Jum’at, 30 September 2011, sejak jam dua siang, saya beserta dua orang teman satu lab sudah sampai di SD Ogawa, Kota Kariya, Jepang. Kami diundang oleh dosen pembimbing di kampus, untuk ikut menyaksikan proses Lesson Study yang akan diadakan di sekolah itu.

Kira-kira jam dua lewat sepuluh menit, kami dipersilakan untuk langsung menuju kelas, tempat akan berlangsungnya Lesson Study. Di sana sudah berkumpul kepala sekolah, Dr. Hiroyuki Kuno dari Aichi University of Education, dan sekitar dua belas orang guru yang bertugas sebagai observer dalam penelitian itu.

Seorang guru perempuan mulai mengajarkan ”Pendidikan Moral” kepada anak-anak kelas satu. Materi yang diajarkan saat itu adalah tentang berbohong. Ibu guru memulainya dengan membuat kuis, ”Coba tebak, apa yang ada di dalam kantong celana ibu guru?”  Anak-anak sibuk menebak isi kantong ibu guru yang menggelembung besar. 

Ternyata isinya adalah dongguri (biji pohon ek). Lalu mengalirlah cerita tentang seorang anak yang diajak temannya untuk mencari dongguri di taman, usai sekolah. Tetapi, ia sebenarnya sudah berjanji pada ibunya akan langsung pulang ke rumah. Singkat cerita, sang anak akhirnya ikut mencari dongguri, dan terpaksa berbohong kepada ibunya tentang alasan mengapa ia terlambat pulang ke rumah. 

Cerita ini diambil dari salah satu buku bacaan yang sedang dipelajari oleh para murid. Topik berbohong dibahas secara mendalam, terutama seputar perasaan sang anak ketika berbohong, dan juga reaksi sang ibu terhadap perilaku berbohong anaknya.

Pelajaran ditutup dengan cerita pengalaman sang guru saat berbohong kepada temannya waktu kecil, lalu ketahuan oleh temannya itu. Suatu pengalaman yang sangat tidak menyenangkan.

Proses belajar sangat interaktif. Hampir semua anak aktif melontarkan pendapat dan mengikuti seluruh proses belajar. Anak-anak juga aktif menuliskan pendapatnya di buku lembar kerja, yang akan dikumpulkan dan dinilai oleh guru.

Proses lesson study

Selesai mengajar, sang pengajar dan guru-guru observer berkumpul di salah satu ruangan di bagian lain sekolah. Di sana, ibu guru dipersilakan melakukan refleksi tentang kegiatan mengajar tadi. Lalu guru-guru observer lainnya membentuk kelompok, dan membahas tentang kelebihan dan kekurangan guru tersebut dalam mengajar. Selain itu, dibahas pula mengenai respon positif dan negatif anak-anak selama pelajaran berlangsung. 

Setelah diskusi dalam kelompok, hasil diskusi dibahas secara bersama-sama, dan menjadi masukan yang sangat positif bagi sang pengajar sendiri. Lesson Study ditutup dengan masukan dan saran dari Dr. Hiroyuki Kuno sebagai advisor pelaksana Lesson Study.

Lesson Study sudah berjalan di Jepang sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Tahun 1999, Catherine Lewis, seorang peneliti senior dari Mills College, California, yang sedang meneliti tentang motivasi belajar anak-anak Jepang, menemukan Lesson Study. Ia menulisnya ke dalam bahasa Inggris. Setelah itu, tersebarlah Lesson Study ke seluruh dunia. Tahun 2007, berdirilah World Association of Lesson Study, yang aktif mengadakan konferensi internasional tentang Lesson Study setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, Lesson Study diperkenalkan melalui JICA (Japan International Cooperation Agency) pada tahun 2006. Perkembangannya masih belum terlalu pesat, namun sejak tahun 2010, UPI Bandung bekerja sama dengan pemerintah Kota Bandung, aktif menggalakkan Lesson Study di sekolah-sekolah di daerah Jawa Barat.

Proses Lesson Study, seperti yang tertulis di atas, merupakan salah satu metode yang umum dijalankan di sekolah-sekolah Jepang. Prosesnya biasanya dimulai dari penyusunan rencana mengajar tentang satu topik pelajaran, yang kemudian dirancang bersama-sama dalam satu tim guru. Hal tersebut mencakup rencana detil, mulai dari teknik mengajar, penekanan apa yang akan dibicarakan selama pelajaran berlangsung, bayangan notulensi dari hasil diskusi di kelas yang akan ditulis di papan tulis, lalu closing atau penutup. 

Setelah pembuatan rencana mengajar selesai, kemudian rencana itu diaplikasikan di kelas, sambil diobservasi oleh tim dan guru lain yang berada diluar tim. Seluruh proses belajar direkam dalam video tape, yang juga bisa dijadikan alat penelitian untuk analisa kualitatif, selain untuk keperluan penyimpanan file administratif.

Setelah proses belajar mengajar selesai, proses berikutnya adalah ajang refleksi, masukan dan saran. Sesi ini dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan semangat untuk perbaikan kualitas pendidikan, bukan untuk menjelek-jelekkan atau menjatuhkan sang pengajar.

Metode ini sangat bagus untuk meningkatkan kualitas mengajar guru-guru di Jepang. Di samping itu, Lesson Study juga diakui dapat meningkatkan kualitas proses belajar, dan daya serap siswa dalam belajar. Pada akhirnya, Lesson Study bisa meningkatkan prestasi belajar para murid di sekolah secara keseluruhan.

Tiga pilar semangat lesson study

Dalam International Conference of Lesson Study di Tokyo, 26-27 November 2011 lalu, dibahas tentang semangat Lesson Study yang terdiri dari tiga pilar, yaitu:

1. Guru 

Lesson Study merupakan gerakan akar rumput antar sesama guru di dunia pendidikan. Lesson Study bisa dilakukan di sekolah-sekolah, tanpa perlu menunggu kebijakan dari pemerintah.

Dengan Lesson Study, guru bisa memahami proses belajar para murid secara mendalam melalui pengamatan terhadap metode mengajarnya sendiri. Dengan adanya observasi, aneka masukan dari guru lain, dan melihat kembali rekaman video, guru bisa memperbaiki kemampuan mengajarnya.

Selain itu, Lesson Study pun menimbulkan semangat untuk saling mendukung di antara sesama guru untuk meningkatkan kualitas mengajar. Pembuatan rencana mengajar yang dilakukan secara tim dan kegiatan observasi pun bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas.

2. Murid sebagai fokus

Menemukan kelebihan setiap murid, tidak hanya dalam hal pengetahuan dan kemampuan, tapi juga dalam hal identitas dan formasi kelompok di kelas. Sekaligus, memastikan setiap murid bisa belajar dengan kualitas yang tinggi. 

Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan observasi secara mendalam dan hati-hati untuk memahami apa yang terjadi dalam diri setiap murid. Kemudian, memikirkan cara yang tepat untuk membantu perkembangan mereka secara holistik. Selain itu, dengan melihat kembali rekaman video, para guru bisa membaca dan menganalisa kembali proses berpikir dan membaca apa yang dirasakan murid, selama proses belajar berlangsung. 

3. Keterlibatan orang tua dan komunitas di sekitar sekolah

Dalam proses belajar para murid, Lesson Study membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan.

Dengan ketiga pilar Lesson Study, Jepang bisa meningkatkan kualitas pendidikan secara langsung melalui ujung tombak pendidikan, yakni kualitas mengajar para guru dan kualitas proses belajar mengajar di kelas. 


Hifizah Nur S.Psi
Mahasiswa Program Master di Aichi University of Education, Jepang
_Redaktur: Miftahul Falah
http://www.republika.co.id
 
『Bon』

Bon dilakukan untuk menghibur arwah leluhur sekitar tanggal 15 juli dikota besar dan sekitar tanggal 15 agustus di dusun tani. Ketika bon, orang~orang berziarah ke makan dengan membawa bunga dan kemenyan. Pada masa ini, tarian bon diadakan dengan semarak disetiap daerah. Dulunya komunitas pedusunan yang mulai mengadakan tarian itu sendiri~sendiri untuk dipersembahkan kepada leluhur. Namun, belakangan ini siapa pun dapat mengikutinya sehingga sisi hiburan dari kegiatan ini kian mengental.

Tokai de ha shichigatsu jyuugonichi goro, nouson de ha hachigatsu jyuugonichi goro, sosen no rei wo kuyou suru bon ga aru. Bon ni ha ohana to senkou wo motte hakamairi wo suru. Kono jiki kakuchi de bon odori mo sakan ni okonawareru. Motomoto, mura nado no kyoudoutai ga jibuntachi de senzo no kuyou wo suru tame, hajimeta odori datta ga, saikin de ha dare demo sanka dekiru goraku gyouji no men ga tsuyoku natte iru.

都会では七月十五日ごろ, 農村では八月十五日ごろ, 祖先の霊を供養する盆がある. 盆にはお花と線香を持って墓参りをする. この時期各地で盆踊りも盛んに行われる. もともと, 村などの共同体が自分達で先祖の供養をするため, 始めた踊りだったが, 最近では誰でも参加出来る娯楽行事の面が強く成っている.

『Daruma』

Daruma merupakan boneka dengan bentuk yang menarik. Tak bertangan dan tak berkaki. Bermuka dan berbadan bulat serta berpakaian merah. Jadinya, dengan menghiaskan barang keseluruhannya merah, hadir kata seperti hidaruma dan chidaruma. Dari bentuknya yang bulat, ada pula kata seperti yukidaruma, daruma sutoubu, dan darumabune.

Karena dasarnya diberi pemberat, walaupun direbahkan, segera saja bangun lagi. Nanakorobi yaoki menggambarkan berapa pun banyaknya kegagalan tetaplah berjuang dan pantang menyerah. Karena betul~betul menggambarkan ungkapan tersebut, daruma banyak dipajang tidak hanya didalam rumah melainkan di toko dan di kantor sebagai barang pengundang nasib baik.

Daruma berasal dari nama bhiksu yang mendirikan zenshuu, salah satu aliran agama buddha. Dikisahkan bahwa dia berlayar dari India menuju China yang memakan waktu selama 3 tahu. Kenirwanaannya diperolehnya sesudah 9 tahun duduk bersemedi didepan dinding biara yang disebut shourinji. Itu lebih dari 1500 tahun yang silam. Oleh karena itu, zenshuu disebut juga darumashuu yang berkembang pesat diChina dan bahkan masuk ke Jepang. Karena bersemedi selama 9 tahun untuk mencapai kenirwanaan, lahirlah cerita yang menyebutkan bahwa baik tangan maupun kakinya menjadi tidak lagi bisa digerakkan.

Pasar yang menjual banyak daruma hiasan yang berderet juga populer bagi mereka yang tidak mengetahui kaitan antara daruma dan Buddha. Pasar daruma yang terkenal disekitar Tokyo adalah Fudouin dikota Kawasaki dan Jindaiji dikota Choufu. Disana terkenal sebagai macam daruma dari Provinsi Gunma dan Saitama.

Semuanya berbentuk sama. Namun, kalau diperhatikan dengan baik, masing~masing muka daruma tersebut sedikit berbeda. Pembentukan karakter daruma tergantung pada sang pembuatnya. Tetapi matanya tidak dihitami. Tatkala cacar berjangkit di akhir Zaman Edo, dipasarkan daruma yang matanya tidak dihitami. Sebab, dipercayai bahwa daruma melindungi orang supaya cacar tidak mewabahi mata. Karena ada pembeli yang ingin menghitami mata daruma manakala keinginannya terkabul, sekarang pun daruma yang matanya tidak dihitami dijual.

Daruma sering dipajang diatas lemari dalam toko atau rumah. Seandainya menemukan daruma tersebut, silahkan perhatikan dengan baik adakah matanya dihitamkan atau tidak. Kalau dihitamkan apakah itu sebelah saja atau kedua~duanya.

『Doyou』

Ini sekitar tanggal 20 Agustus. Sedari dulu doyou disebut sebagai masa menjaga diri baik~baik sewaktu sengatan musim panas berlanjut. Oleh karena itu, ada kebiasaan menyantap makanan yang bergizi agar tidak merana pada hari~hari yang panas. Makanan khas doyou adalah belut. Dikatakan bahwa belut yang bergizi ini mampu mencegah kekurusan pada musim panas. Pada hari tersebut, kedai belut sudah sibuk sedari dini hari. Belut yang sudah dibelah diberi tusukan, diolesi kuah bumbu, dan lantas dibakar dengan api arang. Mencium bau harum kental, membuat orang~orang menjadi ingin memasuki kedai tersebut.

“Bahasa Jepang”

Hachigatsu hatsuka goro. Mousho ga tsuzuku koro de, mukashi kara doyou ha karada ni ki wo tsukeru toki da to iu. Dakara kono atsusa ni makenai you ni, eiyou no aru tabemono wo taberu shuukan ga aru. Doyou no daihyouteki na tabemono ha unagi de aru. Unagi ha eiyou ga aru no de, natsuyase wo fusegu to iwarete iru. Kono hi shouchou kara unagiya ha isogashii. Saita unagi wo kushizashi ni shite, tare wo tsukete kara sumibi de yaite iru. Ano amai kotteri shita nioi wo kageba, tsui mise ni hairitaku naru.

八月二十日ごろ. 猛暑が続くごろで, 昔から土用は体に気をつける時だと言う. だからこの暑さに負けないように, 栄養のある食べ物を食べる習慣がある. 土用の代表的な食べ物はウナギである. ウナギは栄養があるので, 夏やせを防ぐと言われている. この日早朝 (dibacanya shouchou, penulisannya hayaasa⇒早朝)からウナギ屋は忙しい. 裂いたウナギを串刺しにして, たれを作てから炭火で焼いている. あの甘いこってりした臭いをかげば, つい店に入りたく成る.

『Ganjitsu』

Ini merupakan hari pertama tahun baru. Akemashite omedetou gozaimasu merupakan salam tahun baru. Pada hari tahun baru ini kimono atau pakaian yang indah dikenakan dan kuil atau baiara dikunjungi. Banyak kartu tahun baru pun diantarkan ke rumah~rumah pada hari ini. Senang sekali rasanya membaca kartu tahun baru yang dari sobat lama atau kenalan.

“Bahasa Jepang”

Shougatsu no hajime no hi de aru. Akemashite omedetou gozaimasu to itte shougatsu no aisatsu wo suru. Ganjitsu ni ha kirei na kimono ya fuku wo kite, jinjya ya tera ni iku. Mata kono hi ni takusan no nengajyou ga uchi ni kuru. Furui tomodachi ya shiriai kara kita nengajyou wo yomu no ha totemo tanoshii.

正月の初めの日である. 明けましておめでとうござますと言って正月のあいさつをする. 元日にはきれいな着物や服を着て, 神社や寺に行く. またこの日にたくさんの年賀状が家に来る. 古い友達や知り合いから来た年賀状を読むのはとても楽しい.

hanabi taikai⇒花火大会

pertunjukan kembang api, biasa diselenggarakan dimasing~masing daerah pada waktu musim panas yang disponsori oleh perusahaan~perusahaan, pemerintah daerah setempat, dan organisasi perorangan. Pertunjukan kembang api diadakan pada malam hari disaksikan oleh masyarakat daerah setempat sambil makan~makan dan minum~minum.

『Hanami』

Bunga sakura mulai bermekaran dari daerah selatan jepang sekitar pertengahan maret sedangkan daerah seperti Tokyo sekitar awal april. Boleh jadi karena perasaan yang cerah muncul kala memandangi bunga sakura yang bermekaran penuh di banyak pohon, orang  jepang suka sekali akan hanami.

日本語

Sakura no hana ha sangatsu naka goro nihon no minami no chihou kara sakihajimeru. Tokyo nado no chihou de ha nai daitai shigatsu no hajime de aru. Takusan no ki ippai saita sakura no hana wo miru to, tanoshii kimochi ni naru no ka nihonjin ha hanami ga daisuki da.

桜の花は三月中ごろ日本の南の地方から咲き始める. 東京などの地方ではないだいたい四月の初めである. たくさんの木いっぱい咲いた桜の花を見ると, 楽しい気持ちに成るのか日本人は花見が大好きだ.

Harakiri⇒腹切り

Disebut juga seppuku, tofuku, atau happuku yaitu bunuh diri yang dilakukan dengan cara memotong perut. Hal ini merupakan kebiasaan kaum samurai setelah akhir zaman heian untuk mengakhiri hidupnya. Pada zaman edo hara-kiri merupakan salah satu bentuk hukuman mati yang dikenakan terhadap kaum samurai. Dihadapan pejabat yang berkaitan, pelaku harakiri biasanya didampingi seorang kaishakakunin (algojo, pembantu hara-kiri) yang siap memenggal lehernya pada saat diperlukan.

『Higan』

Higan pada musim bunga dan musim gugur. Higan paad musim gugur kira~kira tanggal 23 atau 24 september yang menjadi hari besar nasional. Ada ungkapan atsusa samusa mo higan made yang berarti higan merupakan demarkasi panas dan dingin. Ohigan merupakan upacara yang penting bagi orang jepang. Orang~orang berziarah ke makam mempersembahkan bunga, kemenyan, makanan kesukaan almarhum, dan menyampaikan keadaan keluarga pada leluhur. Makam yang biasanya lenggang pun menjadi ramai pada hari ini.

日本語

Higan ha haru to aki ni naru. Aki no higan ha kugatsu nijyuusan, nijyuuyokka goro de, sono hi kokumin no shukujitsu ni naru. “atsusa samusa mo higan made” to iu hyougen ga aru ga, higan ga atsusa to samusa no sakai to iu imi de aru. Ohigan ha nihonjin ni totte daiji na gyouji de aru. Ohaka ni itte, ohana, osenkou, kojin no koubutsu nado wo sonae, kazoku no dekigoto wo sosen ni houkoku suru. Fudan shizuka na bochi mo kono hi ha nigiyaka ni naru.

彼岸は春と秋に成る. 秋の彼岸は九月二十三, 二十四日ごろで, その日国民の祝日に成る『暑さ寒さも彼岸まで』と言う表現があるが, 彼岸が暑さと寒さの境と言う意味である. お墓に行って, お花, お線香, 故人の好物などを供え, 家族の出来事を祖先に報告する. ふだん静かな墓地もこの日はにぎやかに成る

『Hinamatsuri』

Tanggal 3 maret merupakan hari hinamatsuri (perayaan boneka). Pada hari ini dirumah, boneka dipajang dan bunga persik dipersembahkan  kepada dewa sehingga hari ini disebut “momo no sekku”. Anak perempuan menjadi pemeran utamanya pada hari ini.

日本語

Sangatsu mikka ha hinamatsuri no hi da. Kono hi ie ni ningyou wo kazari, momo no hana wo sonaeru. Dakara kono hi wo momo no sekku to mo iu. Onna no ko ga kono hi no shujinkou da.

三月三日はひな祭りの日だ. この日家人形を飾り, 桃の花を供える. だからこの日を桃の節句とも言う. 女の子がこの日の主人公だ.

『Nihyaku touka』

Berdasarkan penangggalan, hari dimulai musim semi disebut risshun. Hari yang bertepatan dengan hari ke~210 yang dihitung dari risshun ini disebut nihyaku touka dan jatuhnya pada tanggal 1 atau 2 september. Pada waktu ini, banyak topan yang datang menjelang, karena ulah topan, seringkali tanggul sungai bobol dan air menggenangi kota dan desa. Rumah~rumah hancur dan bahkan juga menimbulkan korban jiwa. Sawah lading porak poranda sehingga hasil panen menjadi tidak baik. Petani sangat khawatir terutama akan bencana besar yang merusakkan padi.

日本語

Koyomi no ue de haru ga hajimaru hi wo risshun to iu. Kono risshun kara kazoete nihyaku tookame ni ataru hi wo “nihyaku tooka” to iu. Kugatsu tsuitachi ka futsuka ni naru. Kono koro ni ha taifuu ga kuru koto ga ooi. Taifuu no tame ni tabitabi kawa no teibou ga kowarete, machi ya mura ni kawa no mizu ga afureru. Tasuu no kaoku ga koware, hito ga shinu koto mo aru. Suiden ya tahata ga arasarete sakumotsu ga dame ni naru. Toku ni ine ookii higai ga aru kara, noumin ha taihen shinpai de aru.

暦のうえで春が始まる日を立春と言う. この立春から数えて二百十日目に当たるひを『二百十日』と言う. 九月一日か二日に成る. このころには台風が来る事が多い. 台風のために度々川の堤防が壊れて, 町や村に川の水があふれる. 多数の家屋が壊れ, 人が死ぬ事もある. 水田や田畑が荒らされて作物がだめに成る. 得に稲大きい被害があるから, 農民は大変心配である.

Ninja

Orang yang memilki ilmu ninjutsu, hidup pada zaman sengoku (sengoku jidai 1467~1568). Dengan ilmunya itu mereka menguasai teknik dan ketrampilan khusus untuk berkelahi atau berperang seperti dapat berjalan cepat di daratan sambil membungkuk tanpa mengeluarkan suara, menyelam dan bersembunyi didalam air, memanjat pagar, dinding atau benteng, bahkan dipercaya dapat berjalan diatas permukaan air dan dalam waktu sekejap dapat menghilang. Pekerjaan mereka diantaranya mematai~matai kekuatan dan strategi perang pihak musuh, melakukan sabotase dan melaksanakan pembunuhan terhadap para pemimpin musuh. Pada waktu beraksi mereka selalu memakai pakaian khusus untuk menyembunyikan identirasnya dan dilengkapi peralatan berkelahi atau perang khas seorang ninja.

『Nyuubai』

Tsuyu dimulai sekitar pertengahan juni yang disebut nyuubai. Selama tsuyu, hari yang cerah sedikit dan hujan banyak turun yang berlanjut sampai pertengahan juli. Tsuyu dengan hujan yang sedikit disebut karatsuyu. Manakala karatsuyu datang menjelang, bencana akan merambah persawahan.

日本語

Rokugatsu naka goro tsuyu ga hajimaru. Kore wo nyuubai to iu. Tsuyu no aida ha hare no hi ga sukunaku, ame ga yoku furi, shichigatsu naka goro made tsuzuku. Ame no sukunai tsuyu wo karatsuyu to iu.karatsuyu da to suiden nougyou ga higai wo ukeru.

六月中ごろ梅雨が始まる. これを入梅と言う. 梅雨の間は晴れの日が少なく, 雨がよく降り, 七月中ごろまで続く. 雨の少ない梅雨を空梅雨と言う. 空梅雨たと水田農業が被害を受ける.

Perayaan musim gugur

Banyak dilangsungkan pada bulan oktober, namun ada pula daerah yang merayakan pada bulan September atau November. Perayaan musim gugur merupakan perayaan tanda syukur atas banyaknya panen yang diperoleh. Jadi, padi dipersembahkan kepada dewa atau disebarkan di kuil, banyak pula daerah yang mempunyai omikoshi. Anak anak muda memikul omikoshi dan seirama menapaki jalan sembari berteriak~teriak dengan suara yang keras, “wasshoi! Wasshoi!” dalam lingkungan kuil bermacam~macam warung kecil bermunculan. Anak~anak bergembira membeli dagashi dan mainan disana.

日本語

『Aki matsuri 』

jyuugatsu ga ichiban ooi ga, kugatsu to jyuuichigatsu ni suru chihou mo aru. Aki matsuri ha sakumotsu ga takusan toreta koto wo kansha suru matsuri de aru. Dakara atarashii ine wo kamisama ni sonaetari, jinjya no mae de kome wo maitari suru. Mata, omikoshi ga deru chihou ga ooi. Wakai hito ga “wasshoi! Wasshoi! to oogoe wo dashinagara, omikoshi wo katsuide toori wo neriaruku. Jinjya no keidai ni ha chiisana roten ga iroiro deru. Soko de dagashi ya omocha wo kau no wo kodomotachi ha tanoshimi ni shite iru.

十月が一番多いが, 九月と十一月にする地方もある. 秋祭りは作物がたくさん取れた事を感謝する祭りである. だから新しい稲を神様に供えたり, 神社の前で米を巻いたりする. また, お神輿が出る地方が多い. 若い人が『わっしょ!わっしょ!』と大声を出しながら, お神輿をかついで通りを練り歩く. 神社の境内には小さな露店が色々でる. そこで駄菓子やおもちゃを買うのを子供たちは楽しみにしている.

『Sakuramochi』

Kue yang berasal dari Eropa disebut yogashi, sedangkan yang ala Jepang disebut wagashi. Wagashi sering dinikmati bersama teh hijau yang pahit sehingga banyak yang di buat betul~betul manis. Belakangan ini, makan wagashi tanpa mereguk teh hijau yang pahit juga disukai banyak orang. Akhir~akhir ini wagashi banyak yang tidak begitu manis.

Lainnya yogashi, banyak jenis yogashi yang dibuat tergantung pada musim. Wagashi yang paling popular pada musim semi adalah sakuramochi. Salah satu jenis wagashi yang banyak dibikin dari ketan dan anko adalah sakuramochi ini. Kendati dikatakan ketan, anko tersebut dibalut dengan campuran tepung beras ketan dan  sedikit tepung terigu. Bagian luarnya berlapis daun sakura yang sudah direndam dengan air bergaram. Biasanya pembalut ini menjadi berwarna seperti warna sakura. Anko merupakan koshian yang halus dan bukannya tsubuanko yang masih ada butiran kacang merahnya.

Didepan kuil Choomeiji disamping Asakusa, Tokyo terdapat toko kue “Yamatoya” yang menjual sakuramochi yang disebut sakuramochi choomeiji yang sangat terkenal. Kalau biasanya sakuramochi berlapis sehelai daun sakura, sakuramochi choomeiji berlapis dua helai. Karena rasa keasin~asinan pada daun sakura serasi dengan manisnya sakuramochi, banyak orang yang menyantap sakuramochi tanpa mengupas daun sakuranya. Namun, karena dikatakan lebih baik sejumput keharuman dari daun sakura tersebut, agaknya banyak orang yang makan sakuramochi choomeiji dengan mengupas pembalutnya.

Dari pandangan ini, lahirlah lelucon sebagai berikut. Kuil choomeiji menghadap ke Sungai Sumida. Pada suatu hari, seorang nenek duduk disebuah bangku yang ditempatkan dipinggiran sungai tersebut sambil menikmati sakuramochi bersama kulitnya. Datanglah seorang yang suka mengurusi orang lain ke tempat itu dan berkata kepada sang nenek, “sakuramochi ini lebih enak rasanya apabila dimakan dengan cara kawa wo muite”. Nenek yang mendengar itu mengubah arah duduknya menghadap ke sungai dan melanjutkan makan. “kawa wo muite  dalam bahasa Jepang dapat diartikan menghadap ke sungai”. Atau “mengupas kulit” yang yang dibedakan dari penulisan kanjinya 『川⇒kawa=sungai, 皮⇒kawa=kulit』

Samurai

Istilah lain untuk bushi, monofu, bujin atau musha, yaitu para prajurit yang merupakan salah satu kelas pada masyarakat Jepang pada zaman dulu yang menangani kemiliteran. Pada zaman kamakura berperan sebagai pembantu pengendali pemerintahan (keshogunan). Lalu pada zaman muromachi menjadi bawahan yang mengabdi kepada keluarga Ashikaga, sedangkan pada zaman edo merupakan kelas tertinggi dalam pembagian masyarakat kedalam empat golongan “shinookooshoo” berdasarkan panadangan kelas didalam masyarakat feudal diatas kelas petani (noomin), pekerja atau pengrajin (kojin), dan pedagang.

『Shunbun no hi』

Ini sekitar tanggal 21 maret. Dari hari ini pada pertengahan higan musim semi, rentang waktu siang hari lebih panjang dari pada malam hari. Pada bulan maret, manakala musim salju beralih ke musim semi, cuaca mudah berubah sehingga ada ungkapan sankan shion yang berarti hari panas akan berlanjut selama 4 hari selepas hari dingin selama 3 hari. Namun, sesudah shunbun no hi, rasa dingin tidak lagi begitu menggigit dan suhu udara lambat laun menjadi naik.

日本語

Sangatsu nijyuuichi nichi goro, haru no higan no chuunichi de kono hi kara hiru no nagasa ga yoru yori ga nagaku naru. Sangatsu ha fuyu kara haru ni kawaru toki de, tenki mo kawariyasuku sankan shion to iu kotoba ga aru. Kore ha mikka samui hi no ato, yokka atatakai hi ga tsuzuku to iu imi de aru. Shikashi shunbun no hi no ato ha amari samusa ga kibishikunaku, dandan kion ga agate iku.

三月二十一日ごろ, 春の彼岸の中日でこの日から昼の長さが夜よりが長く成る. 三月は冬から春に変わる時で, 天気も変わるやすく三寒四温と言う言葉がある. これは三日寒い日のあと, 四日温かい日が続くと言う意味である. しかし春分の日のあとあまり寒さが厳しくなく, だんだん気温が上げていく.

『Shichigosan』

Tanggal 15 november merupakan shichigosan. Hari ini merupakan perayaan bagi anak laki~laki yang berusia 3 dan 5 tahun serta anak perempuan yang berumur 3 dan 7 tahun. Orang tua mendadani anaknya dengan pakaian yang indah dan membawanya ke kuil. Kalau anaknya laki~laki di doakan agar menjadi kuat dan kalau anaknya perempuan, di doakan agar menjadi cantik. Pada waktu itu, orang tua membelikan anaknya gula~gula yang disebut chitoseame dengan harapan agar anaknya selalu sehat dan panjang umur.

Jyuuichigatsu jyuugonichi ha shichigosan de aru. Kono hi ha sansai to gosai no otoko no ko to, sansai to nanasai no onna no ko no tame ni oiwai wo suru . oya ha kodomo ni yosoiki no fuku wo kisete, jinjya ni tsurete iki, otoko no ko nara tsuyoku naru you ni, onna no ko nara kirei ni naru you ni oinori wo suru. Sono toki oya ha kodomotchi ga kenkou de choujyu de arimasu you ni to negate, chitoseame to iu ame wo katte ataeru.

十一月十五日は七五三である. この日は三歳と五歳の男の子と, 三歳と七歳の女の子のためにお祝いをする. おやは子供によそ行きの服を着せて, 神社に連れて行き, 男の子なら強く成るように, 女の子ならきれいに成るようにお祈りをする. その時親は子供達が健康で長寿でありますようにと願って, 千歳あめと言うあめを買って与える.

Tanabata

Ini tanggal 7 juli. Pada hari ini tanabata dirayakan dengan menggantungkan kertas beraneka warna pada bambu. Puisi atau harapan ditulis di kertas ini. Malam harinya bambu ini dihanyutkan ke sungai. Pada malam tanabata, dewa bintang yang disebut kengyuu dan dewi bintang yang disebut shokujyo menyeberangi bimasakti sehingga dapat saling berjumpa. Ini merupakan hikayat yang berasal dari china.

Shichigatsu nanoka. Kono hi ni take ni goshiki no kami wo sagete tanabata wo iwau. Goshiki no kami ni ha uta ya negai koto wo kaku. Sono yoru ni kono take wo kawa ni nagasu. Tanabata no yoru, amanogawa wo watatte, kengyuu to iu hoshi no kami to shokujyo to iu hoshi no megami ga aeru. Kore ha chuugoku kara tsutawatta dendetsu de aru.

七月七日. この日に竹に五色の紙を下げて七夕を祝う. 五色の紙には歌や願い事を書く. その夜にこの竹を川に流す. 七夕の夜, 天の川を渡って, けん牛と言う星の神と織女と言う星の女神が会える. これは中国から伝わった伝説である.

『Taue 』

Taue merupakan pekerjaan penting untuk menghasilkan beras yang akan menjadi makanan pokok bagi orang Jepang.  Benih padi ditanam di sawah dari awal sampai pertengahan bulan juni. Akhir~akhir ini dengan kiang berkurangnya petani yang menanam padi, jarang terlihat penanaman padi dekat kota besar.

“Bahasa Jepang”

Taue ha nihonjin no shushoku no kome wo tsukuru taisetsu na sagyou de, rokugatsu hajime goro kara naka goro ni kakete, ine no nae wo suiden ni ueru. Saikin kome wo tsukuru nouka ga sukunaku natte iru node, tokai no chikaku deha taue ga amari mirarenaku natte kita.

田植えは日本人の主食の米を作る大切な作業で, 六月初めごろから中ごろかけて, 稲の苗を水田に植える. 最近米を作る農家が少なく成っているので, 都会の近くでは田植えがあまり見られなく成ってきた.

『Tembikar』

Mengapa tembikar menarik hati orang zaman modern? Adakah lantaran sejalan dengan evolusi peradaban, dimana mesinisasi kehidupan menjadi~jadi yang menyebabkan barang~barang sederhana dan elok dipandang seperti tembikar menjadi lenyap? Ataukah lantaran kita dapat meneropong budaya lama dan sejarah melalui tembikar? Ataukah bisa dirasakan pola kehidupan setiap daerah manakala memandangnya?

Sekarang dikatakan tembikar lagi jadi pusat perhatian diJepang. Sedari dulu orang yang tertarik kepada tembikar tidaklah sedikit, namun tidaklah sebanyak kini. Belakangan bertambah orang yang membuat piring atau jambangan bunga dengan mengadoni tanah liat, memutar jentera, dan menghiasinya dengan pola sendiri. Selain itu, orang yang bepergian menengok tempat pembakaran tembikar disetiap daerah pun  meningkat.

Ada pula yang memperkirakan bahwa didunia boleh jadi bangsa yang paling menyukai tembikar adalah bangsa Jepang. Banyak orang asing menganggap bahwa lukisan dan pahatan bernilai lebih tinggi ketimbang seni kerajinan. Tetapi, di Jepang yang punya nilai seni tinggi juga disukai. Tambahan pula, tembikar yang digunakan sebagai barang keperluan sehari~hari dicintai karena kesederhanaan, bentuk yang bersahaja, warna, rasa sentuhan, dan sebagainya.

Seorang ahli tembikar Inggris menyatakan, Tembikar amat sederhana, namun amat sukar dipahami. Betul ~betul susah menentukan ketinggian nilai tembikar yang artsistik dengan menggunakan mata sendiri. Orang yang memiliki kemampuan mata begini disebut mekiki, yaitu mereka yang tidak hanya mengetahui jenis tembikar masa lalu yang terkenal dan nama penciptanya, tetapi juga dapat menerka siapa sang pencipta dengan melihat tembikar tersebut.

Tetapi, mengingat banyak orang Jepang yang amatir dalam mekiki, hal yang aneh adalah menganggap penting sesuatu yang jarang ada. Yakni, pentingnya tanda tangan sang pembuat tembikar. Dengan begini, pembuat keramik muda tidak berkembang bakatnya, dan kepopuleran tembikar menjadi terguyur air dingin. Sesuatu yang disayangkan.

 
Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam.

Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini : Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan. Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi. Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya. Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan. Sejarah Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato. Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta. Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya.

 Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius. Tiga matsuri terbesar

* Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, bulan Juli)

* Tenjinmatsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)

* Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, bulan Mei) Matsuri yang terkenal sejak dulu Daerah Tohoku

*Nebuta Matsuri (kota Aomori, bulan Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, bulan Agustus)

* Kantō Matsuri (kota Akita, bulan Agustus)

* Sendai Tanabata Matsuri (kota Sendai, bulan Agustus) Daerah Kanto

* Chichibuyo Matsuri (kota Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)

*Sanja Matsuri (Asakusa-jinja, Tokyo, bulan Mei)

* Sannō Matsuri (Hie-jinja, Tokyo, bulan Juni) Daerah Chubu

* Owarafū no bon (kota Toyama, Prefektur Toyama, bulan September)

* Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan bulan April-Mei, 2004).

* Takayama Matsuri (kota Takayama, Prefektur Gifu, bulan April dan bulan Oktober)

* Furukawa Matsuri (kota Hida, Prefektur Gifu, bulan April) Daerah Kinki

* Aoi Matsuri (Kyoto, bulan Mei) * Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, bulan Oktober)

* Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdaiji, Nara, 12 Maret)

* Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)

* Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kota Himeji di bulan Oktober)

* Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, bulan Juli)

* Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai “Tiga Matsuri Musim Panas Terbesar di Osaka” (Prefektur Osaka, bulan Juni-Juli) Daerah Chugoku dan Shikoku

* Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, bulan Februari)

* Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus) Daerah Kyushu

* Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, bulan Juli)

* Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)

* Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, bulan November) Pengertian lain Dalam bahasa Jepang, kata “matsuri” juga berarti festival dan aksara kanji untuk matsuri (祭, matsuri?) dapat dibaca sebagai sai, sehingga dikenal istilah seperti Eiga-sai (festival film), Sangyō-sai (festival hasil panen), Ongaku-sai (festival musik) dan Daigaku-sai (festival yang diadakan oleh universitas). Shimin Matsuri adalah sebutan untuk matsuri yang diselenggarakan pemerintah daerah atau kelompok warga kota dengan maksud untuk menghidupkan perekonomian daerah dan umumnya tidak berhubungan dengan institusi keagamaan. Festival dan Matsuri yang lain

* Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, bulan Februari)

* Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, bulan Februari)

* YOSAKOI Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, bulan Juni)

* Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan bulan September)

* Odawara Hōjō Godai Matsuri (kota Odawara, Prefektur Kanagawa)

* Yosakoi Matsuri (kota Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)

* Hakata dontaku (3-4 April, kota Fukuoka)

* Hamamatsu Matsuri (3-5 Mei, kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka)

* Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (kota Kita Kyūshū, Prefektur Fukuoka, hari Sabtu minggu pertama bulan Agustus)@echow rijyun <ngopy dr="" wikipedia=""></ngopy>

 
_KEGUNAAN LAIN BENTUK-TE

Bentuk-te sangatlah berguna karena dia digunakan di berbagai macam tata bahasa untuk menyatakan beragam ekspresi. Kita akan mempelajari keadaan berlanjut dengan bentuk 「~ている」 dan 「~てある」. Walaupun kita telah belajar berbagai konjugasi verba, semuanya menyatakan aksi sesaat (sekali tembak). Sekarang kita akan belajar cara mengatakan misalnya "Saya sedang berlari." Kita juga akan belajar cara melakukan aksi demi masa depan dengan menggunakan 「~ておく」 dan memberi nuansa gerakan pada aksi dengan 「~ていく」 dan 「~てくる」.

MENGGUNAKAN 「~ている」 UNTUK KEADAAN BERLANJUT

Kita telah belajar cara menyatakan keadaan benda dengan 「です」, 「だ」, dsb. Tapi tidak ada dimensi keberlanjutan pada tata bahasa tersebut; yang ada hanyalah mengungkapkan: kamu adalah sesuatu atau bukan. Tata bahasa kali ini menyatakan keadaan berlanjut suatu verba. Ini biasanya berarti "sedang melakukan" di bahasa Indonesia kecuali beberapa perkecualian yang akan kita pelajari nanti. Kita bisa memanfaatkan bentuk-te yang dipelajari di bab sebelumnya karena yang perlu dilakukan hanyalah menambahkan 「いる」! Hasil gabungannya adalah verba-ru biasa.

「いる」 yang dipakai di sini adalah verba-ru yang menyatakan adanya sesuatu, pertama kali kita pelajari di bab verba negatif. Tapi dalam penggunaan kali ini, kamu tidak perlu memusingkan apakah subjeknya benda hidup atau bukan.

Menggunakan 「~ている」 untuk keadaan berlanjut

  • Untuk menyatakan aksi berlanjut, pertama konjugasikan verbanya ke bentuk-te lalu tempelkan verba 「いる」. Hasilnya berkonjugasi sebagai verba-ru.
  • 例) 食べ → 食べ → 食べている
  • 例) 読 → 読ん → 読んでいる
Hasilnya adalah verba-ru, tanpa peduli apa verba aslinya

Positif

Negatif

Taklampau

読んでいる

sedang membaca

読んでいない

tidak sedang membaca

Lampau

読んでいた

sedang membaca

(lampau)

読んでいなかった

tidak sedang membaca

(lampau)

Contoh

(1) 友達は何をしているの?- Teman(mu) sedang melakukan apa?

(2) 昼ご飯を食べている。- (temanku) sedang makan siang.

Tentu saja setelah kamu mengubahnya menjadi verba-ru biasa dengan cara seperti ini, semua konjugasinya berlaku. Contoh berikut menunjukkan konjugasi bentuk-masu dan negatif:

(1) 何を読んでいる?- (Kamu) sedang membaca apa?

(2) 教科書を読んでいます。- (Saya) sedang membaca buku pelajaran.

(1) 話を聞いていますか。- Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?)

(2) ううん、聞いていない。- Tidak, tidak sedang mendengarkan.

Perhatikan bahwa pada kasus terakhir, bahasa Indonesia yang lebih alami adalah tanpa menggunakan "sedang", misalnya "Kamu ndengerin nggak sih?!?" Walaupun begitu, cara berpikir bahasa Jepangnya yang menggunakan 「~ている」 pun seharusnya bisa dengan mudah dimengerti karena pada waktu tersebut memang orangnya "sedang" mendengarkan (atau tidak).

Karena orang biasanya terlalu malas menggerakkan lidahnya untuk membunyikan 「い」 dengan benar, di situasi yang santai 「い」-nya bisa dibuang begitu saja. Ini adalah kepraktisan untuk berbicara. Kalau kamu sedang menulis esai atau karya tulis, kamu harus selalu menggunakan 「い」. Inilah versi yang disingkat dari contoh-contoh sebelumnya:

(1) 友達は何をしてるの?- Teman(mu) sedang melakukan apa?

(2) 昼ご飯を食べてる。- (temanku) sedang makan siang.

(1) 何を読んでる?- (Kamu) sedang membaca apa?

(2) 教科書を読んでいます。- (Saya) sedang membaca buku pelajaran.

(1) 話を聞いていますか。- Apakah kamu sedang mendengarkan? (lit: Apakah kamu sedang mendengarkan pembicaraanku?)

(2) ううん、聞いてない。- Tidak, tidak sedang mendengarkan.

Perhatikan bahwa saya tetap menggunakan 「い」 untuk bentuk sopan. Walaupun tentunya orang juga membuang 「い」-nya pada bentuk sopan, mungkin sebaiknya kamu membiasakan diri berbicara dengan bentuk standardnya sebelum asyik terbawa penyingkatan-penyingkatan santai. Kamu benar-benar akan terkejut mengetahui banyaknya penyingkatan yang mungkin di pembicaraan santai. (Kamu juga akan kagum bahwa semua hal menjadi sangat panjang di gaya bicara super sopan) Pada intinya, penyingkatan-penyingkatan itu terjadi kalau kamu mengucapkan segala sesuatunya dengan malas-malasan dan menyambung semuanya menjadi satu. Partikel-partikel di sana-sini juga akan dibuang.

Contohnya:

(1) 何をしているの?(Repot banget sih ada partikel segala...)

(2) 何しているの? (Uh, males rasanya ngebunyiin semua vokalnya.)

(3) 何してんの? (Ah, sempurna.)

HASIL BERLANJUT DAN BUKAN AKSI BERLANJUT

Ada beberapa kasus di mana keadaan berlanjut tidak bisa diterjemahkan sebagai "sedang" pada kerangka berpikir bahasa Indonesia. Ini karena sebetulnya ada ambigu mengenai "apa" yang sedang berlanjut pada bentuk 「~ている」: aksinya ataukah hasil aksinya. Maksud sebenarnya bisa diketahui dari konteks dan penggunaan umumnya. Sebagai contoh, walaupun 「結婚している」 secara teknis bisa berarti bahwa suatu pasangan "sedang" melakukan akad nikah (aksi), biasanya ungkapan tersebut digunakan untuk mengacu pada orang yang "telah" melakukan akad nikah dan saat ini sedang berada pada "status" menikah yang terlahir dari aksi akad nikah tersebut (hasil).

(1) 彼女は結婚しています - Dia sudah menikah/Dia berkeluarga. (kalau dijabarkan: Dia "telah" melakukan aksi akad nikah, sehingga "hasilnya" statusnya berubah dari single menjadi menikah, dan status tersebut "berlanjut" sampai sekarang. Jadi 「~ている」 di sini menyatakan aspek keberlanjutan hasilnya.)

Kita akan membahas beberapa verba umum yang sering membuat pelajar bahasa Jepang bingung dalam aspek ini.

「知る」

「知 る」 artinya "tahu". Bahasa Indonesia sebetulnya aneh karena "tahu" adalah suatu verba, padahal fungsinya lebih pada menyatakan keadaan punya pengetahuan. Bahasa Jepang lebih konsisten dan 「知る」 hanyalah verba aksi biasa. Dengan kata lain, aku "tahu" (aksi, misal mendengar berita) sesuatu sehingga sekarang aku tahu hal tersebut (keadaan). Inilah alasannya kenapa kata "tahu" bahasa Indonesia berpadanan dengan keadaan berlanjut di bahasa Jepang, yaitu: 「知っている」.

「知る」 vs 「分かる」

「分 かる」 yang berarti "paham/mengerti" mungkin kedengarannya mirip dengan 「知る」 di kasus-kasus tertentu. Namun ada perbedaan nyata antara "tahu" dan "paham". Jangan sampai menukar-balikkan 「知っている」 dengan 「分かっている」. 「分かっている」 artinya kamu sudah berada di keadaan paham. Dengan kata lain, kamu sudah "ngeh". Kalau kamu salah menggunakan kata ini, kamu akan terdengar sok. ("Iya, iya, aku dah ngerti kok. Jadi plis deh jangan ngomong lagi.") Tapi di lain sisi, 「知っている」 hanya berarti bahwa kamu tahu sesuatu.

Contoh

(1) 今日、知りました。- Saya mengetahuinya hari ini. (Saya melakukan aksi "tahu" hari ini.)

(2) この歌を知っていますか?- Apakah (kamu) tahu lagu ini?

(3) 道は分かりますか。-Apakah (kamu) tahu jalannya? (lit: Apakah (kamu) paham jalannya?)

(4) はい、はい、分かった分かった。 - Iya, iya, ngerti, ngerti.

Verba Gerakan (行く、来る、etc.)

Sangatlah masuk akal kalau kamu menebak bahwa aksi 「行っている」 dan 「来ている」 berarti masing-masing "sedang pergi" dan "sedang datang". Tapi sayangnya tidak begitu. Bentuk 「~ている」 dari verba gerakan lebih menunjuk pada urutan aksi seperti yang kita pelajari di bab sebelumnya. Kamu menyelesaikan gerakannya, lalu sekarang kamu berada di kondisi tersebut. (Ingat, 「いる」 adalah verba yang menyatakan adanya benda.) Mungkin akan memudahkan kalau kamu memikirkannya sebagai dua aksi bertahap dan terpisah: 「行って」、lalu 「いる」.

Ini tentunya sama seperti kasus 「結婚している」 yang telah kita pelajari sebelumnya. Yang berlanjut adalah hasilnya, bukan aksinya. Dengan kata lain, penjabaran 「行っている」 adalah: Kamu "telah" melakukan aksi pergi, sehingga "hasilnya" kamu sekarang berada di tempat tujuan, dan keadaan "sampai tujuan" tersebut berlanjut sampai sekarang.

Contoh

(1) 鈴木さんはどこですか。-Di mana Suzuki-san?

(2) もう、家に帰っている。- Dia sudah di rumah. (telah pulang dan sampai sekarang ada di sana)

(3) 先に行っているよ。- Saya pergi duluan. (Saya akan pergi dan berada di sana sebelum kamu.)

(4) 美恵ちゃんは、もう来ているよ。- Mie-chan sudah di sini loh. (telah datang dan sampai sekarang ada di sini.)

MENGGUNAKAN 「~てある」 UNTUK KEADAAN HASIL

Sebagaimana ada 「ある」 sebagai pasangan 「いる」, ada juga bentuk 「~てある」 yang memiliki arti khusus. Dengan mengganti 「いる」 dengan 「ある」, maksudnya bukanlah keadaan berlanjut tetapi menyatakan hasil dari suatu aksi yang telah dikerjakan. Biasanya, ungkapan ini digunakan untuk menjelaskan bahwa sesuatu telah selesai dilakukan. Aksi yang diselesaikan juga membawa nuansa dilakukan sebagai persiapan untuk hal lainnya.

Contoh

Karena tata bahasa ini menyatakan keadaan dari aksi yang telah diselesaikan, umumnya kita akan menemui partikel 「は」, 「も」, dan 「が」, bukannya 「を」.

(1) 漢字が黒板に書いてある。 - Huruf kanji tertulis di papan tulis. (Seseorang selesai menulisnya, dan hasilnya bisa kamu lihat)

Perhatikan bahwa pola dasarnya yaitu 漢字を書く (menulis kanji) berubah menjadi 漢字が書いてある (kanji telah selesai ditulis dan hasilnya bisa dilihat).

(1) 準備はどうですか。- Bagaimana persiapannya?

(2) 準備は、もうしてあるよ。 - Persiapannya sudah selesai. (sudah dilakukan, dan sebagai hasilnya kita bisa ke tahap selanjutnya)

(1) 旅行の計画は終った?- Apakah rencana perjalanannya sudah selesai?

(2) うん、切符を買ったし、ホテルの予約もしてある。- Iya, saya tidak hanya membeli tiketnya, tapi juga sudah membooking hotelnya. (dan sebagai hasilnya, kita bisa menginap di hotel itu)

MENGGUNAKAN 「~ておく」 SEBAGAI PERSIAPAN UNTUK WAKTU MENDATANG

「~ てある」 memang mengandung nuansa bahwa suatu aksi selesai dilakukan sebagai persiapan hal lainnya. Namun 「~ておく」 secara eksplisit menyatakan bahwa suatu aksi dikerjakan (atau akan dikerjakan) demi masa depan (sebagai suatu persiapan). Bayangkan ini: Kamu telah membuat kue pai lezat dan kamu akan meletakkannya di dekat jendela agar menjadi dingin sehingga bisa kamu makan setelahnya. Ini menjelaskan kenapa verba 「おく」 (置く), yang berarti "meletakkan", bisa dipakai untuk menyatakan persiapan demi masa depan. Walaupun 「置く」 yang berdiri sendiri ditulis dengan kanji, kalau ditempelkan ke bentuk-te biasanya digunakan hiragana.

Contoh

(1) 晩ご飯を作っておく。- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya).

(2) 電池を買っておきます。- Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).

「~ておく」 juga kadang disingkat 「~とく」 demi kemudahan.

(1) 晩ご飯を作っとく。- Saya akan membuat makan malam (sebagai persiapan, untuk dimakan nanti malam tentunya).

(2) 電池を買っときます。- Saya akan membeli baterai (sebagai persiapan, untuk dibawa kemah misalnya).

MENGGUNAKAN VERBA GERAKAN (行く、来る) DENGAN BENTUK-TE

Kamu juga bisa menggunakan verba gerakan "pergi" (行く) dan "datang" (来る) dengan bentuk-te, untuk menunjukkan bahwa aksi dasarnya dilakukan dengan unsur gerakan. Contoh yang paling umum dan berguna dari hal ini adalah verba 「持つ」 (memegang). 「持っている」 berarti kamu sedang dalam keadaan memegang sesuatu (atau memiliki), sedangkan jika 「いる」 diganti menjadi 「いく」 atau 「くる」 maka artinya menjadi kamu pergi atau datang membawa sesuatu. Tentu saja, konjugasinya sama dengan 「行く」 dan 「来る」 biasa.

Contoh

(1) 鉛筆を持っている?- Apakah (kamu) punya pensil?

(2) 鉛筆を学校へ持っていく?- Apakah (kamu) akan pergi membawa pensil ke sekolah?

(3) 鉛筆を家に持ってくる?- Apakah (kamu) akan datang membawa pensil ke rumah?

Untuk contoh-contoh tersebut, mungkin akan lebih mudah kalau kamu memikirkannya sebagai rentetan aksi: pegang lalu pergi, atau pegang lalu datang. Inilah beberapa contoh lain:

(1) お父さんは、早く帰ってきました。- Ayah pulang cepat.

(2) 駅の方へ走っていった。- Berlari menuju arah stasiun.

Pada contoh di atas, sebetulnya verba seperti 帰る dan 走る secara implisit sudah mengandung makna perpindahan tempat. Namun tanpa verba gerakan, kesannya hanyalah satu titik waktu di mana aksi tersebut berlangsung (bayangkan melihat foto orang berlari). Penambahan 行く maupun 来る di sini membuat kesan "bergerak" tersebut lebih kentara dan hidup.

Verba gerakan juga bisa digunakan di ekspresi waktu untuk memberikan gambaran waktu yang maju atau bergerak.

(1) 冬に入って、コートを着ている人が増えていきます

- Memasuki musim dingin, orang yang menggunakan mantel akan bertambah (seiring jalannya waktu).

Pada contoh di atas, kita bisa membayangkan bahwa seiring dengan pergerakan waktu ke masa depan, jumlahnya secara bertahap bertambah.

(2) 一生懸命、頑張っていく

- Saya akan berusaha (menuju masa depan) dengan seluruh kemampuan yang ada!

(3) 色々な人と付き合ってきたけど、いい人はまだ見つからない。

- Saya telah bergaul (dari dulu sampai saat ini) dengan bermacam-macam orang, tapi belum menemukan orang yang baik.

Di contoh atas juga terbayang, seiring majunya waktu, penulisnya bertemu dengan orang-orang baru yang akan menjadi teman bergaulnya.

(4) 日本語をずっと前から勉強してきて、結局はやめた。

- Belajar bahasa Jepang sejak sangat lama dan pada akhirnya berhenti.

Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa sebagaimana 「~ている」 bisa disingkat menjadi 「~てる」, pada pembicaraan santai bentuk 「~ていく」 juga bisa menjadi 「~てく」. Lalu, karena kanji 行く juga memiliki bacaan alternatif ゆく, kamu juga akan menjumpai 「~てゆく」 yang artinya tentu saja sama dengan 「~ていく」.

 
1. Menyatakan Kesanggupan

1-1 Cara untuk menyatakan kesanggupan adalah sbb:

1) K. Benda + ga dekimasu (Pel. 18)

(1) Watashiwa unten ga dekimasu = Saya bisa menyetir mobil

2) Bentuk Kamus + koto ga dekimasu(Pel. 18)

(2) Watashi wa oyogu koto ga dekimasu = Saya bisa berenang

3) K. Kerja kesanggupan

(3) Watashi wa oyogemasu = Saya bisa berenang

(2) dan (3) menyatakan hal yang sama, tetapi bentuk (2) boleh dikata lebih sopan.

1-2 Cara membuat K. Kerja Kesanggupan

K. Kerja Kesanggupan

Bentuk Sopan

Bentuk Biasa

I

Kakimasu

Hanashimasu

Machimasu

Kakemasu

Hanasemasu

Matemasu

Hakeru

Hanaseru

Materu

II

Tabemasu

Okimasu

Taberaremasu

Okiraremasu

Taberareru

Okirareru

III

Kimasu

Shimasu

Koraremasu

*dekimasu

Korareru

*dekiru

1-3 Kalimat yang memakai K. Kerja Kesanggupan

K. Kerja Kesanggupan bukannya menunjukkan perbuatan, melainkan keadaan.

Apabila obyek dari K. Kerja transitif ditunjukkan dengan K.Bantu o, jadi dalam kalimat K. Kerja Kesanggupan obyeknya biasanya ditunjukkan dengan ga.

(4) Watashiwa Nihon-go o hanashimasu --> Watashiwa Nihon-go ga hanasemasu.

Perhatikan bahwa K. Bantu yang lain dari o tidak berubah:

(5) Hitori de byouin e ikemasu ka = Bisakah anda pergi ke rumah sakit sendirian?

(6) Tanaka-san ni aemasendeshita = Saya tidak bisa bertemu dengan Sdr. Tanaka.

1-4 Arti K. Kerja Kesanggupan

Sama halnya dengan "Bentuk Kamus + koto ga dekimasu", maka K. Kerja Kesanggupan mempunyai 2 makna, yaitu:

- kesanggupan seseorang melakukan sesuatu

(7) Ari-san wa kanji ga dekimasu = Sdr. Ari bisa membaca Kanji.

- kemungkinan perbuatan pada suatu keadaan

(8) Ano ginkou de doru ga kaeraremasu = Di bank itu kita bisa menukar dolar.

2. Wa yang menyatakan Perbandingan

2-1 Penggunaan wa yang menunjukkan makna perbandingan

(9) Kyou wa ikimasen ga, ashita wa ikimasu = Hari ini saya tidak pergi, tapi besok pergi.

(10) Tanaka-san wa ikimasu ga, watashi wa ikimasen = Sdr. Tanaka akan pergi, tapi saya tidak.

2-2

(11) Osake o nomimasu. Tabako o suimasen = Saya minum sake. Saya tidak merokok.

(11') Osake wa nomimasu ga, tabako wa suimasen = Saya minum sake tapi tidak merokok.

(12) Hiragana ga kakemasu. Katakana ga kakemasen = Saya bisa menulis Hiragana. Saya tidak bisa menulis Katakana.

(12') Hiragana wa kakemasu ga, katakana wa kakemasen = Saya bisa menulis Hiragana tapi tidak bisa menulis Katakana.

Kalimat (11) dan (12) bila diubah menjadi kalimat perbandingan akan menjadi seperti (11') dan (12').

Kata bantu wa tidak dapat dipakai bersama dengan o dan ga; wa dipakai setelah kata bantu yang bukan o dan ga.

(13) Shinjuku e wa ikimasu ga, Ginza e wa ikimasen = Saya pergi ke Shinjuku tapi tidak ke Ginza.

(14) Ginkou de wa okane ga kaeraremasu ga, uketsuke de wa kaeraremasen = Di bank kita bisa menukar uang tapi di respsionis tidak bisa.

(15) Terebi wa robii ni wa arimasu ga, heya ni wa arimasen = Televisi ada di lobi tapi tidak ada di kamar.

3. mada ・・・masen

Artinya: belum~

(17) A: Hiragana ga kakemasu ka = Apakah bisa menulis Hiragana?

B: Iie, mada kakemasen = Belum, belum bisa menulis

Kalimat ini menunjukkan bentuk negatif fari K. Kerja Kesanggupan yang tidak mengandung makna keinginan.

4. ~shika・・・masen

Artinya: hanya/cuma~

4-1 shika disusul dengan bentuk negatif, menunjukkan bahwa selain dari hal itu tidak ada yang lain. shika tidak dapat dipakai bersama dengan kata bantu ga dan o.

(18) Romaji shika kakemasen = Hanya bisa menulis abjad Romawi.

4-2 Selain shika, dake dapat pula dipakai menunjukkan keterbatasan. Tetapi dake bisa dipakai dalam bentuk positif maupun negatif.

(19) Romaji shika kakemasen

(20) Romaji dake kakemasu

(21) Romaji dake kakemasen

Pada (19) dan (20) berarti hanya bisa menulis abjad Romawi.

(21) mengandung arti hanya abjad Romawi yang tidak bisa ditulis.

Untuk menekankan jumlah yang sedikit, shika lebih tepat dipakai daripada dake:

(22) 20 me-toru shika oyogemasen = Hanya bisa berenang 20 meter.

(23) Kuni de 3shuukan shika Nihon-go o benkyoushimasendeshita

= Belajar bahasa Jepang hanya 3 minggu di tanah air.

created by: Grup Belajar Bahasa Jepang - Nihongo o Benkyoushimasu di Facebook
 
1. Menghubungkan ~n desu

Formula:

- K. Kerja bentuk biasa + n desu

- K. Sifat i bentuk biasa + n desu

- K. Sifat na bentuk biasa + n desu

- K. Benda (~da --> ~na) + n desu

~n desu bisa dihubungkan baik dengan K. Kerja, K. Sifat i, K. Sifat na maupun K. Benda. Dengan K. Kerja dan K. Sifat i dapat dihubungkan begitu saja dengan bentuk biasanya.

Tetapi bila dengan bentuk positif Waktu Sekarang dari Sifat na maupun K. Benda maka akan menjadi ~na'n desu, jadi berhati-hatilah.

Bentuk biasa dari ~n desu adalah ~n da, tapi ini biasa dipakai oleh orang laki-laki.

2. Arti dan Pemakaian ~n desu

2-1. ~n desu

1). ~ n desu dipakai pada waktu menerangkan sebab ucapan atau perbuatan kita, atau ucapan lawan bicara.

Contohnya:

- Watashi wa kinou kaisha o yasumimashita. (Pernyataan pembicara).

Netsu ga atta'n desu.

= Kemarin saya tidak masuk kantor. Panas badan saya naik.

Di sini, kalimat yang belakangan menerangkan sebab mengapa si pembicara tidak masuk kantor. Jadi ~n desu menjadi keterangan alasan bagi kalimat sebelumnya.

- A: Ashita pa-tii ni ikimasu ka. (Ucapan lawan bicara)

= Besok anda pergi ke pesta?

B: Iie, ikimasen. Tsugou ga warui'n desu.

= Tidak, saya tidak pergi. Ada urusan.

Di sini, penyebab tidak pergi ke pesta ditambahkan kemudian.

2). Selain untuk menerangkan sebab, ~n desu juga dipakai waktu menerangkan keadaan pada saat itu.

- Ima kara dekakeru'n desu.

= Saya berangkat sekarang.

2-2. ~n desu ka

1) Bentuk kalimat tanya ~n desu ka dipakai pada waktu memintakan keterangan kepada yang diajak bicara tentang apa yang dilihat atau didengarnya.

Misalnya:

- Nihongo ga jyouzu desu ne. Donokurai benkyoushita'n desu ka?

= Anda pandai bahasa Jepang ya. Sudah berpa lama belajar?

Kalimat ini pada hakekatnya sama artinya dengan Donokurai benkyoushimashita ka, tetapi pada benkyoushimashita ka si pembicara tidak menyertakan perasaannya, melainkan menanyakan jangka waktu belajar itu saja.

Sedangkan benkyoushita'n desu ka menunjukkan rasa ingin tahu yang kuat si pembicara setelah mendengar bahasa Jepang yang fasih dari lawan bicaranya.

2) A: (Melihat bahwa lawan bicaranya tidak punya nafsu makan)

Kyou wa amari tabemasen ne. Dou shita'n desu ka?

= Hari ini (anda) tidak makan. Ada apa?

B: Onaka ga itai'n desu.

= Saya sakit perut.

Pada kalimat yang menanyakan sebab, doushite maupun kalimat yang memintakan keterangan tentang keadaan dou shita sering dipakai ~n desu.

Pola kalimat ~n desu ka seringkali mengandung rasa heran (terkejut) atau ragu-ragu si pembicara. Berhati-hatilah memakai bentuk ini karena pemakaian yang salah dapat menimbulkan rasa tidak senang pada yang diajak bicara.

2-3. ~ n desu ga

Contohnya:

- Sentakuki ga ugokanai'n desu ga, chotto mite kudasaimasen ka.

= Mesin cucinya tidak jalan, dapatkah anda memeriksa sebentar?

- Tokei o kaitai'n desu ga, doko de kattara ii desu ka.

= Saya ingin membeli jam. Di mana sebaiknya membelinya?

- Anou, 0-furo no tsukai-kata ga yoku wakaranai'n desu ga...

= Anu, saya tidak begitu mengerti cara memakai ofuro.

~n desu ga berfungsi untuk menarik perhatian orang yang diajak bicara pada topik yang sedang dibicarakan. Ga dalam kalimat ini dipakai untuk menghubungkan 2 kalimat secara longgar, dan menunjukkan keraguan atau perasaan.

2-4. Kasus dimana ~n desu tidak bisa dipakai

Pada waktu hanya akan mengatakan suatu kenyataan saja, maka ~n desutidak bisa dipakai.

Contohnya:

- Watashi wa Indonesia no Eko desu. ( X ・・・ Eko nan'n desu)

= Saya Eko dari Indonesia.

- Ima 9ji 15fun desu. (X ・・・ 15 fun nan'n desu)

= Sekarang jam 9 lewat 15 menit.

Contoh berikut hanya mengatakan suatu kenyataan di masa lampau.

- Kinou wa totemo isogashikatta desu.

= Kemarin saya sangat sibuk.

Sedangkan contoh berikut ini menggunakan ~n desu yang mengandung maksud yang tidak disebutnya, misal "jadi waktu itu saya tidak ikut ke pesta" atau "karena itu saya sekarang lelah sekali", dsb.

- Kinou wa totemo isogashikatta'n desu.

= Kemarin saya sangat sibuk.

3. ~te kudasaimasen ka

Artinya: Dapatkan anda me~ untuk saya?

Ini adalah salah satu cara untuk meminta pertolongan. Cara ini lebih hormat daripada ~te kudasai yang telah dipelajari sebelumnya, karena juga menanyakan kesediaan orang yang diajak bicara.

Contohnya:

- Soujiki no tsukaikata o oshiete kudasaimasen ka.

= Dapatkan anda mengajar saya bagaimana cara menggunakan alat penghisap debu?

4. K. Tanya (+Partikel) + ~tara ii desu ka

Artinya: Sebaiknya ~?

Contohnya:

- Doko de tokei o kattara ii desu ka.

= Sebaiknya dimana saya membeli jam?

- Jikan ni maniawanai toki, dou shitara ii desu ka.

= Kalau tidak keburu, sebaiknya bagaimana?

~tara ii desu ka adalah ungkapan yang dipakai pada waktu meminta petunjuk dari lawan bicara tentang apa yang semestinya atau sebaiknya dilakukan.

Pada kalimat di atas si pembicara ingin membeli jam tetapi tidak tahu sebaiknya dimana membelinya. Oleh karena itu dia meminta supaya ditunjukkan toko yang baik.

 
1. Bentuk masu + nagara

Artinya: Sambil~

Pola kalimat ini dipakai untuk menunjukkan 2 perbuatan yang dilakukan serentak oleh orang yang sama. ~nagara dihubungkan dengan K. Kerja bentukmasu. Perbuatan yang lebih diutamakan ditunjukkan dengan K. Kerja yang diletakkan di belakang nagara.

(1) Ongaku o kikinagara kohii o nomimasu = Minum kopi sambil mendengarkan musik.

(2) Ocha o nominagara hanashimasenka = Bagaimana kalau kita ngobrol sambil minum teh?

2. ~te imasu

2-1 Pemakaian ~te imasu yang telah dipelajari sebelumnya adalah:

1) Menunjukkan perbuatan yang sedang berlangsung

(3) Ria-san wa ima terebi o mite imasu = Sdri. Ria sedang menonton TV.

2) Menunjukkan keadaan yang diakibatkan oleh sesuatu perbuatan

(4) Suzuki-san wa mou kekkon-shite imasu = Sdri. Suzuki sudah menikah.

3) Menunjukkan profesi atau jabatan

(5) Watashi wa jidousha no kaisha de hataraite imasu = Saya bekerja di perusahaan mobil.

2-2 ~te imasu yang kita pelajari sekarang menunjukkan perbuatan seseorang yang sudah menjadi kebiasaan yang maknanya mirip dengan 3) di atas.

Umumnya dipakai bersama dengan K. Keterangan seperti itsumo, mainichi, maishuu, dsb.

(6) Himana toki, itsumo ongaku o kiite imasu = Kalau ada waktu senggang, selalu mendengarkan musik.

(7) Yasumi no hi wa itsumo supo-tsu o shite imasu = Pada hari libur, selalu berolahraga.

3. Bentuk Biasa + shi

3-1 Pada Pel. 9 sudah kita pelajari ~kara yang berfungsi mengungkapkan penyebab atau alasan. Apabila penyebab atau alasan ini ada lebih dari 2, maka dipakai ~shi.

- Nimotsu ga ooi desu = Barangnya banyak (penyebab I)

- Ame ga futte imasu = Sedang turun hujan (penyebab II)

--> takushii de kaerimasu = Pulang dengan taksi.

(8) Nimotsu ga ooi shi, ame ga futte iru shi, takushii de kaerimasu

= Karena barangnya banyak dan sedang turun hujan, maka pulang dengan taksi.

3-2 ~shi tidak hanya menyatakan deretan penyebab atau alasan, tetapi juga mengandung makna "tambahan lagi" atau "apalagi". Apabila K. Bantuga ataupun o diganti dengan mo maka maknanya menjadi semakin kuat.

(9) Nimotsu mo ooi shi, ame mo futte iru shi, takushii de kaerimasu

= Karena barangnya banyak dan sedang turun hujan, maka pulang dengan taksi.

3-3 Apabila induk kalimatnya sudah jelas dari kalimat sebelumnya, adakalanya kita hanya menyebutkan penyebeb/alasannya saja:

(10) A: Zuibun hito ga ooi desu ne = Orangnya banyak sekali ya.

B: Kyou wa nichiyoubi da shi, tenki mo ii shi... (dalam percakapan)

= Karena hari ini hari Minggu, lagipula cuacanya baik...

3-4 ~shi biasanya dipakai untuk menyebutkan lebih dari 2 penyebab, tetapi kadang dipakai pula untuk menyebutkan hanya satu di antaranya. Berbeda dengan pengunaan ~kara, pada penggunaan ~shi terkandung pula penyebab-penyebab yang tidak disebutkan.

(11) Kyou wa samui shi, doko mo dekakemasen

= Saya tidak kemana-mana antara lain karena dingin.

3-5 Cara menjawab kalimat tanya doushite dengan menggunakan ~shiadalah sbb:

(12) A: Doushite itsumo kono su-pa- de kaimono-suru'n desu ka

= Kenapa anda selalu belanja di toko swalayan ini?

B: Nedan mo yasui shi, soreni shinamono mo ooi desu kara

= Harganya murah, apalagi barangnya banyak.

Soreni dipakai pada waktu kita khususnya sedang ingin menyatakan "apalagi" atau "tambahan lagi".

4. Soreni dan Sorede

Soreni dipakai untuk menambah 1 lagi hal atau keadaan kepada yang sudah ada.

(13) Kono hana wa iro ga kirei desu. Soreni nioi mo ii desu.

= Bunga ini warnanya indah. Tambahan lagi baunya juga enak.

Sorede artinya mirip dengan desukara atau dakara (oleh karena itu), dan dipakai pada waktu mengakui kalimat sebelumnya sebagai penyebab/alasan dari kalimat yang akan diucapkan kemudian.

(14) A: Kono resutoran wa ryouri mo oishi shi, nedan mo yasui desu

= Restoran ini makanannya enak, dan harganya juga murah.

B: Sorede hito ga ooi'n desu ne = Karena itu ada banyak orang ya.

5. Zuibun

Zuibun menunjukkan tingkat yang sangat, seperti misalnya 1) luar biasa, 2) banyak, lama dan sebagainya, dan seringkali disertai dengan perasaan heran atau di luar dugaan si pembicara.

1) luar biasa

(15) Kyou wa zuibun hito ga ooi desu ne = Hari ini orang luarbiasa banyaknya ya.

Zuibun yang berarti luar biasa dapat diganti dengan taihen atau totemo.

2) banyak

(16) Zuibun biiru o nomimashita ne = Minum banyak bir ya.

3) lama

(17) Kono dougu wa zuibun tsukatte imasu. Sorosoro atarashii no o kawanakereba narimasen

= Alat ini sudah lama dipakai. Sudah waktunya harus membeli yang baru.

 
TATTA, TADA, SHIKA, DAKE, [PARTIKEL(助詞・接続詞)]

Terkadang kita sering dibingungkan oleh kehadiran partikel-partikel seperti ini. Artinya bisa sama, namun sebenarnya cara pemakaian berbeda-beda. Baiklah, kita bahas satu persatu.TATTA (cuma)Contoh:TADA (biasanya pembicara memandang skala/ukuran kecil)

SHIKA & DAKE Kita sering mendengar ungkapan dake dan shika (artinya hanya). Apakah perbedaan dan bagaimana cara penggunaannya dalam kalimat. Di samping itu banyak sekali ragam selain dake dan shika,,,seperti: bakari,nomi, tatta,tada, tannaru.. .honno,moppara.Kalau dalam bahasa Indonesia misalnya:hanya, saja, melulu, cuma, semata-mata. ..Masalahnya, dalam bahasa Jepang ungkapan tersebut sering divariasikan atau digabung dengan kata depan, bahkan perubahan bentuk kata kerjanya yang membuat kita bingung dan kesulitan. Mari kita perhatikan contoh kalimat berikut:

1. Watashi wa ima (tada) 1000en shika motte imasen.

2. Watashi wa ima (tada) 1000en dake motte imasu. =saya sekarang hanya ada/punya 1000 yen. 

3. Kyuri shika tabenai (makan hanya kyuri/mentimun saja)

4. Kyuri dake tabenai (kyuri/mentimun saja tidak makan) sama halnya dengan Watashi wa butaniku dake tabenai (tidak makan daging babi saja)Pembahasan:shika biasanya diikuti bentuk negatif, tapi kalau dake bisa keduanya.

1. Watashi dake kono paatii de kanoujo o kisu shita(Watashi shika kono paatii de kanoujo o kisu shinakatta)

2. Watashi wa kono paatii dake kanoujo o kisu shita (Watashi wa kono paatii shika kanoujo o kisu shinakatta)

3. Watashi wa kono paatii de kanoujo dake kisu shita(Watashi wa kono paatii de kanoujo shika kisu shinakatta)Apakah dake dan shika juga dapat menggantikan wa sebagai pewatas subjek, de sebagai pewatas keterangan tempat dan contoh 3 menggantikan o sebagai pewatas objek?

(1).Tegami wa watashi shika todokimasendeshita.(hanya/cuma saya yang mendapat surat)(2).Tegami wa watashi dake todokimasendeshita.(hanya/cuma saya yang tidak mendapat surat)

Pengertian kalimat (1) dan (2) jelas berbeda. Kalimat(1) menyatakan cuma saya yang mendapat surat, yang lain tidak. Kalimat (2) menyatakan hanya saya yang tidak mendapat surat,sedangkan yang lain (selain saya) dapat.

Ingat saja polanya (...SHIKA + nai -bentuk negatifsaja) dan (DAKE + bisa negatif/positif) Shika harus diikuti bentuk negatif.Misalnya:Tonikaku, sore wa yaru shika nai wake desuyo! (Pokoknya, kalau itu cuma bisa dikerjakan lho!)*Perasaan apa boleh buat: tidak ada cara selainmengerjakannya. .. *wake=pengungkapan alasan..

Terkadang ada kalimat penggabungan DAKE dan SHIKA

:①.Koko dake de shika kaenai (hanya di sini saja kitabisa beli)

②.Anata dake shika tsukaenain dakara! (hanya kamusaja yang bisa memakainya.. .) *dakara=menyatakanhubungan sebab akibat.

③.Ima dake shika taberarenai pan (Roti yang hanyabisa dimakan sekarang saja) *besok atau lusa rotitersebut tidak dibuat/tidak bisa makan...Biasanya tokoyang menyediakan roti spesial (kikan genteihanbai=penjualan waktu terbatas/tertentu) . Misalnyaroti rasa kare, rasa cokelat melon, dsb...

Hal ini ditujukan sebagai penegas saja (DAKE + SHIKANAI)..

DAKE dan KATA BANTU

Menurut Yoshiyuki Morita (1971), ada perbedaan menarik antara makna "dakede" dan "dedake".(1)a. Chuusha dakede naorub. Chuusha dedake naoru

DAKEDE pada(1a) menyatakan: "Meskipun disertai berbagai macam cara lainnya, minimal hanya dengan suntik akan sembuh". Namun, DEDAKE pada (1b) menyatakan "Dengan cara lain jelas tidak bisa, hanya dengan suntik akan sembuh". Dengan demikian (1a) memiliki arti pembatas minimal yang diperlukan dalam batasan hal/masalah, sedangkan (1b) menyatakan batasan sesuatu hal yang seharusnya dapat diambil sebagai satu cara pengobatan.

[TINJAUAN 2] DEDAKE di sini karena adanya batas dari satu keputusan terhadap cara tindakan pada hal/ masalah yang kenyataannya itu bisa terwujud atau tidak. Bukan fakta kebenaran yang terperinci saja, tetapi kebanyakan konsep ungkapan berasal dari adat kebiasaan, kebenaran, unsur kemungkinan, keterkabulan. 

[TINJAUAN 3] Menurut alasan di atas, jika (1b) diubah ke [Bentuk lampau & selesai] ...DEDAKE...SHITA, serta [Bentuk kesinambungan dan situasi kondisi] ...DEDAKE...SHITEIRU maka akan terasa pelik.(2)a. *Sengetsu hiita kaze wa chuusha dedake naotta. b. *Boku no kaze wa, itsumo chuusha dedake naotteiru. (3)a. Sengetsu hiita kaze wa baiyaku (kusuri) dakede naotta.b. Boku no kaze wa, itsumo baiyaku (kusuri) dakede naotteiru.

[TINJAUAN 4] Karena DEDAKE dianggap sebagai cara bicara yang membatasi hanya suatu perihal/masalah tertentu, maka tidak bisa memperkirakan kondisi yang lain. Oleh sebab itu, "DEDAKE MO"tidak mungkin diungkapkan atau tidak diakui keberadaannya. (4)a. Ano yama wa, jidousha dedake wa noborenai. (kalau cara selain mobil semuanya mungkin..)b. *Ano yama wa, jidousha dedake mo noboreru.

Namun lain halnya dengan DAKEDE,yang asalnya mengandung unsur asumsi (zentei) yang di perkirakan, sehingga bisa dikombinasikan dengan kata bantu [WA atau MO].. 

(sumber:Shinnihongo bunpo kenkyu Akira Kuno p.157-159)
Jika ingin lebih jelas lagi silahkan lihat grup di fb ini link nya https://www.facebook.com/notes/belajar-bahasa-jepang-nihongo-o-benkyoushimasu/partikel/10150599599022624

 
_Bushu berfungsi untuk memudahkan mencari karakter huruf Kanji yang berjumlah ribuan. Sistem ini masih digunakan sampai sekarang dalam kamus China maupun kamus Jepang, karena dalam pencarian sebuah karakter huruf Kanji sangatlah praktis dan mudah. Bushu dikelompokkan menjadi tujuh bagian utama karakter dasar, antara lain :

1. Bushu Hen ( へん ) karakter dasar yang berada di sebelah kiri :

イ Nimben ( にんべん ): 代・休・作・使
氵 Sanzui ( さんずい ): 池・波・泳・漢
火 Hihen (ひへん): 灯・灼・炬・炒
木 Kihen ( きへん ): 村・村・林・校
日 Hihen ( ひへん ):明・昭・時・暗
月 Nikuzuki (にくずき): 肋・肌・肘・服
山 Yamahen (やまへん): 屹・岐・峠・峙
田 Tahen (たへん): 町・畦・畸・略
石 Ishihen (いしへん): 砌・砕・研・破
女 Onnahen ( おんなへん ): 好・妹・姉・始
ロ Kuchihen ( くちへん ): 味・吸・呼・唱
扌 Tehen ( てへん ): 打・投・持・指
目 Mehen (めへん): 眠・眛・眩・眼
土 Tsucihen ( つちへん ): 地・坂・場・境
糸 Itohen ( いとへん ): 紀・約・級・紙
金 Kanehen ( かねへん ): 鉄・銀・銅・鈿
言 Gomben ( ごんべん ): 計・記・語・訂
馬 Umahen ( うまへん ): 駅・駆・験・駄
立 Tatsuhen (たつへん): 竍・竏・竓・竕
彳 Gyōnimben (ぎょうにんべん): 彷・役・彼・後
冫 Nisui (にすい): 冷・冶・决・冴
王 Tamahen (たまへん): 玩・理・現・環
忄 Risshimben (りっしんべん): 忙・快・性・怖
礻 Shimesuhen (しめすへん): 礼・社・祈・神
耳 Mimihen (みみへん): 取・恥・職・聴
孑 Kohen (こへん): 孔・孜・孤・孫
巾 Habahen (はばへん): 帆・帙・帖・帷
弓 Yumihen (ゆみへん): 引・弘・弜・強
犭 Kemonohen (けものへん): 犯・犾・狐・独
阝 Kozatohen (こざとへん): 阡・防・阿・限
方 Katahen (かたへん): 於・施・旅・族
歹 Gatsuhen (がつへん): 死・殆・殊・残
爿 Shōhen (しょうへん): 牀・牁・牂・牃
片 Katahen (かたへん): 版・牋・牌・牒
牙 Kibahen (きばへん): 雅・邪・鴉・牚
牜 Ushihen (うしへん): 牝・牡・牧・物
白 Shirohen (しろへん): 的・皈・皎・皓
矛 Hokohen (ほこへん): 矜・務・預・矠
矢 Yahen (やへん): 知・矧・矩・短
禾 Nogihen (のぎへん): 私・科・秋・秘
衤 Koromohen (ころもへん): 袖・被・衿・衱
米 Komehen (こめへん): 籵・粁・籾・粉
缶 Hodogihen (ほどぎへん): 缸・缺・缼・缻
耒 Sukihen (すきへん): 耙・耘・耗・耕
舌 Shitahen (したへん): 舐・乱・甜・辞
舟 Funehen (ふねへん): 舡・般・航・舳
虫 Mushihen (むしへん): 虹・蚪・虻・蛇
角 Tsunohen (つのへん): 触・解・觴・觚
豕 Inokohen (いのこへん): 豛・豘・豝・豤
豸 Mujinahen (むじなへん): 豹・豺・貅・貂
羊 Hitsujihen (ひつじへん): 羏・羖・羝・羚
血 Chihen (ちへん): 衂・衃・衅・衉
谷 Tanihen (たにへん): 卻・郤・欲・谺
豆 Mamehen (まめへん): 豌・頭・豇・豉
赤 Akahen (あかへん): 赥・赦・赧・赩
足 Ashihen (あしへん): 趾・距・跪・跡
身 Mihen (みへん): 躬・射・躾・躭
車 Kurumahen (くるまへん): 軋・軌・軒・転
酉 Torihen (とりへん): 酊・酌・配・酖
食 Shokuhen (しょくへん): 飢・飲・飯・飼
革 Kawahen (かわへん): 靪・靫・靭・靴
骨 Honehen (ほねへん): 骰・骶・骼・骸
魚 Sakanahen (さかなへん): 魳・魣・魬・魨


2. Bushu Tsukuri ( つくり ) karakter dasar yang berada di sebelah kanan :

刂 Rittō ( りっとう ): 刊・列・別・利
力 Chikara ( ちから ): 功・助・動・効
卩 Fushizukuri ( ふしずくり ): 印・即・却・卸
彡 Sanzukuri ( さんずくり ): 形・彩・彫・影
阝 Ōzato ( おおざと ): 郊・部・都・郡
攵 Bokuzukuri ( ぼくずくり ): 改・攻・放・故
欠 Kenzukuri ( けんずくり ): 次・欧・欲・歌
殳 Rumata ( るまた ): 段・殷・設・殺
頁 Ōgai ( おおがい ): 頂・順・頭・頑
隹 Furutori ( ふるとり ): 碓・難・雑・離
寸 Sunzukuri (すんずくり): 対・封・射・尌
斗 Tozukuri (とずくり): 斜・斟・斛・斘
斤 Onozukuri (おのずくり): 斦・斫・断・新
皮 Kegawa (けがわ): 皷・皸・皴・皺


3. Bushu Kanmuri ( かんむり ) karakter dasar yang berada di atas :

人 Hitogashira (ひとがしら):介・今・令・会
冖 Wakammuri ( わかんむり): 冗・写・軍・冠
宀 Ukammuri (うかんむり): 守・字・宅・安
Kusakammuri ( くさかんむり ): 花・薬・菜・荷
爫 Tsumekammuri (つめかんむり): 妥・愛・受・爵
穴 Anakammuri (あなかんむり): 究・空・突・窓
竹 Takekammuri (たけかんむり): 第・筆・等・答
雨 Amekammuri (あめかんむり): 雪・雲・電・雰
老 Oikammuri (おいかんむり): 老・考・孝・者
亠 Keisankammuri (けいさんかんむり):亢・充・交・夜
癶 Hatsugashira (はつがしら): 癸・発・登・發
夂 Fuyugashira (ふゆがしら): 冬・夅・夆・各
彑 Keigashira (けいがしら): 彔・彖・彙・彘
罒 Megashira (めがしら): 罠・買・罪・罨
虍 Toragashira (とらがしら): 虎・虐・虔・虚
Hitsuji (ひつじ): 美・着・義・羔
羽 Hanekammuri (はねかんむり): 翌・習・翠・翼
Kanamenokashira (かなめのかしら):要・栗・票・粟
髟 Kamikammuri (かみかんむり): 髢・髣・髪・髭
Asakammuri (あさかんむり): 麾・摩・磨・縻


4. Bushu Ashi ( あし ) karakter dasar yang berada di bawah :

儿 Hitoashi (ひとあし) : 元・兄・先・光
心 Shitagokoro (したごころ) : 志・忘・思・急
灬 Rekka/Renga (れっかれんが):烈・無・然・煮
夊 Natsuashi (なつあし) : 夏・夋・変・夌
廾 Nijūashi (にじゅうあし) : 弁・异・弃・弃
皿 Shitazara (したざら) : 盆・盈・盗・盛
禸 Gūnoashi (ぐうのあし) : 禹・禺・离・禽
氺 Shitamizu (したみず) : 求・沗・泰・滕


5. Bushu Tare ( たれ ) karakter dasar yang memagari kedua sisinya, sisi kiri dan sisi atas :

厂 Gandare (がんだれ) : 厘・厚・原・厄
广 Madare (まだれ) :広・序・底・庁
疒 Yamaidare (やまいだれ) : 疲・疫・病・痛
尸 Shikabane (しかばね) : 局・居・尾・屋
戸 Todare (とだれ) : 戻・房・扁・雇


6.Bushu Nyō ( にょう ) karakter dasar yang memagari kedua sisinya, sisi kiri dan sisi bawah :

Shinyō (しんにょう) : 辺・込・近・返
廴 Enyō (えんにょう) : 廷・延・建・進
走 Sōnyō (そうにょう) : 起・超・越・赴
Kinyō (きんよう) : 魅・魁・魃・魋
Kawara (かわら) : 瓧・瓩・瓰・瓱


7. Bushu Kamae ( かまえ ) karakter dasar yang memagari sisi kanan, atas juga memagari ketiga sisinya dan keempat sisinya :

冂 Dōgame (どうがまえ) : 円・内・冊・同
囗 Kunigamae (くにがまえ) : 国・固・回・団
匚 Hokogamae (ほこがまえ) : 匹・区・巨・医
凵 Kangamae (かんがまえ) : 凶・凹・凸・凷
勹 Tsutsumigamae (つつみがまえ) : 勺・勾・勿・句
門 Mongamae (もんがまえ) : 問・間・関・聞
行 Gyōgamae (ぎょうがまえ) : 術・街・衛・衝
Kazegamae (かぜがまえ) : 凧・凩・凪・凬
弋 Shikigamae (しきがまえ) : 弌・弍・弎・式
戈 Hokogmae (ほこがまえ) : 戎・戒・戓・或
气 Kigame (きがまえ) : 気・氣・氙・氛


Untuk lebih jelas lagi, silahkan lihat web ini _http://belajar-kanji.blogspot.com/
 
Mau belajar origami? Kunjungi web ini http://www.en.origami-club.com/traditional/index.html
Di jamin pasti bisa bikin origami yang telah diajarkan di web ini.

    Ditulis Kembali Oleh

    Amelia Az-Zahra

    Archives

    June 2012
    March 2012

    Categories

    All
    ことば
    Berita
    Bunpou
    Ict
    Kanji
    Nihonjijou
    Origami

    Sumber/Source