Karena begitu pendiam akhirnya Hazzel pun pulang begitu saja sembari membawa barang belanjaannya di dalam ranjang.

Ketika sampai rumah, ternyata sepupu perempuanya datang, akhirnya mereka pun bermain bersama di sebuah danau, mereka memancing ikan serta berenang di sana.

Keesokan harinya Hazzel, sepupunya dan kedua orang tuanya pergi ke kota dengan kereta, namun sayang saat mereka ke kota. Mereka mengalami kecelakaan. Orang tua angkat Hazzel meninggal, untunglah Hazzel dan sepupunya hanya mengalami luka ringan, namun walaupun begitu kejadiaan tersebut menimbulkan perasaan teroma pada Hazzel dan pada akhirnya ia pun jarang sekali berbicara.

Setelah kejadiaan itu Hazzel pun tinggal bersama sepupunya di sebuah kota di paris, bangunan-bangunan tua berjejer di sana. Sebenernya orang tua sepupunya Hazzel telah meninggal, dan selama ini sang sepupu tinggal bersama kakenya. Menjalani kehidupan sebagai pembuat pertunjukan keliling, terkadang saat mengadakan pertunjukan keliling sepupunya sering bermain menjadi balerina, pengunjung yang berdatangan pun memberikan uang yang lumayan.

Mulai saat itu sang kakek pun memberikan sebuah biola pada Hazzel dan melatihnya setiap hari. Sehingga pada saat saat pertunjukan keliling ia pun bisa bermain biola, sebenarnya ia juga ingin bernyanyi, tapi untuk berbicara saja sudah sulit, bagaimana bisa bernyanyi, pasti akan melakukan kesalahan terus menerus.

Akhirnya lewat piano itulah ia menyalurkan kesedihannya karena kehilangan kedua orang tuanya, walaupun terkadang orang tuanya memarahinya terus menerus karena Hazzel melakukan kesalahan, tetapi Hazzel begitu mencintai kedua orang tuanya. Berkat mereka berdualah dirinya masih hidup di dunia ini.

Selain Hazzel dan sepupunya pertunjukan keliling itu pun dimeriahkan oleh seekor monyet, tupai yang pintar serta sang kakek yang menabuh gendang. Terkadang Hazzel juga belajar untuk menjadi balerina, tapi sayang ternyata sulit sekali, berkali-kali ia melakukan kesalahan, tapi walaupun begitu dengan begitu sabar dan hati riang sepupunya terus mengajarkannya sampai bisa. Hazzel pun merasa terbakar api semangat akhirnya ia terus berlatih walau hingga akhir malam.

Setiap hari mereka tinggal di karavan. Di karavan itu sudah tersedia dapur dan tempat tidur. Mereka pun tinggal secara nomaden. Terus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Hingga pada akhirnya mereka sampai di sebuah kerajaan. Dan sang Raja pun mengundang mereka untuk membuat sebuah pertunjukan untuk sang raja. Ketika setelah selesai membuat pertunjukan mereka pun berpesta dan makan bersama. Suasana begitu ramai. Dan entah apakah hanya khayalan atau beneran Hazzel seperti melihat Tom, laki-laki yang ia lihat di sebuah artikel.

Saat itu Tom akan berdansa dengan seseorang yang Hazzel lihat saat di pasar waktu itu. Tanpa sengaja Hazzel menumpahkan makanannya. Hingga makanan itu terjatuh, dan cipratannya mengenai baju wanita itu. Sungguh benar-benar ceroboh.

Tapi karena wanita itu memiliki intelegent emosi yang bagus jadi ia pun hanya tersenyum dan berkata "Aku tidak apa-apa." Hazzel terbengong-bengong, tak ada tamparan, jenggutan, makian dan lain-lain. Karena begitu merasa sangat bersalah Hazzel pun berkali-kali minta maaf dan berusaha membersihkan kotoran itu.

Malam itu setelah pesta, mereka menginap di istana itu. Dan karena balet yang dimainkan oleh sepupu Hazzel begitu bagus, jadi sepupu Hazzel telah diresmikan untuk menjadi balerina istana. Dan mulai saat itu pun sepupu Hazzel tinggal di istana. Sepupu Hazzel berjanji bahwa semua gajinya nanti akan diberikan kepada Hazzel dan kakeknya.

Setahun telah berlalu, selama setahun itu kehidupan Hazzel dan kakeknya dipenuhi oleh acara pertunjukan keliling, permainan biola Hazzel pun semakin menarik.

Tapi di lain sisi kesehatan sang kakek, lama kelamaan memburuk. Sang kakek terus menerus sakit. Bahkan ketika ia terbatuk pun ia mengeluarkan darah. Gaji yang diberikan sepupu Hazzel telah habis untuk biaya pengobatan sang kakek. Tapi walaupun begitu azal tetap menjemput sang kakek.

Saat di pemakaman, Hazzel merasa begitu sedih, karena satu persatu orang-orang yang ada dalam hidupnya menghilang pergi meninggalkannya seorang diri. Bahkan ketika ia tertidur ia pun terus bermimpi tentang ladang pertanian keluarganya, ia teringat masa kecilnya.

Karena begitu merindukan kampung halamannya ia pun bergegas pulang ke desanya. Tapi setelah sampai di sana. Semuanya telah berubah. Ladang pertaniannya bukan lagi sebuah rumah, melainkan sekarang berubah menjadi sebuah bioskop yang begitu ramai oleh para penonton. Hazzel begitu sedih, kepingan mozaik masa kecilnya telah menghilang. Desa itu pun dalam sekejap berubah menjadi kota metropolitan.

"Oh kemanakah aku harus kembali? Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi." Hazzel termenung begitu lama, satu-satunya yang ia miliki hanyalah biola tua pemberian kakeknya. Ia pun memainkan biola itu dengan nada sedih. Semua orang yang mendengarnya begitu terhanyut oleh



Leave a Reply.