada pemerintahan yang adil dan damai, dan pemulihan bangsa2 yang terjajah dan dideportasi beserta dengan dewa2 mereka. Oleh karena itu the Cyrus Cylinder (obyek yg tidak berukuran lebih dari 10 cm dgn lingkaran dalam 3-6 cm ini) dianggap sebagai piagam HAM pertama di dunia. Pada masanya-pun konsep2 HAM ini masih merupakan hal asing.
http://www.livius.org/ct-cz/cyrus_I/babylon05.html
TEKS SILINDER CYRUS
Sebutan & silsilah Kaisar Cyrus (II)
Saya Cyrus, raja dunia, raja besar, raja sah, raja Babylon, raja Sumeria dan Akkad, raja keempat sudut dunia, putera Cambyses, raja besar, raja Anšan, cucu Cyrus, raja besar, raja Anšan, keturunan Teispes ..dst
Teks berakhir dengan pernyataan Cyrus bahwa ia “mengembalikan patung-patung kepada kuil-kuil semula”. Ini berarti bahwa ia mengembalikan patung-patung tersebut kepada bangsa-bangsa yang dijajahnya, karena tentara pendahulunya merampas patung2 ini dan menyandera mereka agar melemahkan pengikut.
Juga disebutkan bahwa semua penduduk jajahannya BEBAS MEMUJA DEWA MANAPUN. Dan malah jaman raja Persia ini dikenal sebagai masa yang bebas dari pemaksaan agama tertentu (free of religious persecution), dan Cyrus, seperti juga Kaisar Prusia, Frederick the Great, pasti pernah mengatakan:
“Dalam kerajaan saya, siapapun berhak mencari rahmat menurut caranya masing2.” (“In my Kingdom, everyone has the right to seek blessing in his own way”.)
Bagian pernyataan tentang kebebasan beragama inilah mengakibatkan silinder ini disebutkan sebagai sebuah piagam HAM.
Ia juga mengatakan :
Tentara saya berjalan di Babylon dalam kedamaian. Saya tidak mengijinkan siapapun meteror tempat manapun di Sumeria dan Akkad. Saya bertujuan bagi kedamaian di Babylon. Bagi semua warga Babylon yang diperbudak, saya menghapus aturan yang membatasi status sosial mereka. Saya membawa bantuan bagi rumah-rumah rongsok mereka dan dengan ini mengakhiri keluhan mereka.
Saya juga memulihkan hak warga agar dapat kembali ke tempat semula mereka.
Semoga semua dewa yang telah saya kembalikan ke candi-candi dan kuil-kuil mereka memberikan saya rahmat mereka. Semua dewa/tuhan saya kembalikan dalam tempat damai dan saya akan mencoba memperbaiki tempat2 kediaman mereka (para dewa).
Dikatakan bahwa dahulu, 1.400 tahun yang lalu, Umar Ibn Al Khattab, Kalifah Islam kedua, mengirim surat kepada Raja Yazdgrid III dari Persia untuk melakukan Bei’at (bergabung bersama Kalifah dan menerima Islam). Umar menulis, “Di jaman dahulu, kekuasaanmu mencapai separuh dunia yang dikenal, tapi apa yang terjadi sekarang? Tentaramu telah dikalahkan di semua pihak dan negaramu hampir runtuh. Aku menawarkan padamu jalan untuk menyelamatkan dirimu. Mulailah sembahyang pada Allah, Tuhan yang Esa, Tuhan satu2nya yang menciptkan seluruh alam semesta. Kami bawa pesan Allah padamu dan dunia. Sembahlah Allah, Tuhan yang sejati.”
Dan reaksi Raja Yazdgird III kepada Umar :
“Dalam nama Ahura Mazda, pencipta Kehidupan dan Kecerdasan:
Kau, dalam suratmu menulis bahwa kau ingin mengarahkan kami kepada Tuhanmu tanpa tahu siapa kami sebenarnya dan siapa yang kami sembah. Sungguh mengherankan bahwa sebagai orang yang berkedudukan sebagai Kalifah Arab, pengetahuanmu sama dengan Arab kelas rendah yang berkeliaran di padang pasir !
”Kau menganjurkan kami menyembah Tuhan yang esa tanpa tahu bahwa selama ribuan tahun masyarakat Persia telah menyembah Tuhan yang esa dan mereka menyembahNya lima kali sehari!
“Kala kami telah mendirikan kebudayaan makmur dan luhur di dunia dengan menegakkan Pikiran-pikiran Baik, Kata-kata Baik, Perbuatan-perbuatan Baik dengan tangan-tangan kami sendiri, kau dan kakek moyangmu masih berkeliaran di padang pasir, memakan kadal, tidak punya apa-apa untuk menafkahi dirimu dan kalian mengubur bayi-bayi perempuan kalian.” (Ini adalah tradisi Arab kuno, karena Arab lebih suka anak laki daripada anak perempuan.)
”Kalian pancung anak-anak Tuhan, bahkan tawanan-tawanan perang, memperkosa wanita, merampoki kafilah-kafilah, melakukan pembunuhan massal, menculik istri orang dan mencuri harta benda mereka ! Hati kalian terbuat dari batu, kami kutuk segala kekejian yang kalian lakukan. Bagaimana mungkin kau mengajari kami Jalan-jalan Tuhan jika kau melakukan perbuatan-perbuatan keji itu?”
”Apakah Allah yang memerintahmu untuk membunuh, merampoki dan menghancurkan itu ? Apakah kalian sebagai umat Allah yang melakukan ini dalam namaNya? Ataukah kalian berdua ?”
”Katakan pada kami. Dengan segala kekuatan miltermu, kelakuan barbarmu, pembunuhan dan perampokan dalam nama Allah yang Akbar, apakah yang telah kau ajarkan pada tentara Muslim ini? Pengetahuan apakah yang kausampaikan pada Muslim yang ingin kau paksa untuk ajarkan pada non-Muslim? Budaya apakah yang kau dapatkan dari Allahmu, sehingga kau berani2nya memaksakan itu kepada orang lain?”
”Aku mohon kau tetap bersama Allahmu yang Akbar di padang pasirmu dan tidak bergerak mendekat ke kota-kota kami yang beradab, karena agamamu mengerikan dan kelakuanmu amat biadab!”
Kini orang Persia (Iran) mulai menggali kembali masa pra-Islam mereka. Kejayaan jaman Cyrus dan Darius, jaman Pasargade, Persepolis, Ctesiphon, atau Zarathushtra, dan
syair terkenal anti-Arab mereka, Shah-Nameh. Dengan internet, anak-anak muda Iran semakin menyadari masa lalu mereka dan cerita sebenarnya tentang Iran. Inipun semakin membuat resah anak muda Iran (yang jumlahnya 75% dari total penduduk).
Source: http://blog.uin-malang.ac.id/muchlisin/2011/06/14/relevansi-tentang-sejarah-peradaban-islam-di-persia/
Pada pertempuran 4 hari ini, Persia dipimpin jendral mahir, Rustam-e-Farrokhzad (Farokh Hormazd). Pihak Arab dipimpin Saad-ibn-Waqas. Muslim menggunakan taktik menyogok tentara-tentara Persia agar membelot dan mengkhianati negara mereka.
Salah satu taktik adalah memotong tali pengikat kursi (howda) para pengendala gajah agar sang pengendara jatuh dan gajah menjadi tanpa kusir pengendali. Pada hari pertama pertempuran, para gajah berhasil memporakporandakan Arab. Tetapi setelah dikhianati orang2nya sendiri, gajah-gajah itu malah mengakibatkan kekalahan di pihak Persia.
Taktik kedua adalah memerintahkan para pembelot untuk MEMBUTAKAN satu mata gajah, sehingga mereka kehilangan arah. Dan ini pula yang terjadi. BEGITULAH CARA ALLAH MEMBERIKAN KEMENANGAN KEPADA MUSLIM.
Pada permulaan pertempuran, Arab dan Persia saling berjanji untuk menghentikan serangan saat matahari terbenam. Tetapi pada hari ketiga, Arab menyerang Persia semalam suntuk, dengn teriakan BUNUH.. BUNUH.. ALUOHU-AKBAR !!! Ini yang dikenal dengan nama Malam Clangor,
Yang menjadi factor penentu kemenangan Muslim Arab yang licik dan barbar.
Dalam pertempuran ini, Arab juga menunjukkan teknik unik mereka MEMENGGAL KEPALA panglima musuh dan memamerkan tubuhnya kepada tentara musuh untuk memadamkan semangat mereka.
Pada malam ini juga, Arab menyusup ke tenda jendral Persia, Rustam, dengan menyamar sebagai tentara Persia yang luka-luka. Begitu mereka dekat dengan sang jendral, mereka memenggalnya dgn cara sama seperti Zarqawi memenggal sandera-sanderanya dijaman sekarang ini. Arab kemudian memamerkan tubuh Rustam tanpa kepala itu kepada tentara Persia pada pagi hari dan hari terakhir pertempuran Qadisiyah.
Pemandangan mengenaskan tubuh sang jendral yang tidak berkepala dan ditusuki panah2 dan kepalanya digiring di ujung tombak oleh Muslim yang sudah tidak memiliki perikemanusiaan, terlalu berat bagi tentara-tentara Persia. Inilah unsur penentu kalahnya tentara Persia yang akhirnya dibantai habis oleh tentara Arab sampai tidak ada lagi musuh yang masih bernafas.
Persia, asal jaman keemasan “Renaissance Islam Setelah jatuhnya Persia, Islam mengalami kemajuan dibidang kaligrafi, astronomi, matematika dan literature, khususnya dibawah kalifat Harun al Rashid. Tetapi ini bukan karena prestasi Muslim, Arab atau Islam, tetapi karena prestasi orang2 Persia yang dipaksa masuk Islam. Pusat Renaissance ini adalah Baghdad, yang dibangun didekat reruntuhan ibukota Sassania Persia, Ctesiphon.
Bahkan tata bahasa Arab pertama yang dikodifikasi ditulis oleh orang Persia. Ini karena Arab tidak berpendidikan. Renaissance Islam bukan terjadi karena Islam, tetapi terlepas dari Islam. Renaissance Islam bukan kemenangan bagi Islam, tetapi kemenangan semangat manusia atas Islam.
Bagaimana Muslim menghancurkan budaya Persia, Zoroastria
Boyce menggambarkan fenomena penghancuran budaya oleh islam ini berdasarkan analisa sejarah dan observasi pribadi di Yezd, kawsan Iran pusat, di tahun 1960an:
”Pada pertengahan abad ke 19, Turkabad mengalami tragedi dalam bentuk pemaksaan Islam secara massal. Jalan ceritanya : para lelaki sedang kerja di ladang ketika sekelompok Muslim menyerang mereka. Mereka diancam dengan kematian diri mereka dan anak-anak serta istri-istri mereka yang saat itu sedang diteror di rumah-rumah mereka , dan pada akhirnya seluruh desa menerima Islam. Begitu jugalah nasib desa-desa Iran lainnya.
Taktik pencekokan Islam juga dimulai dengan adanya beberapa Muslim yang menentap dipinggir-pinggir sebuah desa Zoroastrian. Lama kelamaan jumlah Muslim yang memasuki desa itu semakin bertambah dan mesjidpun mulai dibangun, yang semakin menarik minat Muslim. Selama bangsa Zoroastrian masih mayoritas, hidup masih bisa diterima;
TETAPI BEGITU MUSLIM SEMAKIN BANYAK, MULAILAH HURU HARA !
(BANDINGKAN DENGAN ACEH, BALI, POSO, AMBON, TIMOR TIMUR !!)
Pada mulanya Muslim mengejek praktek pemujaan api oleh Zoroastrian. Muslim mengejak betapa sedikitnya jumlah Zoroastrian dibandingkan dengan Muslim, ini dianggap sebagai bukti agama Muslim yang paling benar.
Geng2 (macam FPI di Indonesia) mulai merongrong penduduk asli. Rongrongan sering bersifat fisik dan bergerak seperti garong. Gang2 anak muda Muslim ini juga menaiki, merusaki dan mendesekrasi tempat-tempat ibadah Zoroastrian berupa menara tinggi dan malah mematikan atau mempolusi api yang dianggap suci oleh Zoroastrian.
Kesempatan semakin terbuka untuk melakukan pencurian, pemerkosaan dan pembakaran rumah-rumah/toko-toko milik penduduk asli. Akhrinya penduduk asli yang tidak tahan pindah ke desa lain, meninggalkan desa aslinya yg akhirnya dgn mudah ditelan oleh Muslim yang menghapus segala tanda-tanda peninggalan Zoroastrian. Dan begitulah seterusnya.
Setelah penaklukan berdarah Persia, Islam menyebar seperti api ke Persia, mengubah mental Persia menjadi haus darah seperti serigala macam Muslim Arab. Orang Persia-lah yang 100 tahun kemudian menaklukkan bangsa Turki dan 100 tahun kemudian bangsa Turki menyerang Byzantium dan kawasan Balkan.
PENGHANCURAN BUDAYA ATAS NAMA ISLAM.
Menurut World Encyclopaedia, penghancuran budaya adalah tindakan sengaja penghancuran warisan budaya sebuah bangsa atau negara bagi alasan politik atau militer. Sejak dibentuknya Republik Islam Iran 26 tahun yang lalu, mereka terus berupaya memerangi rakyat dan warisan budaya mereka sendiri.
Para dedengkot Republik Islam beberapa kali berupaya memusnahkan warisan pra-Islam Persia atas nama Islam. Pertama, mereka menyatakan perang terhadap tahun baru Persia yang dikenal dengan “Nowruz”, lalu mereka menyerang tradisi dan adat Persia lainnya. Pada permulaan revolusi, para Islamis bergegas ke Persepolis, komples megah istana raja-raja Achaemenid, guna nenghancurkannya. Untungnya, tindakan membumiratakan relik dan istana ini dihalangi oleh para patriot Iran. Mereka secara fisik berdiri didepan bulldozer yang bersiap-siap membumiratakan warisan umat manusia menjadi keping-keping.
Baru-baru ini, Republik Islam Iran menggalakkan kembali perang budaya ini. Tujuannya adalah mengubah wajah Iran kesebuah bentuk negara Islam murni dan mematikan rasa kebanggaan dan nasonalisme Persia serta menghidupkan kebanggaan dan nasionalisme Islam.
Selain Persepolis, mereka juga merencanakan untuk menghancurkan tempat-tempat paling penting lainnya dalam sejarah Persia. Mereka ingin meng-eradikasi Pasargad dan the Bolaghi gorge.
Di Pasargad terletak makam Cyrus the Great, raja segala raja dan bapak pendiri Persia. Cyrus the Great, yang disebut 25 kali dalam Injil, dikenal karena kualitas kasih dan toleransinya. Piagam Hak Asasi Manusia ciptaan Cyrus diketahui sebagai piagam pertama yang menyebut konsep manusia yang memiliki hak universal, terlepas dari yurisdiksi hukum, etnisitas, nationalitas atau wilayah.
Cyrus terkenal sebagai seorang pemimpin besar Persia yang membebaskan bangsa Yahudi dari kuasa Nebuchadnezzar di Babylon. Cyrus the Great, tidak hanya mengijinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali temple mereka namun malah membantu mereka dalam upaya tersebut, sesuatu yang diikuti penerus2nya.
2500 tahun lalu, Cyrus memproklamasikan, “Hari ini saya umumkan bahwa siapapun bebas memlih agama dan bebas hidup di wilayah dan mencari kerja asal tidak melanggar hak orang lain. ” Cyrus bukan seorang penjajah, melainkan seorang liberator/pembebas.
Dikatakan bahwa Alexander the Great membakar habis Persepolis dalam keadaan mabuk dan menyesalinya keesokan hari. Walau ia menghancurkan Persepolis, ia tetap memberi penghormatan kepada Cyrus the Great di pemakamannya. Ini menunjukkan betapa dihormatinya raja segala raja, bahkan di mata musuhnya paling bebuyutanpun. Apa yang dibakar Alexander 2200 tahun yang lalu, Republik Islam Iran ingin mengulanginya.
Bagaimana upaya pemerintah Iran menghancurkan warisannya itu ? Mereka membangun bendungan “Sivand” yang tidak jauh dari letak warisan sejarah Persia itu. Konstruksi Bendungan Sivand di Sungai Polvar dimulai tahun 1992 tanpa konsultasi atau sepengetahuan Organisasi Warisan Budaya. Peresmian bendungan semula direncanakan bulan Maret 2005, namun Kementerian Energi Iran menundanya sampai permulaan tahun 2006 untuk memberi waktu kepada para arkeologis untuk mempelajari daerah tersebut.Bendungan ini akan membanjiri seluruh jalur perjalanan di pegunungan dan wilayah sekeliling Tang-e Bolaghi (Bolaghi Gorge). Ini mengakibatkan tenggelamnya dan hilangnya Bolaghi Gorge, wilayah sepanjang 8 km. Para pakar ICHCTO dan Yayasan Riset Pars-e Pasargad yang mempelajari wilayah tersebut. mengatakan mereka sudah mengidentifikasi lebih dari 100 daerah arkeologi.
Tujuan Republik Islam membangun Bendungan “Sivand” sedekat mungkin dengan daerah arkeologi ini memang sengaja untuk menenggelamkannya. Pasargad, termasuk wilayah pemakaman Cyrus the Great, Bolaghi Gorge, Jalan Raja (the King’s path) dan jalan bersejarah utama Persia yang dibangun atas perintah Darius (raja Achaemenid) dan relik2 kompleks megah Persepolis.Banyak alasan bagi penghancuran peninggalan budaya ini. Mereka takut akan personifikasi Cyrus dalam hati setiap orang Persia. Mereka sangat membenci Yahudi dan oleh karena itu membenci memori Cyrus sebagai raja yang membebaskan kaum Yahudi dari perbudakan 2500 tahun lalu. Juga, meningkatnya rasa nasionalisme Persia dapat menggoyahkan tujuan sebuah negara utopia Islam. Kekhawatiran ini memang bisa dimengerti menyusul berita pemutaran film Inggris tentang jalan hidup Cyrus the Great.
Dunia kita sekarang ini menghadapi daya penghancuran kelompok Islamis radikal yang terus berkembang biak, melindungi dan membiayai teroris. Musuh baru kemanusiaan dan warisan budaya dunia ini jauh lebih radikal dan berbahaya daripada kekuatan Nazi Jerman atau Soviet. Tujuan akhir Republik Islam Iran adalah penghancuran segala yang indah di dunia ini dan meninggalkan jaringan terror Islam diseputar dunia. Kini dunia harus bersatu melawan kekuatan dan pelaku biadab para Islamis radikal dan berkampanye agar mencegah Republik Islam Iran menghancurkan warisan budaya Persia.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=1020&highlight=cyrus
Piagam pertama Hak Azasi Manusia ternyata BUKAN Magna Carta di Inggris (1215M), melainkan dibuat di Persia pada jaman Cyrus II :
http://www.thebritishmuseum.ac.uk/forgottenempire/objects/cat006.html
The Cyrus Cylinder
Sebuah silinder terbuat dari tanah liat adalah salah satu obyek yang paling terkenal dari jaman Persia kuno yg disimpan the British Museum. The Cyrus Cylinder berisi tulisan tentang Kaisar Cyrus II (559-530BC) yang menjajah Babylon tahun 539 SM, dan ditemukan tahun 1879 di Amran, Babylon.
Teks merujuk kepada pemerintahan yang adil dan damai, dan pemulihan bangsa2 yang terjajah dan dideportasi beserta dengan dewa2 mereka. Oleh karena itu the Cyrus Cylinder (obyek yg tidak berukuran lebih dari 10 cm dgn lingkaran dalam 3-6 cm ini) dianggap sebagai piagam HAM pertama di dunia. Pada masanya-pun konsep2 HAM ini masih merupakan hal asing.
http://www.livius.org/ct-cz/cyrus_I/babylon05.html
TEKS SILINDER CYRUS
Sebutan & silsilah Kaisar Cyrus (II)
Saya Cyrus, raja dunia, raja besar, raja sah, raja Babylon, raja Sumeria dan Akkad, raja keempat sudut dunia, putera Cambyses, raja besar, raja Anšan, cucu Cyrus, raja besar, raja Anšan, keturunan Teispes ..dst
Teks berakhir dengan pernyataan Cyrus bahwa ia “mengembalikan patung-patung kepada kuil-kuil semula”. Ini berarti bahwa ia mengembalikan patung-patung tersebut kepada bangsa-bangsa yang dijajahnya, karena tentara pendahulunya merampas patung2 ini dan menyandera mereka agar melemahkan pengikut.
Juga disebutkan bahwa semua penduduk jajahannya BEBAS MEMUJA DEWA MANAPUN. Dan malah jaman raja Persia ini dikenal sebagai masa yang bebas dari pemaksaan agama tertentu (free of religious persecution), dan Cyrus, seperti juga Kaisar Prusia, Frederick the Great, pasti pernah mengatakan:
“Dalam kerajaan saya, siapapun berhak mencari rahmat menurut caranya masing2.” (“In my Kingdom, everyone has the right to seek blessing in his own way”.)
Bagian pernyataan tentang kebebasan beragama inilah mengakibatkan silinder ini disebutkan sebagai sebuah piagam HAM.
Ia juga mengatakan :
Tentara saya berjalan di Babylon dalam kedamaian. Saya tidak mengijinkan siapapun meteror tempat manapun di Sumeria dan Akkad. Saya bertujuan bagi kedamaian di Babylon. Bagi semua warga Babylon yang diperbudak, saya menghapus aturan yang membatasi status sosial mereka. Saya membawa bantuan bagi rumah-rumah rongsok mereka dan dengan ini mengakhiri keluhan mereka.
Saya juga memulihkan hak warga agar dapat kembali ke tempat semula mereka.
Semoga semua dewa yang telah saya kembalikan ke candi-candi dan kuil-kuil mereka memberikan saya rahmat mereka. Semua dewa/tuhan saya kembalikan dalam tempat damai dan saya akan mencoba memperbaiki tempat2 kediaman mereka (para dewa).
Dikatakan bahwa dahulu, 1.400 tahun yang lalu, Umar Ibn Al Khattab, Kalifah Islam kedua, mengirim surat kepada Raja Yazdgrid III dari Persia untuk melakukan Bei’at (bergabung bersama Kalifah dan menerima Islam). Umar menulis, “Di jaman dahulu, kekuasaanmu mencapai separuh dunia yang dikenal, tapi apa yang terjadi sekarang? Tentaramu telah dikalahkan di semua pihak dan negaramu hampir runtuh. Aku menawarkan padamu jalan untuk menyelamatkan dirimu. Mulailah sembahyang pada Allah, Tuhan yang Esa, Tuhan satu2nya yang menciptkan seluruh alam semesta. Kami bawa pesan Allah padamu dan dunia. Sembahlah Allah, Tuhan yang sejati.”
Dan reaksi Raja Yazdgird III kepada Umar :
“Dalam nama Ahura Mazda, pencipta Kehidupan dan Kecerdasan:
Kau, dalam suratmu menulis bahwa kau ingin mengarahkan kami kepada Tuhanmu tanpa tahu siapa kami sebenarnya dan siapa yang kami sembah. Sungguh mengherankan bahwa sebagai orang yang berkedudukan sebagai Kalifah Arab, pengetahuanmu sama dengan Arab kelas rendah yang berkeliaran di padang pasir !
”Kau menganjurkan kami menyembah Tuhan yang esa tanpa tahu bahwa selama ribuan tahun masyarakat Persia telah menyembah Tuhan yang esa dan mereka menyembahNya lima kali sehari!
“Kala kami telah mendirikan kebudayaan makmur dan luhur di dunia dengan menegakkan Pikiran-pikiran Baik, Kata-kata Baik, Perbuatan-perbuatan Baik dengan tangan-tangan kami sendiri, kau dan kakek moyangmu masih berkeliaran di padang pasir, memakan kadal, tidak punya apa-apa untuk menafkahi dirimu dan kalian mengubur bayi-bayi perempuan kalian.” (Ini adalah tradisi Arab kuno, karena Arab lebih suka anak laki daripada anak perempuan.)
”Kalian pancung anak-anak Tuhan, bahkan tawanan-tawanan perang, memperkosa wanita, merampoki kafilah-kafilah, melakukan pembunuhan massal, menculik istri orang dan mencuri harta benda mereka ! Hati kalian terbuat dari batu, kami kutuk segala kekejian yang kalian lakukan. Bagaimana mungkin kau mengajari kami Jalan-jalan Tuhan jika kau melakukan perbuatan-perbuatan keji itu?”
”Apakah Allah yang memerintahmu untuk membunuh, merampoki dan menghancurkan itu ? Apakah kalian sebagai umat Allah yang melakukan ini dalam namaNya? Ataukah kalian berdua ?”
”Katakan pada kami. Dengan segala kekuatan miltermu, kelakuan barbarmu, pembunuhan dan perampokan dalam nama Allah yang Akbar, apakah yang telah kau ajarkan pada tentara Muslim ini? Pengetahuan apakah yang kausampaikan pada Muslim yang ingin kau paksa untuk ajarkan pada non-Muslim? Budaya apakah yang kau dapatkan dari Allahmu, sehingga kau berani2nya memaksakan itu kepada orang lain?”
”Aku mohon kau tetap bersama Allahmu yang Akbar di padang pasirmu dan tidak bergerak mendekat ke kota-kota kami yang beradab, karena agamamu mengerikan dan kelakuanmu amat biadab!”
Kini orang Persia (Iran) mulai menggali kembali masa pra-Islam mereka. Kejayaan jaman Cyrus dan Darius, jaman Pasargade, Persepolis, Ctesiphon, atau Zarathushtra, dan
syair terkenal anti-Arab mereka, Shah-Nameh. Dengan internet, anak-anak muda Iran semakin menyadari masa lalu mereka dan cerita sebenarnya tentang Iran. Inipun semakin membuat resah anak muda Iran (yang jumlahnya 75% dari total penduduk).
Source: http://blog.uin-malang.ac.id/muchlisin/2011/06/14/relevansi-tentang-sejarah-peradaban-islam-di-persia/