Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil hiduplah seorang pemuda miskin. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya pemuda tersebut menjual gerabah. Setiap hari ia berjalan dari kampung ke kampung untuk menawarkan gerabah buatannya. “Gerabah… gerabah…!!!” teriaknya setiap hari. Meskipun sangat berat dan melelahkan tetapi sang pemuda selalu riang gembira menawarkan barang dagangannya. Pada suatu hari yang panas, sang pemuda berjalan menyusuri tepi sebuah danau yang jernih. “Ah, hari ini melelahkan sekali” katanya sambil meletakkan bakulnya di tepi danau tersebut dan mengusap peluh yang menetes di dahinya. Sang pemuda membasuh muka dan minum beberapa tangkup air yang diambil dengan tangannya. “Ah, segarnya…” katanya dengan senang.

Sang pemuda hendak melanjutkan perjalanan ketika sayup-sayup terdengar suara perempuan yang sedang bercanda ria dari arah danau. “Suara siapa ya?” tanyanya dalam hati. Dengan penuh konsentrasi dia coba tajamkan pendengarannya serta dipicingkannya matanya untuk mencari sumber suara tersebut. Ternyata suara tersebut memang berasal dari beberapa wanita yang sedang mandi di tepi danau. Melihat wanita cantik yang sedang mandi itu, hati sang pemuda menjadi berdebar-debar karena malu. Ketika ia sedang mencari tempat persembunyian agar tidak terlihat oleh para wanita itu, ia melihat beberapa helai pakaian yang sangat halus dan indah warnanya. Mungkin itu adalah pakaian para wanita yang sedang mandi. Akhirnya timbullah pikiran jahat sang pemuda untuk mengambil sebuah pakaian mereka. Lalu pakaian itu disembunyikannya dalam bakulnya. Sang pemuda lalu pergi menjauh dari tempat itu.

Menjelang senja, sang pemuda kembali lagi melewati danau tersebut untuk melihat-lihat apakah ada wanita-wanita cantik yang tadi sedang mandi masih ada atau sudah pergi. Betapa terkejutnya ia ketika melihat dari balik pohon di tepi danau seorang wanita yang cantik jelita tanpa berpakaian selembar pun sedang menangis seorang diri. Dengan hati berdebar-debar sang pemuda mendekati gadis itu.

“Hai, kenapa engkau menangis?” tanya sang pemuda.

“Pakaianku dicuri orang! Aku tak bisa pulang tanpa pakaian itu” jawab sang gadis.

Sang pemuda jadi merasa kasihan melihat gadis itu menangis, sejenak timbul niatnya untuk mengembalikan pakaian yang telah diambilnya tadi. Tapi, karena baru pertama kali ia melihat gadis secantik itu, maka timbul niatnya untuk mengajak sang gadis ikut pulang ke rumah bersamanya. Sang gadis pun sangat berterima kasih atas kebaikan sang pemuda untuk mengajaknya pulang ke rumah.

Karena sang gadis tidak punya tempat tujuan lainnya di dunia ini maka ia memutuskan untuk tinggal bersama sang pemuda. Mereka pun akhirnya menikah. Beberapa waktu kemudian sang gadis yang kini telah menjadi istrinya, melahirkan seorang anak. Kehidupan mereka pun menjadi semakin bahagia.

Pada suatu hari, seperti biasanya sang suami pergi bekerja, sedangkan sang istri tinggal di rumah untuk memasak dan bermain dengan anaknya yang masih bayi. Hari itu tidak seperti biasanya, sang bayi menangis dengan keras, hingga sang ibu harus bersusah payah untuk menidurkannya. Ketika anaknya sedang tertidur pulas, tanpa disadarinya mata sang ibu tertuju pada sebuah benda aneh yang digantung di langit-langit rumahnya. Benda apa itu ya? Karena penasaran, maka diambilnya tangga untuk mengambil benda yang sedang tergantung di atas. Ternyata benda itu adalah sebuah bungkusan kain. Perlahan-lahan dibukanya bungkusan itu dan… “Oh, ini pakaianku yang selama ini aku cari. Ternyata suamiku sendiri yang telah menyimpannya!” katanya dengan sedih bercampur gembira. Segera dipakainya pakaian itu. Dan dengan menggendong anaknya yang masih tertidur pulas itu, ia hendak terbang ke angkasa. Bersamaan dengan itu suaminya pulang ke rumah. Melihat istrinya mengenakan pakaian itu suaminya menjadi sedih dan khawatir.

“Istriku, hendak pergi kemana engkau?” tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

“Suamiku, aku telah menemukan pakaian yang selama ini aku cari. Sesungguhnya aku adalah bidadari dari langit. Dan kini saatnya aku harus kembali ke langit. Karena disanalah tempatku!” kata sang istri sambil perlahan-lahan melayang ke udara.

“Istriku, jangan tinggalkan aku!” teriak sang suami dengan memohon.

“Kalau engkau ingin menemui aku, buatlah seribu pasang sandal jerami, lalu pendamlah dalam tanah di hutan bambu yang tinggi. Panjatlah pohon bambu itu hingga mencapai kerajaan langit. Nanti kita akan dapat bertemu lagi. Sampai jumpa…” kata istrinya dengan mata berkaca-kaca karena sedih berpisah dengan suaminya. Dan perlahan-lahan sang istri pun naik ke atas langit hingga hilang di balik awan putih.

Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, sang suami segera mengumpulkan jerami sebanyak-banyaknya dan tanpa kenal lelah bekerja siang malam untuk membuat seribu pasang sandal jerami. Akhirnya sang suami berhasil membuat 999 pasang sandal, tetapi karena sudah tidak sabar ingin menemui istri dan anaknya segera diangkut ke-999 sandal jerami tersebut dan dikubur dalam hutan bambu. Tiba-tiba dari dalam timbunan sandal jerami tersebut tumbuhlah sebatang pohon bambu yang menjulang tinggi ke angkasa. Sang suami pun menaiki pohon bambu tersebut sampai ke ujungnya. Tetapi karena sandal jerami yang dibuatnya kurang satu pasang, maka sang suami tidak bisa mencapai kerajaan langit yang hanya kurang satu lengan saja. Betapa pun tangan sang suami menggapai-gapai tidak juga sampai ke kerajaan langit. Maka ia pun berteriak sekencang-kencangnya untuk memanggil sang istri. “Istriku… aku datang untuk menemuimu. Keluarlah!”

Teriakan sang suami pun akhirnya sampai juga ke telinga sang istri. Diulurkannya lengan sang istri untuk menjangkau lengan suaminya. Akhirnya sang suami berhasil juga menginjakkan kaki di kerajaan langit. Setelah itu mereka berdua menghadap ke dewa langit yang juga ayah sang istri. Tetapi karena pada dasarnya kerajaan langit tidak menyukai adanya hubungan antara manusia dan dewa, maka dengan cara apapun ayah dan ibu istrinya memisahkan hubungan anaknya dengan manusia.

Suatu hari sang ayah memerintahkan suami anaknya untuk mengambil air tanpa tumpah sedikitpun dengan keranjang yang banyak lubangnya. Tentu saja hal tersebut mustahil. Dalam kebingungannya sang istri menolong sang suami dengan membawakan kertas minyak untuk menutupi keranjang yang berlubang-lubang itu. Sewaktu ayah sang istri melihat bahwa keranjang tersebut mampu menampung air, ia sangat terkejut.

“Ternyata manusia juga mempunyai kepandaian!” katanya dengan bersungut-sungut. Sejenak hati sang suami lega, tetapi hal itu belumlah berakhir.

Saat itu adalah saat musim panas. Di kerajaan langit, makan buah semangka adalah suatu pantangan yang tidak boleh dilakukan karena akan menimbulkan suatu bencana. Namun, karena sang ibu ingin memisahkan anak gadisnya dari suaminya, maka ia memerintahkannya untuk memetik semangka di kebun.

“Belah dan bawa kemari buah semangka dari kebun!” perintah sang ibu.

Karena ia pikir memetik dan membelah buah semangka bukanlah merupakan pekerjaan sulit, maka tanpa banyak basa-basi sang suami langsung pergi ke kebun untuk mengambil buah semangka. Dipotongnya buah semangka tersebut dengan hati-hati. Tetapi selanjutnya apa yang terjadi? Dari dalam buah semangka yang terbelah itu mengalirlah air bah dengan derasnya. Sang suami terseret arus air tersebut tanpa bisa berbuat apa-apa. “Tolong… tolong!” teriak sang suami. Ayah dan ibu sang istri tertawa senang melihat suami anaknya terseret arus air yang telah berubah menjadi sungai yang besar. Istrinya yang baru menyadari terjadinya bencana tersebut segera pergi ke tepi sungai tersebut. Namun ia terlambat. Suaminya telah terbawa arus sungai yang jauh. Ia sangat sedih. Ia pun berteriak, “Suamiku! Kita akan bertemu setiap tanggal tujuh! Tujuh…!”

Tetapi karena suaminya semakin menjauh, maka yang terdengar oleh suaminya hanya angka “tujuh”.

Aliran sungai di kerajaan langit tersebut dinamakan sungai Amanogawa. Setiap tanggal tujuh tiap bulannya, sang istri selalu menunggu kedatangan sang suami di tepi sungai Amanogawa. Tetapi berbulan-bulan ditunggunya suaminya tidak muncul-muncul juga. Akhirnya suaminya datang untuk menemui sang istri tercinta pada tanggal 7 bulan 7 (Juli). Sang suami hanya mendengar angka tujuh dan tujuh, jadi pikirnya bertemu pada tanggal tujuh bulan tujuh. Sejak saat itu mereka hanya dapat bertemu satu kali dalam setahun yaitu pada tanggal 7 Juli. Sampai saat ini tanggal 7 Juli diperingati sebagai Festival Tanabata di Jepang. Di hari itu, masyarakat Jepang menggantungkan kertas kecil warna-warni berisi berbagai macam permohonan di ranting pohon bambu dengan harapan agar permohonan tersebut dapat terkabulkan.

Dongeng Tanabata ini berasal dari Prefektur Kagawa. Tema kisah cinta yang tragis ini memberikan inspirasi bagi masyarakat tradisional Jepang untuk menjadikan kedua tokoh dalam cerita itu sebagai dewa-dewi yang dapat mengabulkan segala permohonan mereka, terutama hal-hal yang berhubungan dengan cinta asmara. Nilai-nilai positif yang dapat diambil antara lain adalah ketulusan cinta tidak akan pernah mati walaupun diterpa berbagai macam rintangan.

dikutip dari: Antonius R. Pujo Purnomo, M.A. TANABATA Kumpulan Cerita Rakyat Jepang Pilihan. Era Media. 2007

 
Gunung Fuji (富士山 Fuji-san?, IPA: [ɸɯʥisaɴ]) adalah gunung tertinggi di Jepang, terletak di perbatasan Prefektur Shizuoka dan Yamanashi, di sebelah barat Tokyo. Gunung Fuji terletak dekat pesisir Pasifik di pusat Honshu. Fuji dikelilingi oleh tiga kota yaitu Gotemba (timur), Fuji-Yoshida (utara) dan Fujinomiya (barat daya). Gunung setinggi 3.776 m ini dikelilingi juga oleh lima danau yaitu Kawaguchi, Yamanaka, Sai, Motosu dan Shoji.

Gunung Fuji adalah simbol Jepang yang terkenal dan sering digambarkan dalam karya seni dan foto-foto, serta dikunjungi pendaki gunung maupun wisatawan.

Gunung Fuji diperkirakan terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu. [1] Sebuah gunung berapi yang kini masih aktif walaupun memiliki kemungkinan letusan yang rendah, Fuji terakhir kali meletus pada tahun 1707. Terdapat lima danau di sekeliling Fuji, yaitu Danau Kawaguchi, Danau Yamanaka, Danau Sai, Danau Motosu dan Danau Shoji.

Sekitar 200.000 orang mendaki Gunung Fuji setiap tahunnya, 30% di antaranya orang asing. Tenggat waktu yang paling populer bagi para pendaki adalah dari 1 Juli hingga 27 Agustus. Pendakian bisa memakan waktu dari 3 hingga 7 jam sementara penurunan gunung mencapai sekitar 2 hingga 5 jam.

 
Jepang, sebuah negara yang terkenal dengan kemampuannya untuk menciptakan segala sesuatu ini kini sedang mengembangkan sebuah teknologi baru yang unik. Para pakar teknologi di jepang berusaha keras untuk menciptakan sebuah robot tercanggih.

 Menurut para ilmuan di negeri matahari terbit itu, robot yang canggih bukanlah robot yang mampu bergerak dengan cepat, robot yang mampu terbang di udara ataupun robot yang mampu berperang dan dapat membinasakan musuh, tapi, robot yang canggih adalah robot sederhana yang mampu berpikir dengan sendirinya.

Beberapa tahun silam banyak orang yang merasa pesimis bahwa robot yang mampu berpikir dengan sendirinya akan dapat diciptakan, namun kini jepang berhasil menepis anggapan lama itu. Sesuai perkembangan jaman saat ini yang semakin maju dengan cepat, perkembangan teknologi robot yang kian diperbaharui oleh para ilmuwan pun semakin maju dengan pesat.

Robot pintar yang kini sedang dikembangkan oleh Tokyo Institute of  Technology ini bernama Self-Organizing Incremental Neural Network (SOINN). Robot pintar ini dapat berpikir dengan sendirinya, diantaranya mampu melakukan hal yang belum pernah diprogramkan sebelumnya, belajar mengenali benda yang belum pernah dilihat sebelumnya dan satu lagi yang paling mutakhir, robot ini mampu mengkoneksikan diri dengan internet, sehingga dapat mengakses segala sesuatu yang terjadi di belahan dunia manapun untuk dipelajari.


Sumber : http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2012/03/teknologi-robot-jepang-yang-mampu.html#ixzz1xIUHoIt3




 
saya sangat suka dengan budaya dan arsitektur negara jepang (boleh dibilang saya suka segala hal tentang jepang), walaupun hanya sempat melihatnya pada saat menonton dorama (film drama) di layar televisi, namun saya sangat tertarik dengan bagaimana terstrukturnya arsitektur di jepang.

untuk kali ini, saya akan coba membahas tentang arsitektur rumah tradisional di jepang.



Arsitektur rumah tradisional Jepang bermaterikan kayu sebagai bahan utamanya, anyaman tikar (tatami) sebagai penutup lantai dan perpaduan antara kayu dan kertas (shoji) sebagai dinding partisinya. Modul perencanaan ruang didasarkan atas ukuran 1 lantai tatami ( 176 x 88 cm ) yang disebut sebagai 1 jo. Kelipatan dari jo inilah yang menjadi dasar penentu luas suatu ruangan. Ruang berukuran standart biasanya terdiri dari 6 jo.

Tatami hanya dipasang di rg. tidur dan rg. keluarga/ rg. tamu, selain itu lantai dapur dan selasar menggunakan bahan vynil/ parquette. Lantai keramik jarang dipergunakan di Jepang….kecuali untuk KM/WC, rg. exterior dan fasilitas umum. Hal ini karena konstruksi rumah panggung tidak memungkinkan untuk menggunakan keramik.
Ketebalan tatami sekitar 3cm s/d 6cm, yang terdiri dari particel board yang dilapisi tikar. Konsep rumah panggung hingga saat ini masih diterapkan di Jepang, untuk mengantisipasi gempa bumi yang kerap melanda Jepang.
Potongan rumah panggung khas Jepang, hingga sekarang konstruksi seperti ini tetap dipergunakan.

Shoji, partisi geser antara ruang saat ini sudah jarang yang bermaterikan kertas, digantikan oleh kaca buram yang dapat bertahan lebih lama. Konstruksinya yang praktis membuat shoji dapat “buka pasang” setiap saat jika diperlukan.

Lemari ( oshiire ) yang dilengkapi dengan pintu geser ( fusuma ) dan dilapisi wallpaper, memiliki kedalaman 75cm, karena sebagai tempat menyimpan kasur gulung ( futon ), jika sedang tidak dipergunakan. Karena keterbatasan lahan di Jepang, rumah menjadi sangat mungil ukurannya, oleh karena itu sebuah ruangan dapat memiliki fungsi ganda. Pagi dan siang hari untuk rg. keluarga dan rg. makan, dimalam hari untuk rg. tidur.

Di area entrance biasanya terdapat rg. foyer/ penerima tamu/ genkan. Di ruang ini tamu harus melepaskan alas kakinya dan menggantinya dengan sandal rumah yang biasanya sudah disediakan, kebiasaan ini diperlukan untuk menjaga kebersihan dan keawetan dari tatami.

Kamar mandi biasanya dilengkapi bak untuk berendam, yang kedalamannya lebih dalam daripada bath tub. Sudah menjadi kebiasaan warga Jepang untuk berendam setelah lelah bekerja seharian.
Karena air dalam bak digunakan secara bergantian oleh anggota keluarga, maka sebelum berendam, biasanya mandi terlebih dahulu. Setelah itu bak ditutup agar air tetap hangat dan bersih……kemudian siap siap deh yang lain berendam…..jadi mirip-mirip kolam renang, hanya ini sistemnya perorangan ya? Bagaimana? ingin ikut berendam juga?

Closet di rumah tinggal umumnya sudah menggunakan closet duduk yang dilengkapi dengan aneka macam tombol untuk membilasnya, namum closet jongkok masih populer di Jepang, fasilitas umum biasanya menyediakan 2 jenis toilet ini.

Lebih lanjut tentang: Mengupas Rumah Kayu Jepang

sumber : http://id.shvoong.com/travel/websites-online-communities/1879588-mengupas-rumah-kayu-jepang/

by stories from admirer

 
Tatami (畳 tatami?) (secara harafiah berarti "lipat dan tumpuk") adalah semacam tikar yang berasal dari Jepang yang dibuat secara tradisional, Tatami dibuat dari jerami yang sudah ditenun, namun saat ini banyak Tatami dibuat dari styrofoam. Tatami mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, dan sekelilingnya dijahit dengan kain brokade atau kain hijau yang polos.

Pada mulanya, Tatami adalah barang mewah yang dapat dimiliki orang kaya. Saat itu kebanyakan rumah orang miskin tidak memiliki lantai, melainkan tikar. Tatami kemudian menjadi populer diabad ke-17. Tatami menjadi modul desain kedua yang penting di abad ke-16 dan abad ke-17. Keseluruhan lantai ruangan tertutup dengan tatami, kolom adalah diposisikan menurut dimensi dan aransemen dari tatami

 
Onsen (温泉?) adalah istilah bahasa Jepang untuk sumber air panas dan tempat mandi berendam dengan air panas yang keluar dari perut bumi. Penginapan yang memiliki tempat pemandian air panas disebut penginapan onsen (onsen yado). Kota wisata yang berkembang di sekeliling sumber air panas disebut kota onsen.

Sumber air panas memiliki dua sumber panas, magma yang berada di dasar gunung berapi, dan panas yang bukan dari gunung berapi. Jenis mineral yang dikandung air menyebabkan perbedaan warna air, bau, dan khasiat mandi dengan air panas tersebut.

Menurut definisi Undang-Undang Onsen Jepang[1], walaupun suhunya tidak tinggi, istilah onsen juga digunakan untuk air dari mata air dengan kandungan mineral yang berbeda dari air biasa, dan berasal dari sumber air yang mengeluarkan gas. Sumber air panas bisa berupa air tanah yang dipanaskan oleh panas bumi atau dipanaskan manusia dengan sumber panas. Air panas bisa keluar secara alami dari dalam tanah, atau keluar setelah dibor manusia.

Lokasi untuk sumber air panas bisa berada dekat gunung berapi atau jauh dari gunung berapi. Sumber air panas yang berlokasi jauh dari gunung berapi mendapat panas dari gradien geotermal (suhu air semakin tinggi bila sumur digali semakin dalam) atau sumber panas yang tidak diketahui. Onsen yang berada di kawasan rawa gambut seperti Tokachigawa Onsen, Hokkaido disebut moor onsen (moor dalam bahasa Jerman berarti rawa).

 
Jakartapress.com - Harajuku adalah suatu area di sekitar stasiun kereta api Harajuku, wilayah Yamanote, distrik Shibuya, Tokyo, Jepang. Kata Harajuku itu sendiri pada perkebangannya mengarah kepada suatu gaya berbusana yang diadopsi dari para remaja yang sering berkumpul di area tersebut.


Harajuku juga merupakan pusat mode dunia. Banyak gaya Harajuku yang dipromosikan, baik di Jepang ataupun dunia internasional, melalui media seperti Kera, Tune, Gothic & Lolita Bible, dan FRUiTS. Banyak pula desainer terkemuka bermunculan dari Harajuku. Harajuku juga menginsipirasi rancangan banyak desainer di seluruh dunia.
 
Jika kita ingin melihat sekumpulan anak muda yang sedang bergaya Harajuku, kita bisa datang ke daerah Harajuku di hari Minggu di mana banyak anak muda Jepang yang berdandan seperti karakter anime, artis punk rock, gothic, dan masih banyak lagi.
 
Gaya busana dari para remaja ini jarang ada yang mengikuti satu gaya atau aliran tertentu. Biasanya mereka lebih banyak memadupadankan antara satu gaya dengan gaya lainnya. Kebanyakan dari mereka juga biasanya berkumpul di Jembatan Jingu, jembatan penyeberangan antara Harajuku ke Kuil Meiji.
 
Ada beberapa jenis aliran dari gaya Harajuku itu sendiri, antara lain adalah sebagai berikut:

● Visual Kei

Visual Kei lebih mengarah kepada gaya Harajuku yang mengikuti gaya artis rock Jepang (JRock). Ciri-ciri dari gaya ini adalah kostum yang rumit dan detail, gaya yang eksentrik, atau aneh, tampilan dan rambut yang ditata sedemikian rupa, serta penggunaan make-up yang mencolok.

● Lolita

Lolita adalah gaya busana Jepang yang dipengaruhi oleh gaya Victorian serta busana periode Rococo (Late Baroque). Ciri-ciri yang banyak ditemui dari gaya Lolita adalah rok ataupun gaun panjang selutut dengan bentuk seperti cupcake (mengembang di bagian bawah), kaus kaki ataupun stoking selutut, hiasan kepala, serta baju dengan banyak renda. Lolita sendiri terdiri dari beberapa aliran gaya, misalnya Gothic Lolita (GothLoli), Sweet Lolita, Qi Lolita, Wa Lolita, Country Lolita, dan masih banyak lagi.

 Decora & Kawaii

Decora atau “Decoration” adalah gaya Jepang yang bercirikan pakaian dan aksesoris dengan warna-warna cerah, pemakaian banyak jepit rambut dengan hiasan dan pita. Aksesoris lainnya yang biasa disertakan dalam gaya ini adalah boneka plasik ataupun boneka yang berbulu, serta perhiasan yang bisa menimbulkan bunyi ketika sang pemakai bergerak.

Sedangkan Kawaii, yang dalam Bahasa Jepang berarti cantik atau imut, dalam hal gaya Harajuku memiliki arti seseorang yang memakai pakaian yang terlihat seperti untuk anak-anak atau gaya yang menonjolkan kelucuan/keimutan orang yang menggunakan pakaian tersebut. Ciri-cirinya adalah baju dengan banyak kerutan, warna pastel atau warna-warna terang, penggunaan aksesoris, termasuk mainan atau boneka berukuran besar, serta tas yang menampilkan karakter anime.

● Ganguro & Kogal

Gaya ini muncul di Jepang pada awal era 1990an, puncaknya pada tahun 2000. Ciri khasnya adalah warna kulit yang gelap dikombinasikan dengan rambut yang dicat warna abu-abu, perak, kuning, atau warna lain yang masih berkenaan dengan warna oranye. Gadis Ganguro biasanya menggunakan lipstick, concealer, dan eye shadow warna putih, eyeliner warna hitam, pemakaian bulu mata palsu, facial gem, dan pearl powder. Pakaian yang digunakan biasanya berwarna cerah, menggunakan rok mini, kain tie-dye, dan memakai banyak perhiasan (cincin, kalung, dan gelang).

Kogal hampir sama dengan Ganguro. Gadis Kogal terkenal dengan “memamerkan” seakan ingin memberitahu semua orang bahwa mereka sangat mapan melalui pakaian yang mereka gunakan, aksesoris, tas (misalnya menggunakan tas Louis Vuitton), selera musik, dan aktivitas sosial mereka sehari-hari.

● Cosplay

Berikut ini adalah gaya yang paling sering kita temui, Cosplay, singkatan dari Costume Player (dalam Bahasa Jepang diucapkan sebagai “Kosupure”). Cosplay merupakan gaya berpakaian yang mengikuti karakter manga, anime, ataupun video game. (tia/ln)

 
Oleh Algooth Putranto

JAKARTA: Jepang, negara  yang makmur dan maju di Asia, masih saja dibelit oleh angka niat bunuh diri dari warga yang semakin meninggi akhir-akhir ini.

Survei pemerintah Matahari terbit yang dirilis Kantor Kabinet hari ini Rabu 2 Mei 2012 di Tokyo mengonfirmasi situasi itu.

Hampir 28,4 % generasi berusia 20 tahun di Jepang mengungkapkan keinginan bunuh diri, naik 3,8% dari survei sebelumnya pada Februari 2008, lebih tinggi daripada kelompok usia lain.

Sementara pada generasi 30 tahunan angka niat bunuh diri mencapai 25%. Pada kelompok usia lainnya hal serupa juga terjadi.

Pada responden berusia 40 tahunan mencapai 27,3%, sementara pada usia 50 tahun mencapai 25,7%, pada 60 tahunan mencapai 20,4% dan kakek-nenek 70 tahunan hanya 15,7%.

Hasil penelitian ini, seperti dikutip dari Jiji Press, membuat pejabat Kantor Kabinet waspada dan segera melakukan langkah-langkah untuk mencegahan bunuh diri terutama pada anak muda.

Tingkat frustasi di negara yang menganut semangat pantang menyerah atau bushido—yang juga memiliki tradisi bunuh diri (harakiri) itu—memang cukup mengkhawatirkan.

Tengok saja, statistik bunuh diri sampai akhir 2011 saja, jumlah bunuh diri di Jepang mencapai 30.000 orang.(jibi/bisnis/yri)

Hal ini dikarenakan ujian masuk universitas yang sulit. Bahkan mungkin karena rasa lelah yanng diakibatkan oleh workaholic yanng berlebihan, serta begitu kuatnya rasa tertutup.

 
 
Japanese fashion (busana/mode bergaya Jepang) merupakan perpaduan gaya tradisional Jepang dan modern. Baju Jepang mulai menandingi tata busana gaya barat semenjak abad 21 dan sekarang berubah menjadi apa yang disebut dengan ‘street fashion’. Istilah tersebut digunakan untuk mendeskripsikan mode/gaya pakaian yang dikenakan seseorang melalui perpaduan trend mode terbaru dengan gaya tradisional.

Sekarang ini banyak macam gaya berpakaian di Jepang, termasuk juga baju dari perpaduan merk lokal danmerk asing. Beberapa jenis gaya berpakaian tersebut terkesan ekstrim dan dapat dipandang sebagai pelopor seni yang setara dengan model peragaan busana di Eropa. Rentetan fenomena naik-turunnya popularitas dari kebanyakan trend baju/pakaiantersebut telah dicatat oleh Choicer Loki sejak tahun 1997 dalam majalah mode FRUiTS . Majalah ini merupakan majalah terkemuka yang telah mengenalkan ’street fashion’ di Jepang.

’Street fashion’ kini telah menjadi trend yang paling populer di Jepang. Hal itu tidak lepas dari peran anak-anak muda Jepang yang mengenakan berbagai pakaian aneh di daerah perkotaan seperti Harajuku, Ginza, Odaiba, Shinjuku, dan Shibuya. Beberapa contoh gaya yang populer di Jepang antara lain Lolita, Cosplay, Kogal, Ganguro, Bōsōzoku, dan Elegant Gothic Aristrocrat.

Tren Harajuku ini muncul pada tahun 90-an. pada saat itu, sekelompok anak muda datang ke stasiun di kota sana. mereka nongkrong dan menyanyi di jalanan di Omotesando. lalu apanya yang menarik?

Ternyata cara berpakaian mereka lain dari yang lain, unik. mereka berpakaian layaknya tokoh kartun ala jepang (anime) dan pahlawan di komik2 sana (manga). nah, karena mereka berpakaian layaknya tokoh anime dan manga seperti final fantasy dan sebagainya, maka orang asal negeri barat sana menyebut mode itu sebagai COSPLAY , diambil dari bahasa inggris dari kata COSTUME AND PLAY.

Buat orang asing yang datang ke Jepang, terkadang kurang sah rasanya kalau tidak datang ke Harajuku. Tapi kalau dilihat dari paket tour ke Jepang, rasanya hampir tidak pernah ditemukan jadwal berkunjung ke Harajuku. Oleh karena itu kebanyakan mereka yang datang kesini adalah mereka yang melakukan perjalanan sendiri. Tapi, sering kali mereka kecewa ketika sudah berkunjung ke Harajuku karena tidak menemukan satupun anak muda yang berdandan aneh. Ini dikarenakan mereka datang pada hari kerja biasa dimana kemungkinan para anak muda ini sedang sibuk bersekolah. Jadi perlu dicatat, kalau ingin melihat cosplay sebaiknya pada hari minggu dan even-even tertentu. Dan tempatnya adalah disekitar pintu masuk menuju Meiji Shrine didekat jembatan penyeberangan menuju Yoyogi Olympic Stadium.

Nantinya akan banyak ditemukan anak-anak muda bergaya sesuai tokoh anime kesukaan mereka, lengkap mulai dari dandanan, pakaian sampai cara mereka berpose. Tapi bukan berarti dengan mereka berpakaian seperti itu kita bisa bebas menggambil gambar mereka, ada baiknya meminta ijin terlebih dahulu karena kalau tidak, ada kemungkinan mereka akan marah dan meminta anda untuk menghapus gambar yang sudah anda curi istilahnya.